Utara membuka matanya setelah kemarin dia pingsan di rumah, yang dilihat pertama kali adalah dinding rumah sakit berwarna putih dan dengan selang infus yang menancap pada punggung tangan kanan nya. Dia melihat sekeliling ruangan itu, sepi. Itu yang di lihat utara, sampai tak lama kemudian ada seseorang membuka pintu ruang rawatnya. Orang itu adalah selatan saudara kembarnya sendiri yang datang bersama dokter
"Bagaimana utara sudah membaik? Kamu baru sadar setelah berbaring di sini" tanya dokter yang mengecek keadaan utara tak lupa suster yang menemani
"Sudah membaik dok" lalu utara tersenyum
"Baiklah kalo begitu, kamu jangan terlalu capek tara. Kamu juga harus memikirkan kesehatan kamu. Dan saran saya kamu menginap dulu disini selama satu minggu"
"Dok? Itu terlalu lama, saya sudah baik baik saja dokter. Saya pulang malam nanti juga tidak apa apa"
"Kak tara udah. Jangan ngebantah, ini juga demi kesehatan lo. Lo jangan mikirin apa apa dulu" ini selatan yang berbicara
"Tapi latan, kakak ga mau nambah beban buat kita"
"Kak!" Selatan sedikit menyentak
"Kalo begitu saya permisi, nanti ada suster yang akan membawakan obat dan makan siang kesini"
"Iya dokter terimakasih banyak ya" setelah itu dokter dan suster itu pun pergi meninggalkan mereka berdua
Selatan akhirnya duduk di kursi dekat brankar utara, dia terus saja sibuk dengan hp nya entah untuk menghubungi siapa "kamu nelepon siapa?" Tanya utara
"Gue nelpon bang gara" jawabnya cuek
"Dia belum pulang?" Selatan pun menggelengkan kepala
"Kamu sama bang gara itu jangan ribut terus tan, kita cuman punya dia di dunia ini. Kakak itu sedih karena selalu jadi bahan berantem buat kalian" ujar utara sedih
"Lo ngomong apa si kak? Gue lebih baik kehilangan bang gara dari pada kehilangan lo, maka dari itu gue rela. Berantem terus sama dia, gue peduli kak!"
"Selatan! Ngomong apa kamu?! Kita bisa hidup juga karena bang gara, yang jadi beban dari dulu buat kita itu aku! Dan dari dulu juga aku itu hilang"
"Lo kembaran gue kak! Apapun caranya, gue ga akan pernah rela lo pergi. Paham?!" Mendengar itu utara meneteskan air mata dan menahan sakit pada dadanya
Tiba tiba saja pintu terbuka dengan kasarnya, itu ada tenggara "kenapa ga ngabarin gue?" Selatan menenangkan utara yang terkejut seraya mengusap dada kakak kembarnya "gue ngomong ya." Selatan menatap tajam ke tenggara
"Lo udah chek hp belum? jangan jawab kalo hp lo mati bang" tenggara pun diam ketika menyadari hpnya memang mati
"Gue kerja dari kemarin, gue dapet kabar dari bagas kalo kalian di rumah sakit" ujar tenggara lalu mengusak rambut adik kembarnya "udah makan belum?"
"Lo sendiri?" Tanya selatan dingin
"Selatan~" tegur utara yang melihat selatan memulai perdebatan
"Tan, lo kayak ga seneng gue pulang? Kenapa?"
"Jangan ngajak debat. Gue ga mau kak tara tambah sakit, gue bukannya ga seneng lo pulang bang. Cuman lo itu jarang pulang! Lo sadar nggak!? Bahkan gue dengan susah payah kemarin bawa kak tara kesini, lo kemana ha?"
"Lo tau sendiri gue itu kerja selatan! Kerja! Gue kerja demi siapa ha? Gue kerja banting tulang juga demi kalian, lo jangan mojokin gue karena jarang pulang! Ga masuk akal tau nggak!"
"Gue sama kak tara itu butuh lo setiap waktu bang! Lo kerja apaan sampe jarang pulang kayak gini hah?! Dan uang lo aja kadang ga cukup buat kita! Apalagi sekarang kak tara butuh biaya banyak bang! Dan kali ini gue bakal kerja, lo ga bisa ngelarang gue bang!"
YOU ARE READING
ARAH✨
Short StoryUtara dan selatan adalah saudara kembar identik yang selalu bersama dari lahir. Layaknya arah mata angin posisi utara dan selatan sangat berbanding terbalik. Dimana posisi utara berada diatas dan selatan berada di bawah Tapi tidak dengan utara dan...
