Jennie penasaran apa maksud kakaknya. Ia mengikuti arah pandang Joohyun ke istana tiup dan di sana ada Kim Jisoo yang melompat-lompat bersama anak-anak kecil lainnya sebelum terjatuh dan berpura-pura mati saat mereka mencengkeram salah satu kakinya.

"Argh!" Teriak Jisoo terduduk lemas sementara anak-anak itu berhamburan satu demi satu ke arahnya hingga Jisoo hampir tidak terlihat.

"Kena dia!" Teriak anak-anak itu sementara yang lain tertawa melompat-lompat di sekitarnya.

Tepat ketika Jennie mulai bertanya-tanya bagaimana Jisoo bisa lolos dari semua anak-anak itu, ia tiba-tiba membuka matanya dan menggeram seperti dinosaurus saat ia berlutut di hadapan anak-anak yang jatuh menyamping hingga ia berdiri tegak, mengubah tangannya seolah akan mencakar mereka.

"Arghh!" Ia menggeram. "Aku akan memakanmu!" Raungnya mengambil langkah lebar sementara anak-anak kecil itu berteriak, tertawa terbahak-bahak sambil berlari dan jatuh di sekitar istana tiup. Saat tertangkap, ia akan menggelitik mereka sampai mereka hampir kehabisan napas, dan beralih ke mangsa berikutnya.

Jennie menyaksikan dalam diam dan tenang, dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.

Adakah yang tidak bisa dilakukan oleh Kim Jisoo?

Ia terpesona dengan segala hal tentang si rambut hitam dan bermata cokelat itu. Ia bisa melihat keponakannya melompat-lompat dan cekikikan sambil berlari lalu mengejar kembali. Ia melihat bagaimana mata keponakannya berbinar ketika Jisoo menangkapnya dan menggelitiknya tertawa hingga giginya terlihat.

Namun, apa yang tidak pernah Jennie duga adalah saat berbalik menghadap kakaknya, ia bisa melihat seulas senyum di bibir wanita itu sendiri.

Dia tidak berkomentar, membiarkannya begitu saja dan terus memperhatikan wanita yang dengan cepat membuatnya tergila-gila sedang bermain dengan keponakannya.

"Nini, ayo main dengan kami!" Teriak Bert.

Mendengar nama Jennie, Jisoo mendongak menatap mata kucing itu dengan senyum nakal di bibirnya.

"Iya Nini, main sama kami, yuk!" Godanya, mengedipkan mata padanya yang membuat Jennie tertawa.

"Aku terlalu besar."

"Tapi Jisoo main," Rengeknya.

"Boo!" Teriak Jisoo mengacungkan jempolnya ke bawah, yang ditiru oleh semua anak kecil di sana hingga mustahil untuk Jemnie menolaknya.

Dia melepas sepatunya, mengabaikan tawa mereka, lalu terjun masuk ke dalam istana tiup dan menyerang Jisoo dan menggelitiknya, sehingga anak-anak yang lainnya mengerumuni mereka.

Itu adalah hal paling kekanak-kanakan yang pernah Jennie lakukan, dan dalam diam dia senang melakukannya.

***

"..Happy birthday to Bert. Happy birthday to you!"

Semua orang bernyanyi serempak sementara Bert meniup lilin dan yang lainnya mulai bersorak. Ibu dan ayahnya mengecup pipinya.

"Hadiah!" Serunya melompat dari kursi kecilnya dan berlari ke tempat hadiahnya bersama anak-anak lain yang ingin melihat isinya.

"Dia mengingatkanku padaku dulu," Tawa Jisoo, menyandarkan kepalanya lelah di bahu Jennie sambil memeluk pinggangnya.

"Kau suka hadiah."

"Sangat," Jisoo memperhatikan anak kecil itu merobek kertas dari kotak dengan terburu-buru. "Punyamu ada di sana?"

"Tidak, hadiahnya terlalu besar. Punyaku selalu yang terakhir."

"Dimanjain oleh tantenya," Jisoo tertawa.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Sep 09 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

The InterviewNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ