TI Part 10

414 81 12
                                        

"Tapi benar," Kata Jisoo mengedikkan bahunya. "Kau bisa berteriak yes, yeah, dan oh fuck saat berhubungan seks, tetapi jika kau berteriak yep, bukankah terdengar aneh." Dia terkekeh dengan senyum yang semakin lebar.

"Yeah! Apa yang akan kau lakukan?" Karina tertawa, menggigit bibir bawahnya saat dia bersandar di meja yang memisahkan keduanya.

"Kurasa aku akan menghentikan apa pun yang sedang kulakukan dan langsung pulang." Jisoo tertawa. "Itu terlalu aneh."

"Iya." Karina terkekeh sendiri.

"Apa kau pernah mengalami hal aneh?" Tanya Jisoo sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya, dan membiarkannya terurai bebas.

"Jangan menghakimiku!" Karina memperingatkan, menunjuk dengan jari telunjuknya setelah merenung sejenak.

"Aku tidak bisa berjanji, tetapi aku akan mencoba yang terbaik."

"Ada satu kali ini..." Karina memulai.

"Di perkemahan band, aku memasukkan seruling ke vaginaku." Jisoo menyela

"Apa?" Karina mengerutkan kening.

"Maaf, kebiasaan, silakan lanjutkan."

"Oke," Karina tertawa menggelengkan kepalanya. "Ada satu kali ini... aku pernah melakukan one night stand."

"Dasar jalang," Ledek Jisoo.

"Kan?" Seringai Karina main-main. "Yah, bagaimanapun juga, ada alasan mengapa hubungan kami berakhir hanya one night stand." Dia meringis memejamkan matanya karena malu.

Hal itu menarik perhatian Jisoo.

"Well, saat itu sudah sampai pada bagian yang nikmat, di mana kau sudah ingin sampai, kau bahkan bisa menggigit lehernya dengan sangat keras, sehingga dia mungkin tidak punya satu leher pun yang tersisa." Karina mengaku mengingat kembali kenangan itu.

"Kami berdua hampir klimaks, lalu tepat saat aku akan mencapai puncakku... Kucingku terbang ke pantat pria itu dan mulai menyerangnya, mencakar, menggigit, mendesis, dan sebagainya." Karina tertawa.

"Pria itu benar-benar berteriak, melempar kucing itu dengan cepat dengan ketakutan di matanya, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kucing ku itu sampai hari ini, tetapi dia langsung menyerang pria itu lagi, dia terlihat tidak senang. Aku hanya tertawa terbahak-bahak." Karina tertawa sambil mengedikkan bahunya. "Aku tidak bisa menahannya, bisa dikatakan tidak satu pun dari kami mencapai orgasme dan aku tidak pernah melihatnya lagi setelah itu, syukurlah!"

"Ya ampun," Jisoo tertawa sebelum menyesap minumannya. "Ingatkan aku untuk mengunci kucingmu di luar kamar dulu." Goda Jisoo.

"Oh, apa menurutmu kau akan mendapat undangan?" Tanya Karina mengangkat alis.

Seringai Jisoo semakin lebar sambil mencondongkan tubuhnya ke seberang meja dengan tatapan menantang.

"Seingatku, kau sudah mengundangku." Kata Jisoo dengan sombong. "Ditambah lagi, kakimu sudah bermain-main denganku di bawah meja selama lima belas menit terakhir sambil berusaha keras untuk tetap menatap ke atas."

"Kau menangkapku." Kata Karina tanpa malu-malu, mengangkat tangannya. "Kau ingin ikut denganku?" Tanya Karina lagi.

"Hanya jika kau menjauhkan kucingmu." Jisoo menggigit bibir bawahnya.

"Aku bisa melakukannya." Karina menelan ludah sebelum perlahan melangkah keluar.

***

"Kita benar-benar terlambat!" Ucap Jisoo frustasi menggelengkan kepalanya sambil menutupi wajahnya.

The InterviewWhere stories live. Discover now