TI Part 16 M

624 69 5
                                        

"Ada apa denganmu?"

"Tidak ada apa-apa." Jisoo memasukkan semua pakaian kotornya ke keranjang cucian sebelum kembali ke kamarnya.

"Kau tidak pernah membersihkan kamarmu." Seringai Lisa menggoda Jisoo.

"Aku sering membersihkannya!" Jisoo membela diri dengan menumpuk semua buku pelajarannya di atas meja, alih-alih berserakan di atas lantai. "Aku hanya sibuk akhir-akhir ini." Jisoo membela diri lagi mengangkat bahu acuh saat ia menarik selimutnya hingga terentang rapi. "Kenapa kau masih di sini?"

"Memangnya aku harus ke mana?" Tanya Lisa geli bersandar di ambang pintu.

"Ke mana pun kecuali di sini. Sekarang pergi," Perintah Jisoo.

"Baiklah, aku bisa membawa tendaku untuk berjaga-jaga kalau-kalau aku harus tidur dengan tunawisma. Tidak masalah." Lisa memutar matanya saat seringai muncul di bibirnya. "Jennie tidak akan datang, kan?" Goda Lisa.

"Sebenarnya, iya." Kata Jisoo dengan kesal tapi wajahnya tampak puas dengan kamarnya. "Jadi aku ingin kau pergi." Ia dengan wajah datar berbalik menghadap wanita yang lebih muda.

"Aku tidak akan pergi ke mana pun," Kata Lisa mengangkat kepala, menyilangkan tangan di dadanya.

"Ya, kau harus pergi."

"Tidak." Lisa tertawa. "Aku tidak mau. Salah mu sendiri karena tidak memberitahu ku lebih awal."

"Jangan menyebalkan. Dia akan datang sebentar lagi." Jisoo mendengus melirik jam.

"Oh, kau benar-benar jatuh terlalu dalam untuk wanita ini." Lisa mengakui dengan mata terbelalak.

"Tidak, tidak."

"Please, kau bahkan tidak membereskan kamarmu untuk Karina." Lisa menyeringai. "Atau bahkan tidak sama sekali."

"Keluar!" Jisoo mendengus mendorong Lisa keluar kamar sambil membanting pintu, sebelum pintu itu terbuka sedetik kemudian. "Jangan coba-coba membuka pintu depan." Jisoo memperingatkan membanting pintu kamarnya lagi.

Lisa menggelengkan kepala, tertawa.

"Bodoh." Gumam Lisa.

***

Ketika Jennie akhirnya mengetuk pintu Jisoo, terlambat satu jam dan sedikit gugup, tetapi langsung hilang ketika suara pertengkaran dan gedoran terdengar dari balik pintu apartmen Jisoo.

"Minggir."

"Biar aku fuc-"

"Minggir siala-aaw!"

"AKH!"

"KAU MENGGIGITKU!"

"MINGGIR!"

Tepat saat Jennie hendak memanggil untuk memastikan apakah semuanya baik-baik saja, pintu itu terbuka dan memperlihatkan Jisoo dan Lisa dengan nafas terengah-engah.

"Hai," Sapa Jisoo santai seolah tidak terjadi apa-apa dengan napas sedikit lebih berat.

"Hai." Senyum Jennie geli, matanya melirik ke arah kedua wanita itu.

"Jari kaki telanjang!" Seru Lisa, membuat Jisoo mendorongnya ke belakang dengan agresif sementara Jennie terlihat bingung.

"Abaikan saja dia, dia sedang menstruasi." Ucap Jisoo acuh sementara Jennie hampir tertawa. "Masuk!" Seru Jisoo tiba-tiba saat sadar Jennie masih berdiri di luar apartemennya

"Iya Jennie, masuklah." Goda Lisa. "Dia membersihkan kamarnya seperti gadis baik." Lisa terkekeh, mendapat tatapan tajam dari Jisoo.

"Kau!" Jisoo memperingatkan sebelum menutup pintu kamarnya, menjauhkan Jennie dari Lisa.

The InterviewWhere stories live. Discover now