"Hm. Bagus, aku akan memberimu hadiah, okay?" Kata Jennie, menaik turunkan alisnya saat anak kecil laki-laki itu tampak siap menerkam bibinya dengan gembira.

Jisoo menduga Jennie pasti memberinya sesuatu yang bagus setiap tahun, dilihat dari reaksi anak kecil itu.

"Boleh aku mendapatkannya sekarang?!" Tanyanya antusias.

"Nanti," Kata Jennie mengecup kepalanya asal dan mengacak-acak rambut cokelat tua itu sebelum berdiri. "Bert, aku ingin kau bertemu dengan Jisoo." Jennie memperkenalkan saat Jisoo melangkah maju, membungkuk, dan mengulurkan tangannya untuk menyapa.

"Senang bertemu denganmu, Bert," Kata Jisoo dengan antusiasme yang sama seperti Jennie.

"Halo, aku Robert Grayson tapi mereka memanggil ku Bert," Katanya polos, pipinya memerah dengan senyuman lebar. "Aku mau main sekarang," Katanya cepat, pikirannya teralihkan dari teriakan teman-temannya.

"Okay," Ucap Jisoo melirik Jennie yang hampir tertawa.

"Tidak bisa fokus lebih dari lima menit," Jennie menjelaskan, memutar matanya sambil menggenggam tangan Jisoo untuk menuntunnya lebih jauh ke taman belakang.

"Jennie!" Teriak Joohyun membuat keduanya menoleh mencari wanita lebih tua itu. "Kau-" Ia berhenti sejenak.

Matanya melirik Jisoo saat Jisoo mulai tersenyum lebih lebar dari yang pernah bibirnya lakukan seumur hidupnya. Lebar sekali sampai pipinya terasa sakit.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Bentaknya, berhenti di depan kedua wanita itu, dengan tangannya bersedekap di dada dan tampak kurang terkesan.

"Joohyun, kejutan yang menyenangkan," Jisoo tersenyum lagi.

"Dia di sini bersamaku, Hyunnie," Jennie menjelaskan.

"Aku tidak peduli dia bersama siapa, Jennie. Kau bisa pulang," Kata Joohyun, mengalihkan perhatiannya dengan serius pada Jisoo. "Di sini hanya untuk yang sudah diundang."

"Aku baru sadar undanganku masih di dalam pos," Jelas Jisoo, melihat mata Joohyun menyala dengan api. Di kehidupan lain, wanita lebih tua darinya itu pasti akan menjadi naga.

"Pergi sekarang!" Bentak Joohyun pelan agar tidak menarik perhatian.

"Kalau dia pergi, aku juga akan ikut dengannya," Kata Jennie, tahu itu akan menghentikan kakaknya.

Ketika Joohyun akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah Jennie dengan tatapan bingung, barulah ia menyadari kedua wanita itu sedang berpegangan tangan, dan jika memungkinkan, ekspresi Joohyun semakin mengeras.

"Jennie. Sepatah kata." Ia menggerutu, melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan Jennie di belakangnya.

"Aku akan kembali sebentar lagi, kau bisa ambil makanan dan minuman mu," Perintah Jennie mengecup Jisoo. "Tidak akan lama."

***

"Kau pasti bercanda denganku sekarang!" Bentak Joohyun berputar di tempat saat Jennie memasuki ruangan.

"Aku tidak mengerti masalahnya," Kata Jennie dengan tegas. "Kau bahkan tidak memberinya kesempatan."

"Aku ingin dia keluar dari rumahku, Jennie. Aku tidak tahan dia di tempat kerja. Aku tidak mau dia di sini juga."

"Kalau dia pergi, aku juga pergi," Kata Jennie datar. "Kalau itu maumu, ya sudah, tapi ini ulang tahun Bert dan kau bilang aku harus membawa seseorang."

"Iya, tapi bukan dia!" Ucap Joohyun frustrasi. "Siapa pun selain dia!"

"Aku suka Jisoo, Unnie," kata Jennie ragu-ragu setelah beberapa saat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The InterviewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang