"Siap," Kata Jisoo sedikit linglung daripada beberapa detik sebelumnya, seringai Jennie terlalu angkuh tapi menawan untuknya.
Mereka mendekati pintu dengan bergandengan tangan dan Jisoo masih agak linglung sedikit untuk sejenak. Ia berhenti memikirkan bagaimana reaksi Joohyun dan betapa ia tidak sabar untuk menggodanya habis-habisan karena pikirannya malah memikirkan bagaimana tangan wanita berambut cokelat di sampingnya, yang tetap menggenggam tangannya saat mengetuk pintu depan.
Jisoo tersenyum lembut saat mata kucing itu menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ada apa?" Tanya Jennie.
"Bukan apa-apa," Gumam Jisoo menggigit bibir bawahnya. "Kau menyukaiku apa adanya," Kata Jisoo.
Dia agak bingung, karena Jennie seseorang yang sangat bertanggung jawab dan dewasa, dan memiliki semua perilaku yang seharusnya dimiliki oleh orang dewasa, sementara Jisoo adalah pemabuk terbodoh dan konyol di dunia. Ia selalu mengatakan hal-hal bodoh setiap hari, dan ia suka bertingkah kekanak-kanakan karena bertingkah seperti orang dewasa sepanjang waktu terlalu serius dan membosankan baginya, tetapi Jennie tidak peduli.
Alih-alih berkata, "Tidak Jisoo, berhentilah mengganggu kakak ku dan bersikaplah seperti orang dewasa," Jennie membiarkannya melakukan apa pun yang Jisoo inginkan.
Tatapan Jennie yang penuh tanya masih tetap ada saat ia mengernyitkan dahinya, tetapi senyumannya memberi tahu Jisoo bahwa ia mengerti dan tetap mengecup bibirnya tepat saat pintu terbuka.
"Jennie!" Sebuah suara berat terdengar riang, menyadarkan mereka berdua.
"Elgi!" Jennie tersenyum lebar memeluk pria besar itu. "Ini Jisoo."
"Kim Jisoo?" Tanya Elgi mengangkat alisnya sementara Jennie menyeringai.
"Kau sudah pernah dengar tentangku?" Tanya Jisoo, menahan tawanya.
"Rasanya seperti pernah membaca buku tentangmu," Ia menjelaskan, tawanya hampir meledak saat dia mengulurkan tangannya untuk menyapa.
"Semoga semuanya tentang yang baik-baik saja," Goda Jisoo sambil menjabat tangan pria itu yang menggenggam tangan yang sedikit lebih kecil dari Elgi.
"Hal hebat," Katanya menoleh ke arah Jennie dengan senyum yang lebih lebar dan Jisoo bisa membayangkan semua yang dikatakan oleh Joohyun tentangnya.
"Masuklah," Perintah Elgi. "Mereka ada di belakang. Kau agak terlambat."
"Aku sudah memberi pengaruh buruk padamu," Canda Jisoo saat Jennie meremas tangannya.
Tepat seperti yang dikatakan oleh Elgi, semua orang sudah berada di taman belakang. Mata Jisoo mengamati semua orang baru yang pernah ia lihat dan istana tiup besar yang tampak dipenuhi anak-anak.
Pesta anak-anak itu menjadi kenyataan, pikir Jisoo, mengingat ia pernah mengadakan pesta serupa saat kecil bersama semua teman dan keluarga yang diinginkannya, apa lagi yang diinginkannya? Musik istana tiup, makanan, dan meja yang dipenuhi hadiah.
"Nini!" Teriak seorang anak laki-laki, berlari ke arah si rambut cokelat saat Jennie berlutut dengan tangan terbuka lebar, memeluk anak kecil itu erat-erat.
"Halo," Sapa Jennie dengan nada kekanak-kanakan yang riang dengan mata kucingnya melebar karena gembira saat anak laki-laki kecil itu menjauh.
Jisoo tidak bisa berpaling.
"Ini hari ulang tahunku!" Ia menyeringai lebar, tangannya ke belakang punggungnya seperti yang dilakukan ibu dan bibinya, hanya saja ia bergoyang ke kiri dan kanak, alih-alih berdiri diam.
"Aku tahu!" Ucap Jennie dengan wajah berseri-seri. "Apa kau sudah menjadi anak yang baik atau..."
"Baik!" Selanya saat Jennie menatapnya dengan saksama, mencari kebenarannya.
YOU ARE READING
The Interview
Fanfiction"Apa yang kau ketahui tentang perusahaan ini?" Tanya Joohyun sambil mengamati wanita berambut hitam itu dengan hati-hati seolah dia adalah semacam dinas rahasia. "Yah," Kata Jisoo dengan mata menatap wanita di depannya. "Sangat besar." *SLOW UPDATE*
TI Part 19
Start from the beginning
