002🎀

63 12 4
                                        

selamat membaca!

jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara-cara.

vote, komen dan follow!

happy reading ✨

-------

Ranya menatap gundukan tanah itu datar. Kedua tangan gadis itu mengepalkan kuat hingga kukunya memutih.

"Bertransmigrasi ke dunia novel? Wow impresif! Bahkan ke novel bxb. Novel yang gue benci" sinis Ranya.

"Jika Ranya yang asli hanya diam saat di tindas. Maka perkenalkan Lea Mahena Daniazara gadis dengan sejuta prilakunya"

Ranya menyeringai lebar, manik mata nya menatap batu nisan yang berada di hadapannya itu. Dimas dan Ayu.

Kedua orang tua Ranya meninggal sehabis bertengkar hebat, ibu Ranya yang meninggal karna kekerasan dari ayahnya, sedangkan ayah nya meninggal karna Ranya nya sendiri.

"Semoga kalian hidup tenang di sana"

Ranya menjauh dari pemakaman itu, berjalan di trotoar jalan dengan lesu, hingga pandangannya tertuju pada segerombolan pemuda.

WarJan. Tempat angkringan siswa siswa SMA. WarJan singkatan dari Warung Janda.

Ranya menghampiri tempat umum itu tatapan nya tak pernah lepas pada sebuah motor sport yang berwarna hitam itu.

Sedangkan para pemuda itu menatap Ranya tanpa kedip, bagaimana bisa ada seorang gadis cantik di tempat seperti ini? Bukannya apa, hanya saja tempat ini terbilang sepi karna jarang para pengemudi yang lewat jalan ini.

"Ya ampun gelius pisan"

Ranya mengalihkan perhatian nya, dan menoleh pada seorang wanita paruh baya yang saat ini sedang menatapnya binar.

"Eneng mau kamana?"

Ranya tersenyum sopan.

"Saya ga tau mau kemana. Saya tersesat" jawab Ranya dengan wajah lesu nya.

Gue harus pura pura tersesat biar dapat simpati dari mereka- batinnya licik.

"Ya ampun neng, mendingan eneng tinggal sama ibu aja yuk. Kebetulan ibu selalu kesepian di rumah"

Ranya tersenyum dalam hati, ini adalah kata kata yang ia tunggu sedari tadi.

"Eh beneran Bu? Ga ngerepotin?" Ranya menatap ibu itu dengan tatapan tak enak.

"Iya atuh neng, ga ngerepotin ibu kok"

Ranya mengangguk cepat.

"Terimakasih Bu"

Sepertinya untuk saat ini Ranya hanya perlu tempat tinggal baru, dan menjauh dari keluarga keluarga Ranya asli.

Tanpa Ranya sadari seorang pemuda tampan sedang menatapnya dalam. Seperti tatapan rindu?

*****

"Nah ini rumah ibu neng. Maaf ya ga terlalu besar besar banget, tapi kalo buat bertiga sih cukup"

Bu Dina membuka pintu kamar yang akan Ranya tempati, dan masuk kedalam untuk membereskan beberapa barang yang berserakan.

"Bertiga?" Beo Ranya.

Bu Dina mengangguk. "Iya neng bertiga. Eneng, ibu sama anak ibu"

"Ibu punya anak?" Tanya gadis itu dengan ragu.

Young Lady's Second Life Novel WorldWhere stories live. Discover now