Prolog

9 2 0
                                        


Sore hari di Ravenswood,

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB, dan langit sudah mulai menunjukkan sisi gelapnya. Sekolah sudah sangat sepi, para siswa sudah berhamburan keluar sekitar 30 menit ke belakang.

Ya, Ravenswood memang terkenal dengan waktu belajar mereka yang Fullday, dan pulang sore sudah menjadi kebiasaan mereka. Pantas jika siswa-siswa yang bersekolah di Ravenswood diterima di beberapa universitas besar karena kepintaran dan kecerdasan mereka.

Seorang siswa tengah sibuk merapikan barang-barang di mejanya, ia memasukkan semua alat tulis yang baru saja ia gunakan. Empat orang siswa dengan ransel yang sudah bertengger di pundak mereka tampak menunggu siswa yang masih berada di dalam kelas.

"Sebanyak apa sih alat tulis lo? Sampe kita harus nunggu setengah jam?!" teriak salah satu dari mereka berempat dari luar.

"Bentar lagi! "

Kavino berdecak sebal, karena Ray terlalu lama sehingga membuat mereka menunggu setengah jam.

"Gue udah siap, ayo kita pulang" ujar Ray saat ia sudah menutup pintu kelasnya.

Mereka berlima mulai berjalan keluar dari gerbang. Oh! Apakah Ray sangat lama sehingga mereka keluar saat langit sudah gelap?

"Kalau bukan karena lo gak bawa mobil, kita pasti udah ninggalin lo sendirian" cibir Kavino. Ray tersenyum kikuk, "Kalau gue membawa mobil pun, lo pada pasti bakal nungguin gue, kan? " balas Ray hingga membuat Kavino mendelikkan matanya.

Ray tertawa singkat, lalu ia membuka kenop mobil lalu duduk berdampingan dengan Sabiru dan Gerald. Dan di jok depan, ada Devan dan Kavino yang menyetir.

Kavino mulai menyalakan mobilnya dan melajukannya menuju keluar dari area Ravenswood. Tidak ada percakapan di antara mereka selama perjalanan, hingga akhirnya Devan membuka suaranya saat melihat notifikasi di handphonenya.

"Kita diperintah buat nemuin pak kepala sekolah" ujar Devan tanpa ekspresi.

"Sekarang? " tanya Ray.

Devan mengangguk sebagai jawaban. Oh ayolah! Pelajaran apalagi yang harus mereka pelajari? Ini waktunya istirahat. Apakah pelajaran ini hanya diperuntukkan untuk seorang siswa "bintang"?.

" Ngapain? Ada pelajaran baru kah? " tanya Ray kembali. Devan mengendikkan bahunya, "Mana gue tau".

Ting!

Sebuah notifikasi kembali membuat Devan membuka suara.

"Seseorang telah mengirimkan sebuah alamat, kayaknya suruhan dari kepala sekolah? " ujar Devan.

"Biar  gue liat"

Sagara mengambil alih ponsel Devan, ia melihat lokasi yang baru saja dikirim oleh seseorang yang menggunakan nomor asing. Ia mengernyitkan dahinya, lokasi ini belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

"Kenapa? " tanya Kavino yang sedang menatapnya dari cermin. Sagara menggelengkan kepalanya. "Kagak, cuma..., tuh alamat itu kayaknya s
asing banget. " ujar Sagara, terdapat keraguan dalam ucapannya.

"Lokasinya jauh dari lokasi kita sekarang gak? " tanya Kavino. "Lumayan deket, tinggal belok ke arah kiri.... Tunggu! Tapi kita lagi jauh dari pemukiman kan? Kenapa bisa ada bangunan di tempat kayak gini? "

The Hidden Truth (On Going) Where stories live. Discover now