Part 1 - A Small Happiness in the Morning

Start from the beginning
                                    

"Iya, kami baru menikah tiga bulan yang lalu. Memangnya ada apa, Dok?"

"Pantas saja.. Reaksi ini sudah sering saya jumpai pada pasangan muda lainnya. Kalau boleh saya tahu, apakah bulan ini Ibu sudah mendapatkan menstruasi?" tanya Dokter pada Agnes. Agnes mencoba mengingat sesuatu.

"Harusnya sekitar dua minggu yang lalu, Dok, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda" jawab Agnes setelah itu.

"Baik, kalo begitu saya mau mengucapkan selamat kepada Bapak dan Ibu..." ucapan Dokter membuat Julio dan Agnes saling tatap dengan pandangan penuh selidik

"Selamat atas apa?"

"Sebentar lagi, kalian akan menjadi orang tua..."

"Orang tua? Maksudnya?" tanya Julio masih belum paham. Otaknya memproses, dan setelah sambungan kabel-kabel diotaknya bersatu "Jadi.......istri saya????" teriak Julio girang. Dokter mengangguk, mengiyakan apa yang ada di pikiran Julio

"Jadi saya hamil, Dok?" ucap Agnes tak kalah kagetnya. Binar matanya menampakkan kebahagiaan yang begitu hebat. Julio langsung mendekap Agnes dengan erat dan menciumi kening Agnes.

"Usia kandungan Ibu Agnes masih tiga minggu, jadi harus benar-benar dijaga dengan baik ya.. Jangan terlalu capek, dan ini saya berikan resep untuk vitamin yang harus diminum setiap harinya. Jika masih mual dan pusing itu reaksi normal dari kehamilan yang masih berusia muda. Jadi jangan kaget ya"

"Terimakasih, Dok.. Kalau begitu kami permisi dulu" Julio merengkuh Agnes dan keluar dari ruangan Dokter setelah menerima resepnya.

"YEAH! I WILL BECOME A DADDY!!!!" seru Julio begitu berada di luar klinik. Ia menari bak orang gila membuat Agnes tertawa melihatnya. Beberapa orang yang melihat tingkah konyol Julio pun melakukan hal yang sama dengan Agnes

"Sayang, udah ah... Banyak yang ngeliatin kamu tuh. Malu!"

"Biarin aja, aku bahagia banget hari ini, yang... Sebentar lagi kita bakalan punya baby!" Julio semakin gila. Ia menghampiri sepasang bapak dan ibu yang sedang duduk di sebuah bangku sambil mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang ayah. Hal itu memancing tawa dari kedua orang tersebut. Agnes yang malu dengan tingkah Julio segera menarik suaminya itu dan masuk ke mobil.

"Pokoknya mulai hari ini kamu nggak boleh ngelakuin pekerjaan rumah lagi, biarin itu semua jadi urusan Bibi, kamu harus diem aja di rumah dan istirahat..Oke?"

"Sayang, kamu berlebihan ah... Masa aku harus diem terus? Kan bosen?"

"Aku nggak mau kamu sama baby kita kecapekan, sayang.. Nurut ya?"

"Justru kalo kebanyakan diem ntar malah sering ngerasain mualnya, aku selama ini udah bosen di rumah terus sejak aku berhenti kerja, masa sekarang ditambah nggak boleh ngapa-ngapain sih" Agnes manyun. Sudah sejak dua bulan yang lalu Agnes berhenti dari pekerjaannya, selain karna permintaan Julio agar Agnes menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, itu juga karna keinginan Agnes yang ingin sepenuhnya mengabdi untuk keluarga kecilnya. Namun seiring berjalannya waktu, rasa bosan melanda Agnes, ia sempat meminta kepada Julio untuk kembali ke pekerjaannya, tapi Julio menolaknya. Bukan terlalu mengekang kebebasan Agnes, Julio hanya ingin mereka berdua tidak sama-sama disibukkan dengan pekerjaan yang nantinya akan mengganggu quality time diantara mereka. Cukup Julio saja sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab atas semuanya. Ia ingin hidup mandiri bersama Agnes, apalagi sekarang ia dan Agnes sudah menempati rumah baru hasil kerja keras Julio dari bisnis restorannya.

"Yaudah, tapi nggak boleh yang berat-berat ya.."

"Iyaaaa, bawel...." jawab Agnes sambil mencubit gemas hidung Julio

"Makasih ya, sayang..." ucap Julio sambil meletakkan tangannya di perut Agnes yang masih datar "Ini adalah hadiah terindah yang kamu berikan dalam hidup aku. Dia akan menjadi harta terbesar kita"

"Hidup kita akan makin lengkap dengan kehadiran malaikat kecil ini" Agnes membelai wajah Julio. Julio mendekatkan dirinya dan mengecup lembut kening Agnes.

"Kita pulang ya.. Aku nggak sabar kasih kabar bahagia ini ke Ayah sama Bunda" Julio memakaikan seat belt pada Agnes

Agnes menunjukkan reaksi mual dan mau muntah..lagi....

"Sayang, kamu mual lagi? Duh, mau muntah lagi ya? Kita turun dlu cari kamar mandi ya..." Julio buru-buru melepas seat belt Agnes. Wajahnya mendadak berubah panik.

"Bercandaaaaaaa...." jawab Agnes dibarengi dengan tawa puas karena sudah berhasil mengerjai Julio. Julio gantian manyun, dan ia pun mencubit kedua pipi Agnes

"Kamu yaaa..."

"Sakit, yang.... Ihhh.."

"Eh, maaf maaf...." Julio melepaskan kedua tangannya dan mengusap-usap wajah Agnes

"Pengen bubur ayam...." ucap Agnes kemudian

"Cieee udah mulai ngidam ya.. Jadi baby minta makan bubur ayam? Oke deh, ayokk!" Julio menyalakan mobilnya dan melaju pergi.

FOREVER ✔Where stories live. Discover now