Fakta yang Mengecewakan

3.7K 132 7
                                    

SUARA desiran ombak di pantai pulau Jeju yang terdengar di telingaku membuat perasaanku nyaman. Semilir angin pantai membelai-belai rambutku sehingga membuat hati ini begitu tentram dan damai. Mataku menatap keindahan alam yang ada di depan mataku, keindahan matahari terbit. Langit di atasku yang awalnya hitam dan penuh bintang-bintang, perlahan berubah warna menjadi biru  dan kini ditemani awan yang membentuk gelombang-gelombang indah seperti kapas. Satu kata yang dapat kuucapkan untuk menggambarkan semua ini: Indah.

Mataku seakan belum puas menatap semua keindahan ini. Aku tidak ingin beranjak dari tempatku berdiri. Namun apa boleh buat, aku harus segera pergi dari pantai ini. Aku harus melakukan sesuatu. Aku sangat senang sekali karena hari ini adalah hari spesial dalam hidupku. Pulau yang indah ini, adalah tempat dimana aku bertemu dengan kekasihku tepat tujuh tahun lalu dan di pantai ini pula kini aku akan bertemu dengannya setelah empat tahun berpisah.

Aku baru saja menyelesaikan studi Design-ku di Paris, Perancis dan langsung terbang ke pulau ini setibanya di Seoul. Aku tak memberitahu kekasihku tentang kedatanganku ke tempat ini. Ini akan menjadi kejutan sempurna untuk pria yang sudah menjadi kekasihku selama lebih dari 7 tahun itu.

Kekasihku, Lee Dong Hae, benar-benar senang bekerja. Aku diberi tahu oleh manager-nya bahwa sekarang dia sedang berada di pulau Jeju untuk melakukan syuting film terbarunya selama 3 bulan ke depan. Aku benar-benar bahagia memikirkan tentang pertemuan yang akan kami lakukan hari ini. Aku sudah merencanakan semuanya sejak tadi malam bahkan sejak aku berada di pesawat menuju pulau Jeju ini. Aku akan mendatangi hotel tempat kekasihku menginap dan akan membuat sedikit kejutan dengan membangunkannya.

Aku berjalan menuju hotel tempat Dong Hae oppa menginap. Aku sudah menghubungi pihak hotel untuk bekerjasama denganku. Awalnya mereka menolak, namun setelah aku paksa akhirnya mereka menyetujuinya. Aku dipinjami oleh mereka kunci duplikat kamar tempat kekasihku melakukan check-in. Aku menaiki lift menuju lantai 7 dan meniti langkah mencari kamar dengan nomor 2506.

Sekarang Aku tepat di depan pintu kamar kekasihku. Aku membuka kunci pintunya. Aku membukanya perlahan dan dengan langkah kaki yang terjinjit aku melangkah masuk ke dalam agar tidak membangunkan Oppa yang sedang tidur. Aku langsung menuju tempat tidur.

Aku tertegun. Betapa kagetnya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri sesuatu yang selama ini tidak kuharapkan. Dong Hae oppa tidur dalam satu ranjang bersama Kwon Yu Ri eonnie, sahabat baikku sejak kecil dan sudah aku anggap sebagai eonnie (kakak perempuan)-ku sendiri.

Tubuhku terasa terpaku di tempat aku berdiri karena tak percaya dengan apa yang sedang kulihat saat ini. Kekasih yang selama ini kupercayai tidak akan pernah berselingkuh, ternyata dia berselingkuh dengan sahabatku. Selama ini mereka telah bermain cinta di belakangku.

Aku ingin berteriak membangunkan mereka, memarahi mereka, memaki mereka dan menjambak rambut mereka. Namun aku tak bisa melakukan itu semua. Aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh di hadapan mereka. Yang dapat kulakukan hanyalah berdiri mematung di depan tempat tidur mereka.

Dong Hae oppa dan Yu Ri eonnie terlihat mulai bangun dan perlahan membuka mata mereka, sepertinya mereka mulai sadar bahwa aku telah memperhatikan mereka.

“Siapa itu?” tanya Dong Hae oppa dengan memincingkan sebelah matanya. Matanya terlihat silau melihatku karena aku berdiri di belakang jendela yang terkena langsung sinar matahari pagi.

“Seo Hyun-ah!” seru Yu Ri eonnie menyebut namaku dengan ekspresi sangat kaget.

Sepertinya mereka sudah mengenaliku. Mereka pasti terlihat kaget karena menyadari bahwa aku sudah menangkap basah perselingkuhan mereka.

“S.Sejak kapan kau ada di sini?” tanya Dong Hae Oppa padaku dengan suara gugup.

Aku tak menjawab pertanyaan itu. Aku sudah tidak mampu berkata apapun. Tubuhku sudah mulai bisa kugerakkan. Aku melangkahkan kakiku dengan pasti menuju pintu untuk segera keluar dari tempat ini. Dong Hae oppa terlihat mulai bangkit dari tempat tidurnya sambil tergesa-gesa mengenakan pakaian miliknya yang sebelumnya berserakan di atas lantai. Kemudian Dong Hae oppa berlari mengejarku dengan pakaian dan rambut yang terlihat acak-acakan. Aku berdiri di depan lift. Menekan-nekan pintu lift agar segera terbuka. Aku masuk ke dalam lift begitu pintu lift terbuka.

Dari jauh Dong Hae oppa berteriak, “Tunggu Seo Hyun-ah. Aku bisa menjelaskan ini semua kepadamu. Aku mohon dengarkan penjelasanku Seo Hyun-ah.”

Aku segera menekan tombol penutup tanpa mempedulikan ucapan Dong Hae oppa dan pintu lift pun dengan cepat tertutup ketika Dong Hae oppa berdiri tepat di depannya untuk mencoba masuk kedalam lift ini. Kami pun seakan berdiri terpisahkan oleh pintu lift.

Di dalam lift, air mataku mulai bercucuran. Aku menangis dengan suara yang terisak-isak mirip seperti anak-anak yang kehilangan permennya karena di curi. Aku tidak dapat menahan kesedihan ini. Aku merasakan bahwa perasaanku telah benar-benar terluka dan sangat tersakiti oleh kenyataan yang tidak pernah kusangka akan terjadi padaku.

Aku sama sekali tidak menyadari bahwa aku berada di dalam lift bersama seorang pria. Pria itu berdiri tepat di belakangku. Mendengarku menangis, pria itu mengulurkan sapu tangannya padaku. Aku sedikit terkejut ketika menyadari ada seseorang di belakangku. Aku pun mengambil sapu tangan bermotif kotak-kotak biru dan putih yang dia ulurkan, lalu menyapu air mataku dengan sapu tangan tersebut.

Kamsahamnida (Terima Kasih),” ucapku pada orang tersebut.

The Guardian Angel (수호 천사)Where stories live. Discover now