Zanan lalu memberikan satu susu kotak berwarna biru tersebut kepada Adam. Lelaki itu pun mengambilnya lalu tersenyum.

"Makasih ya, Nan." ujar Adam tersenyum manis.

Zanan mengangguk, "Yaudah, kalau gitu gue duluan ya. Mau ke kasir nih." Zanan lalu berjalan menuju kasir dengan menenteng keranjang belanjaannya. Adam juga ikut mengekor dibelakangnya.

Pegawai kasir pun mulai menghitung total belanjaan Zanan. Setelah itu, Zanan pun membayarnya sekaligus membayar susu yang ia berikan kepada Adam juga. Hitung-hitung sebagai tanda terima kasih karena waktu itu Adam mentraktirnya nasi goreng. Setelah mengambil belanjaannya, Zanan pun keluar dari minimarket yang diikuti oleh Adam.

"Zanan?" panggil Adam membuat Zanan melihat kearahnya.

"Ya?" jawab Zanan seadanya.

"Lo ada waktu? Mau ikut gue ke rooftop?"

Zanan terkejut mendengar ajakan Adam. Ia memberanikan diri untuk menatap ke arah mata lelaki di hadapannya, lalu menemukan satu titik kesedihan disana. Ini bukan berlebihan, tapi dalam hati Zanan merasa bahwa Adam membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Karena beberapa menit yang lalu, Adam bahkan mengatakan bahwa suasana hatinya sedang tidak baik. Meskipun Adam tersenyum di depan Zanan, sepasang mata lelaki itu mengatakan hal yang berbeda. Zanan pernah mengalami hal itu. Harus memaksakan diri tersenyum walau nyatanya suasana hatinya sedang tidak baik. Maka dari itu ia paham dengan kondisi Adam sekarang, dan memutuskan menerima ajakan Adam.

"Yaudah." jawab Zanan lalu tersenyum.

Ada perasaan lega di dalam hati Adam ketika Zanan menerima ajakannya. Ia pun dengan cepat berlari ke arah motornya dan membawanya ke dekat Zanan. Zanan naik ke motor Adam tanpa bantuan lelaki itu lagi. Membuat Adam yang melihatnya pun tersenyum.

"Udah bisa naik sendiri ya sekarang?" celetuk Adam.

"Iyalah. Kan udah pernah waktu itu." Zanan terkekeh. Adam lalu menjalankan motornya meninggalkan parkiran minimarket tersebut.


— ㅇ —

Adam dan Zanan telah sampai di tempat yang mereka tuju. Adam berdiri menatap pemandangan di depannya yang begitu menenangkan. Suara klakson terdengar dimana-mana. Kalau sudah di atas rooftop seperti ini, sesuatu yang terlihat besar berubah menjadi kecil. Tangannya lalu merogoh kantong jaketnya, lalu menemukan sekotak susu yang tadi Zanan berikan. Adam baru sadar bahwa ia tidak jadi membeli rokok. Lelaki itu pun lalu menatap ke arah susu kotak tersebut, membuat Zanan yang tadinya menatap lurus kedepan, beralih menatap Adam.

"Coba aja lo minum. Lo bakal ngerasa lega setelah minum susu itu." Zanan bersuara untuk meyakinkan Adam. Tiga detik berikutnya, Adam pun meneguk susu tersebut hingga habis tak tersisa. Zanan lantas tersenyum lebar melihat hal itu.

"Gimana? Enak kan?" tanya Zanan sedikit bersemangat. Melihat Zanan yang tersenyum lebar ke arahnya, tentu saja membuat Adam ikut tersenyum.

"Not bad as I thought." ujar Adam lalu mengangguk. Ia lalu meletakkan kotak susu tersebut disebuah kresek, lalu kembali berdiri disebelah Zanan. Terjadi keheningan untuk beberapa saat, hingga matahari memberi tadi bahwa ia akan segera terbenam.

Langit berubah menjadi warna orange, membuat siapapun memandangnya akan terkagum. Orang-orang menamai langit sore hari dengan sebutan senja. Sebentar lagi matahari akan segera terbenam.

ZADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang