"Udah ah ayoo berangkat. Nanti kita telat."

"Bun, yah. Kita berangkat yaa." kak sam Berpamitan ke bunda dan ayah. Aku mengikutinya dan berjalan masuk ke dalam mobil.

••••••

"Jangan centil-centil ya disekolah." ujar kak sam memecah keheningan.

Aku mengalihkan pemandanganku dari jendela ke arah kak sam dengan memasang wajah cemberut
"Enak aja, emangnya aku cewe apaan kak."

"Iya iyaa jangan ngambek gitu dong adik kecil sayang." kak sam mengelus kepalaku lembut.

"Apaansih kaa, lebay deh." kataku sambil tersenyum.

"Nah kan kalo senyum gitu tambah manis, Kalo ada yang macem-maem sama kamu kasih tau kaka ya, biar kaka hajar orang yang berani macem-macem sama adik kaka yang manis."

Aku mengendus kesal " kak sam, kakak aku yang paling ganteng, aku udah gede tau."

"Iyaa udah gede ya, tapi ke kamar mandi tengah malem aja mesti ngetuk pintu kamar kaka dulu, minta di temenin." kak sam menyubit pipi ku gemas.

"Kak, sakit tau. Itu semua kan terkecuali." Kak sam cekikikan.

"Bahagia banget kalo ngerjain Adenya, Seneng banget bikin adenya kesel! Nyebelin."

Kak sam makin cekikikan mendengar ocehanku.

"Kak saaaam!" aku menyubit pinggang kak Sam gemas.

"Aw.aw. Eh iyaa ampun kay, ampun." kak Sam menyerit kesakitan.

"Makanya jadi kaka jangan nyebelin! Rasain!" seruku.

"Iya iyaaa cantik, ampun ya. Peace." kata kak Sam sambil nyengir lebar.

Aku tertawa geli melihat kak Sam minta ampun seperti anak kecil. Ya walaupun sisi negatif  kak Sam itu overprotective-nya yang kebangetan banget. Tapi, plus yang di dapet dari dia adalah kehangatan dan perhatian menurutku gak akan pernah ada habisnya. Dia yang selalu ada saat aku dilanda kesedihan. Pokoknya, Ily kak Sam.

•••••••

Aku dan kak Sam keluar dari mobil.
Kak Sam lebih dulu keluar dari mobil menungguku di depan mobil. Saat ingin keluar dari mobil menghampiri kak Sam sudah banyak mata yang menatapku sinis seakan ingin menerkam diriku.

Yaa, mereka adalah fans Kakakku yang sokcool ini. Aku menghela nafas mentap mereka dan beralih menatap Kak Sam dengan tatapan ketakutan.

"Kamu kenapa Kay?" tanya Kak Sam bingung.

"Gapapa ko Kaa." dengan senyum yang dipaksakan.

"Kamu takut? Takut sama Mereka?"

Aku mengangguk pelan.

"Sama Kaka aja gak takut masa sama mereka takut?" ujar Kak Sam meledekku.

"Kakaa, Aku serius."

Kak sam menghela nafas dan menatapku dengan perasaan tidak enak "Sayang, kamu nggak usah takut Kaka selalu disini ko buat jagain kamu, Kaka gak akan biarin orang manapun buat nyakitin kamu. Kaka janji itu." ujar kak sam mengelus pipiku lembut.

"Pinky promise?" mengulurkan kelingkingku.

Kak sam menatapku bingung dan akhirnya membalas kelingkingku.

"Yeah. Pinky promise,honey."

Kak sam melepaskan kelingkingnya dan beralih menggengam erat tanganku menghantarkanku ke depan kelasku.

"Udah yaa. Kaka ke kelas dulu, jangan centil yaa." mengusap kepalaku lembut

"Siap bos." mengangkat tanganku seolah memberi hormat kepadanya.

•••••••

Aku merogoh tasku, mengambil benda kecil yang selalu bisa membuat aku lupa akan waktu setiap menggunakanya. Yap, Iphone-ku.
Aku mencari kontak sahabatku berniat untuk mengirim pesan kepada sahabatku itu.

Kayla: Han, lo udh dimana? Gue udah dikelas. Sepi bgt han. Atuuuuttt.

Hanny: Hahahaa. Pagi-pagi udh bikin standup aje lo. Gue udh digerbang. Sabaaar. Tunggu abang neng..

Kayla: Iya bang cepet ya. Eneng takut bang:') Ilybaaang

"Njir jijik gue, berasa jokut -jombloakut-  banget kita." teriak hanny menatapku saat masuk kekelas.

"Sama gue juga. Jokut? Lo aja deh han! Gue sih amit-amit."

"Nggak usah malu mengungkapkan kesendirianmu nak, siapa tau kalo kita mengumbarkan tentang status kesendirian kita, kita bakalan dapet pangeran hati disekolah ini."

Aku dan hanny tertawa terbahak-bahak sampai yak terasa bahwa anak-anak sudah memenuhi kelas ini. Bel masuk pun berdering.

••••••

Hanny anindiastari, dia Hanny sahabat baikku. Keras kepala, Pintar, baik, ramah, dan tentu saja cantik bak seorang model.

Tidak heran banyak sekali yang ingin jadi kekasihnya. Banyak lelaki yang sakit hati karna ditolak mentah-mentah olehnya. Tapi nggak sedikit juga lelaki yang ia terima untuk menjadi kekasih hatinya.

Aku dan Hanny memiliki segudang kesamaan. Dari Warna favorit, artis favorit, makanan favorit, sampe cowo favorit kita pun sama. Ini nggak penting banget yah. *Hiraukan saja yang terakhir. Hahaha.

Aku dan Hanny tak sengaja bertemu saat pertama kali masuk sekolah ini.

Mungkin Tuhan memang sengaja mengirimkan hanny untuk menjadi sahabatku yang selalu bersamaku dalam suka maupun duka. *lapingus

*flashback on*

PERHATIAN BUAT SELURUH SISWA/I BARU SMA RAJAWALI. HARAP BERKUMPUL DILAPANGAN. SEGERA!

Aku panik mendengar intruksi yang diberikan kakak-kakak yang mementori anak baru disekolah ini. Yap ini hari pertamaku melaksanakan MOS. Hari dimana para siswa baru dikerjain oleh para mentor, Ralat 'disiksa(?).

Mendengar intruksi mentor aku mengambil langkah seribu menuju lapangan. "Aw.." yap aku menabrak seorang wanita. Ceroboh sekali aku Ini.

"Maaf ya, aku nggak sengaja tadi, lagi buru-buru nih, aku panik." ujarku merasa bersalah.

"Iya gapapa ko. Gue Hanny." Ia tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Kayla. Panggil aja Kay." Balasku menerima uluran tangannya.

*flashback off*

•••••••

Hai readers. Makasih buat yang udah mau sempetin baca dan vote.
Kritik dan saran? Boleh banget, terimakasih^^

The problem with perfectМесто, где живут истории. Откройте их для себя