HOF : 25. The Truth

10.2K 915 359
                                    

••Jangan jadi Silent Readers••

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

••Jangan jadi Silent Readers••

Budayakan Vote sebelum baca:)

••Happy Reading••

Alethea menatap terkejut dengan perubahan dari Jeno. "Ini beneran kamu Jeno?" ucap Alethea ragu.

"Hah? Kenapa, aneh ya?" balas Jeno mengusap leher belakangnya malu.

Alethea menggelengkan kepala, "Bukan gitu, kamu malah keliatan lebih tampan sekarang." balas Alethea bercanda.

"Begitu, oh. Iyaa, kenapa chat aku gak di bales Ale. Kamu juga udah beberapa hari gak masuk sekolah." ucap Jeno serak.

Mata Alethea menyipit dengan senyuman di wajahnya. "Kangen, yaa??" Alethea menaik-turunkan alisnya.

Jeno mengalihkan pandangan dengan cepat, "Mana ada, aku cuma khawatir kamu kenapa-napa. Gak usah Ge'er!" kilah Jeno.

Aku kengen banget sama kamu Alethea, cuma kamu satu-satunya orang yang mau dekat denganku. Aku juga tau tidak berhak untuk memiliki perasaan ini.

Alethea behenti menjaili Jeno, "Aku memang ada urusan beberapa hari ini, tapi besok aku masuk sekolah."

Alethea melangkah ke depan, saat ini anak-anak panti sudah masuk untuk mandi, Alethea melangkah menuju pohon besar dengan ayunan yang terikat di dahan kuat pohon itu.

Alethea duduk di sana.

Jeno mengikuti, "Ale, Ibu akhir-akhir ini sering tanya kapan kamu kerumah lagi."

"Gimana besok pulang sekolah?"

Jeno terkekeh, " Yang lebih mengeselinnya Ibu cerita sama para tetangga cuma gara-gara aku pertama kali bawa teman ke rumah." keluh Jeno, mengingat beberapa hari lalu ketika ia sedang mengikat tali sepatu, ibunya sedang bergosip. Dan lebih parahnya anaknya sendiri yang sedang jadi bahan gosip itu. Jeno benar-benar malu setiap melihat tatapan penuh makna para tetangganya.

Alethea tertawa lepas, tawanya terdengar sangat indah.

Tanpa mereka sadari seseorang memfotokan mereka dari beberapa sudut pandang.

Alethea mengeluarkan gelang titanium perak yang ia beli, menyerahkannya pada Jeno.

"Pakai."

Jeno menerimanya, gelang dengan pengait cara pakainya.

"Nggak suka?" tanya Alethea melihat Jeno terus menatap gelang itu.

Jeno segera menggelengkan kepala, "Suka, sepertinya aku harus meminta bantuan seseorang mamakaikannya."

Alethea memukul tangan Jeno, "Sini tangan kamu."

Jeno menarik sudut bibirnya, mengulurkan tangannya.

HEART OF FIRE Where stories live. Discover now