[22]

7 4 0
                                    

🌟🌟🌟

Aku harap, tidak ada lagi kejadian buruk terjadi. Karena, tak mau ada hal yang akan menjadi kenangan buruk dalam hidupmu. Itu cukup menyiksa batinku. Terlebih, itu akan membuat kita susah menjalani kehidupan saat ini. Jadi, aku ingin mendapatkan kenangan indah yang abadi.

🌟🌟🌟

Seseorang menahan tangan Mama Selena, saat akan melayangkan tamparan kepada Berlian.

"Stop, Tant! Anda nggak berhak, ngelakuin tindakan kasar serta menghina orang lain hanya karena rasa benci dan dendam." River mengatakan hal itu dengan tegas sembari menatap Mama Selena. Sebenarnya, ia malas ikut campur dalam masalah orang lain. Akan tetapi, perdebatan serta keributan yang terjadi menganggu orang sekitar.

Mama Selena tersenyum sinis, tak menyangka Berlian akan mendapat perlindungan dari River.

"Ternyata, kamu memang murahan seperti Mamamu. Sampai-sampai semua cowok membelamu." Mama Selena beralih menatap Berlian dengan tatapan benci.

Berlian menghela napas, mulai tidak sabar mendengar perkataan wanita paruh baya itu. Karena, sedari tadi dibiarkan tapi justru semakin tidak bisa terkendali kata-katanya.

"Maaf... Tant. Dari tadi, saya berusaha diam tidak terpancing emosi. Namun, kata-kata Tante semakin keterlaluan. Berhenti membawa-bawa orang yang tidak ada kaitannya dengan masalah sekarang ini. Apalagi, bawa orang tua saya. Padahal, masalah utama di sini itu anak Tante. Selena. Dia udah menduakan sahabat saya, padahal Banyu selalu berusaha melakukan hal terbaik buat hubungannya sama Selena." Berlian mulai mengeluarkan unek-uneknya. Karena, sudah tidak tahan dengan segala perkataan buruk dari Mama Selena.

"Jangan salahkan Selena, karena dari awal emang nggak seharusnya dia jatuh cinta sama cowok miskin seperti Banyu." Mama Selena kembali berbicara, mengeluarkan kata-kata yang bisa dibilang menyakiti perasaan Banyu. Padahal, Banyu bukan dari kalangan orang tidak berada. Akan tetapi, Mama Selena selalu menganggap cowok itu miskin.

"Roda kehidupan terus berputar, Tant. Dan, Tante harus ingat Banyu tidak semiskin yang ada pikirkan. Tolong, berhenti mengatakan hal yang tidak benar. Beruntung sekarang keluarga Tante sedang berada di atas, Selena sedang naik daun karirnya. Namun, itu semua hanya sementara." Berlian berusaha mengingatkan hal itu pada Mama Selena.

"Nggak usah nasihatin saya, dasar anak dari wanita murahan." Lagi-lagi kata kasar serta hinaan keluar dari mulut Mama Selena pada Berlian.

Berlian benar-benar sudah tidak bisa menahan amarahnya sekarang. Terlebih, wanita paruh baya yang merupakan Mama Selena itu terlihat tidak mau mengalah.

"Di sini bukan saya yang murahan, tapi justru anak Tante. Selena. Karena, dia menjalin hubungan bersama dua cowok sekaligus. Harusnya, Tante sadar itu salah. Tapi, malah Tante mendukung tindakan tidak benar itu dilakukan Selena. Jadi, benar kan yang murahan Selena bukan saya?" Berlian mulai bisa berbicara tegas, sedikit menyudutkan Mama Selena serta Selena.

"Dasar kurang ajar! Seharusnya, saya dulu bikin kamu mati! Agar, bukan cuma mental dan karirmu yang hancur!" Mama Selena semakin meluapkan emosinya.

Selena tidak tega, melihat Mamanya semakin terpojok sekarang. Takut, bila wanita paruh baya itu semakin menjadi.

"Udah, Mah. Mending, sekarang kita ke rumah sakit aja. Soalnya, kondisiku udah makin parah. Gatel-gatel nya makin terasa." Selena berusaha menenangkan Mamanya.

Love Syndrome [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang