[20]

8 4 0
                                    

🌟🌟🌟

Saat ini, aku hanya ingin semua baik-baik saja. Tidak ada sebuah kejadian buruk. Karena, aku tak mau ada sebuah rasa kecewa serta sakit datang menghampiri.

🌟🌟🌟

"Lily lagi nanya ke Kak Hasta besok bisa nganterin ke sekolah apa, nggak? Soalnya, nggak enak tiap hari bareng Banyu. Apalagi, Banyu kan udah punya pacar. Takut nanti jadi salah paham sekaligus masalah." Berlian memberi alasan yang logis. Perkataannya memang benar, ia tak enak hati bila selalu bersama Banyu.

Hasta mengangguk, tanda membenarkan perkataan Berlian. Lagipula, masalah yang dibicarakan tadi secara bisik-bisik dengan Berlian tidak seharusnya diketahui orang tuanya. "Soalnya, cara pandang orang kan beda-beda. Jadi, mending Adek dianter Kakak besok. Lagipula, besok Kakak jadwal masuk kuliahnya agak siang."

"Oke, siap. Makasih, ya, Kak. Jangan sampai telat bangun lho besok." Berlian memperingatkan Hasta, karena terkadang Kakaknya itu suka begadang membuatnya terlambat bangun. Dan, itu bisa membuat kacau semua rencana yang sudah disusun dengan rapi.

"Oke. Gue usahain nggak telat banget, Dek. Kalo nanti, gue belum keluar dari kamar ya tunggu aja." Hasta mengatakan hal itu, karena tahu Berlian pasti mau menunggu dirinya.

Berlian mengangguk, mengiyakan perkataan Hasta.

"Kalo masih nggak nongol, gue masuk bawa air seember, ya, Kak." Berlian sedikit menggoda serta memperingatkan Hasta. Agar, Kakaknya tidak membuang-buang waktunya.

Hasta menghela napas, tak habis pikir dengan apa yang dikatakan Berlian. Adiknya. Padahal, seharusnya ia bisa dibangunkan dengan cara baik-baik. Namun, kenapa Adiknya justru mempunyai ide gila seperti itu. "Gue nggak bakalan telat kalo gitu. Soalnya, nggak mau basah disiram sama lo, Dek. Nanti kamar gue jadi banjir."

Berlian tersenyum seraya tertawa kecil, tahu bila Kakaknya tidak suka kamarnya basah terkena air. Terlebih, itu akan sulit membersihkan serta mengerikannya.

"Udah... Udah. Jangan ribut, mending kalian tidur aja besok harus sekolah sama kuliah. Biar, nggak terlambat bangun." Dinda menyuruh anak-anaknya untuk segera beristirahat, karena hari sudah mulai malam.

"Oke siap, Mah. Good night." Berlian serta Hasta kompak mengatakan hal itu pada Dinda.

"Night too."

Kedua anak itu, bangkit dari duduknya. Kemudian, mulai melangkah pergi menuju kamar masing-masing.

🌟🌟🌟

Pagi hari. Sesuai rencana yang sudah disusun saat malam hari. Kini, Hasta benar-benar akan mengantarkan Berlian. Adiknya. Meskipun, ia tahu bila Banyu pasti akan berusaha mengajak Berlian berangkat bersama.

"Udah sana, berangkat aja duluan, Nyu." Hasta berusaha memberitahu Banyu. Walaupun, Banyu masih setia menunggu Berlian yang sedang memakai sepatu.

"Jangan ngibul, Kak. Biasanya juga, Lily bareng gue ke sekolahnya." Banyu masih bersikukuh akan berangkat bersama dengan Berlian. Karena, sudah menjadi kebiasaan keduanya sedari lama.

"Heh bocah! Dibilangin kok ngeyel, sih. Gue bilang kan Lily mau berangkat diantar sama Kakak tersayangnya ini. Mending lo berangkat duluan sana. Jemput pacar lo dulu, kek. Atau gimana? Masa jarang bareng pacar sendiri, malah tiap hari bareng sahabatnya. Lo beneran pacaran sama Selena, kan?" Hasta terus memperingatkan Banyu. Agar, tidak menunggu Berlian yang akan diantarnya.

Love Syndrome [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang