part 41

1.4K 301 5
                                    

"Appa, eomma, dara eomma... ayo kita bertemu"

BRAK!

"JENNIE KIM!"

Srekk!

Dengan gerak cepat lisa mengambil gunting di lengan jennie dan melemparnya ke sembarang arah.


"J apa yang kau lakukan! aku mohon jangan seperti ini" Lisa langsung mendekap tubuh mungil gadisnya dengan sangat erat, ia tidak peduli jennie memberontak sambil menangis histeris, ia hanya bisa memejamkan mata dan sekuat tenaga ia memeluk gadisnya.

Flashback...

Sepajang ia bekerja perasaannya tidak enak, pikirannya tidak tenang dan terus tertuju pada kekasih kecilnya. Meski jennie tidak pernah mau membuka kamar dan tidak ingin siapapun datang menemuinya, lisa tidak peduli, setiap hari ia datang meski hanya diam di depan pintu.

Namun hari ini perasaanya benar benar tidak enak, ia langsung bergegas pergi ke panti. Sesampainya disana ia mendapat kabar jika kekasih kecilnya kembali mengunci pintunya, rupanya saat jennie mengunci puntunya, pengurus yang menjaga disana mendengar suara kuncinya.

Hal itu membuat lisa khawatir bukan main, ia mencoba mencari celah untuk mengintip apa yang gadisnya lakukan di dalam.


Beruntung ada sedikit lubang yang sepertinya menembus sampai pintu. Namun saat ia mencoba melihat keadaan di dalam ia membulatkan matanya.

"Yatuhan J!"

BRAK!"

Flashback Off.

"Hiks..Lepas Lisa!"

"Nini ingin ikut eomma hiks..."

"Lisa jahat hiks.. lisa jahat..kembalikan nini mohon... kenapa lisa mengambilnya hiks.."

Lisa hanya diam membiarkan jennie menangis sampai dirinya Lelah. Sedangkan salah satu pengurus panti terlihat buru buru mengamankan berbagai macam benda tajam yang ada di kamar.

"Aku mohon jangan menyakiti dirimu sendiri J.."

Ia megusap lembut bahu kekasihnya. Ia tidak bisa membayangkan jika ia telat satu detik saja, entah apa yang akan terjadi dengan gadisnya.

"Euughh..aakkhh!" Jennie tiba tiba memekik sambil meremas kepalanya membuat lisa terkejut.

"Yatuhan J!" Lisa membulatkan matanya saat gumpalan darah keluar dari hidung kekasihnya, tanpa basa basi ia langsung mengangkat tubuh mungil itu.

"Tolong salah satu ikut saya, kita kerumah sakit sekarang!"


......


Dengan perasaan campur aduk lisa berusaha menyetir dengan baik. Di kursi belakang gadisnya sudah tidak sadarkan diri. Di Tengah perjalanan lisa mencoba menghubungi kedua orang tuanya.

Setelah beberapa menit di perjalanan ia bergegas membawa jennie ke dalam, petugas terlihat langsung membawanya ke unit gawat darurat.

"Maafkan kami yang lalai menjaganya" Ucap salah satu pengurus yang ikut mengantar.

"Tak apa saya mengerti" Lisa mengangguk mengerti.

Tidak ada yang bisa disalahkan, seluruh pengurus pun sudah sebisa mungkin menjaga dan mencoba berinteraksi. Namun sejak kepergian eommanya, jennie benar benar tidak mau ada siapapun yang menemuinya. Dara adalah pimpinan panti, tidak mungkin orang orang disana tidak menjalankan amanat untuk menjaga putri kesayangannya.

Setelah beberapa menit dokter terlihat keluar, bertepatan dengan itu orang tua lisa terlihat datang.

"Dok bagaimana keadaanya?" Tanya lisa.

"Pasien mengalami dehidrasi dan penurunan darah yang cukup tinggi, kondisi tubuhnya benar benar jauh dikatakan baik. Untuk beberapa hari pasien harus dirawat sampai benar benar pulih"

"Tolong siapkan ruang rawat terbaik dengan perawatan terbaik" Bukan lisa yang berbicara melainkan krystal. Lisa sangat bersyukur karena orang tuanya menerima jennie dengan begitu baik.

"Baik Nyonya, kami akan segera memindahkannya" Mereka mengangguk.

"Mom, dad. Terimakasih" Ucap lisa. Marco dan krystal terlihat mengangguk.


...........................

Tubuh mungil itu terlihat terbaring dengan damai, wajahnya terlihat tenang meski kelopak mata yang bengkak tidak mencerminkan ketenangan. Namun nafas yang teratur dan posisi yang terlihat nyaman membuat gadis mungil itu terlihat begitu tenang.

Sudah hampir dua jam jennie masih betah memejamkan matanya, sepertinya gadis mandu itu benar benar kehilangan banyak tenaganya. Ia terlihat tidur begitu nyenyak.

Lisa dan keluarga setia menunggu, bahkan disana terlihat ada rose yang baru saja datang.

"Pipi gembulnya hilang, aku rindu mencubit pipinya" Ucap rose sambil memanyunkan bibirnya.

"Meski disana banyak orang tapi aku yakin tidak ada yang dekat dengannya selain eomma dara dan ella. Dia akan merasa sendirian, sebaiknya kita mengambil nini untuk diadopsi" Ucap rose.

"Memang sebaiknya nini tinggal Bersama kita, mommy tidak tega.." Ucap krystal.

"Benar, kalo begitu daddy akan mengurus kepindahannya nanti"

"Sekarang saja ayo, pulang dari sini nini harus langsung ke rumah kita" Ucap krystal.

"Kalian serius?" Tanya lisa sedikit terkejut.

"Apa kau berniat tidak serius? Bukankah kau ingin menikahinya?" Marco malah balik bertanya.

"Ck..Pake nanya, monkey monkey" Ucap rose.

"Tapi ingat janjimu, kau harus tetap kerja keras. Semuanya tidak gratis" Ucap marco, lisa langsung mengangguk dengan cepat.

"Siap dad"

"Bararti kita pikirkan bagaimana cara membujuknya, nini tidak bisa dibohongi, pirasatnya sangat kuat" Ucap rose.

"Aku akan men-"

"Hiks..eommaa.."


HAPPINESS |JENLISA| GP!Where stories live. Discover now