part 40

1.4K 286 10
                                    

Mata kucing indah itu kini menjadi sembab, pipi mandunya pun kini tidak terlalu terlihat. Sudah satu minggu berlalu, gadis mungil itu masih termenung, kehilangan sosok yang paling bererti dalam hidupnya adalah hal yang paling menyakitkan.

Dan sudah satu minggu ini juga ia hanya terdiam duduk di ranjang sang eomma, ia menempati kamar eommanya, berharap ia masih bisa merasakan kehadirannya.

Namun sudah satu minggu ini juga ia menolak siapapun yang masuk, ia mengamuk jika ada siapapun yang berusaha mendekatinya, entah itu lisa, rose, jisoo, bahkan krystal pun tak jarang datang untuk menjenguk. Namun mereka selalu mendapat penolakan, pengurus panti pun tidak ada yang bisa masuk.

Hanya satu orang yang jennie ijinkan, yaitu Ella, gadis kecil itu selalu datang untuk memberi eonnie nya makan. Seperti pagi ini, ella sedang berada di dapur mengambil sarapan untuk dirinya dan jennie.

Ella selalu meminta satu piring berdua, karena eonnienya itu tidak mau makan jika ia juga tidak makan. Setelah selesai, dengan riang ia berjalan menuju kamar Dimana jennie berada.

Tok.. Tok… Tok..

“Eonniee ini ella, boleh ella masuk?” Ucapnya sambil mengetuk pintu. Namun ia tidak mendapat jawaban sama sekali.

“Eonnie ella masuk yaa” Gadis kecil itu membuka pintunya, beruntung pintunya tidak dikunci.

Saat masuk rupanya jennie masih tertidur, ella menyimpan piring dan gelasnya diatas nakas lalu merangkak naik ke atas Kasur, ia membenarkan selimut eonnie nya. Ia tidak tau jennie tidur sejak kapan, bisa jadi eonnie nya itu baru tidur. Jadi ia membiarkan jennie tetap dalam mimpinya.

Ia dengan polos ikut berbaring dan memeluk eonnie nya, namun siapa sangka hal itu malah membuat jennie terbangun.

“Ini ella, eonnie jangan takut” Ucap ella memberi tahu. Jennie terlihat mengangguk kecil, ia tidak mengatakan apapun, hanya terdiam menikmati dekapan hangat dari gadis kecil di depannya.

“Eonnie ella membawa sarapan, eonnie ingin sarapan sekarang?” Tanya nya. Jennie terdiam, namun detik berikutnya ia mengangguk kecil.

“Mi…num” Ucapnya dengan terbata, suaranya bahkan hampir hilang.

“Nee, ayo eonnie nya duduk dulu” ella membantu jennie untuk membenarkan posisinya. Setelah eonnie nya terduduk ia langsung mengambil segelas air dan dengan pelan memberi eonnie nya minum.

“Sekarang kita makan” Ella mengambil piringnya.

“Ella suapi nya eonnie” Ucapnya namun jennie menggelengkan kepalanya.

Eonnie harus makan, ella tidak mau eonnie sakit” jennie tiba tiba menunjukan tiga jarinya.

“Hmm bagaimana jika lima?” tanya ella. Jennie mengangguk membuat ella tersenyum.

“Oke lima suapan, ini satu suapan pertama Aaaaaa” Jennie langsung menerimanya membuat ella kembali mengembangkan senyumnya.

Jennie terlihat menggerakan tangannya meraba raba tangan gadis kecil di depannya. Ella yang paham pun tersenyum dan memberikan sendoknya pada sang eonnie. Jennie terlihat mengambil satu sendok lalu melayangkannya di udara dan ella langsung memajukan tubuhnya menerima suapan dari sang eonnie.

"Se..kolah?"

“Nee ella sebentar lagi berangkat sekolah, tapi sebelumnya ella mau mengantar eonnie ke kamar mandi dulu”

Setelah selesai makan ella mengantar jennie ke kamar mandi, dengan telaten ia berjinjit membasuh wajah eonnie nya, membantunya menyikat gigi, dan lain lain. Setelah selesai ia kembali mengantar jennie ke kasurnya.

“Eonnie ella harus berangkat, nanti pulang sekolah ella kesini lagi. Ibu panti yang lain ada di depan menjaga eonnie, jika eonnie ingin sesuatu dan ella belum kembali eonnie bisa panggil mereka” Jennie hanya mengangguk.

“Ella berangkat ya eonnie dadah..”

Selepas kepergian ella, jennie bangkit ia berjalan menuju pintu sambil perpegangan pada dinding, setelah menemukan pintu nya ia langsung menguncinya. Ia berjalan pelan sambil meraba raba sekitar, terlihat mencari sesuatu.

Bruk..

Jennie mendudukan dirinya begitu saja di lantai, ia menunduk. air mata itu lagi lagi menetes.

“Eomma… apa eomma sudah bertemu orang tua nini? Nini juga ingin bertemu kalian, nini tidak mau disini” Gumamnya.

Gadis mandu itu terlihat merangkak mencari nakas, ia membuka laci nakas satu persatu dan mencoba meraba raba isinya.

Tiba-tiba Gummy smile yang sudah satu minggu ini hilang kini tercetak kembali, ia tersenyum lebar saat berhasil mendapatkan sesuatu yang ia cari, ia kembali meraba raba benda itu memastikan jika benda yang ia cari benar.

Jennie kembali menutup lacinya, lalu berbalik menyandarkan tubuhnya.

“Eomma, beri tahu nini di bagian mana nini harus menusukan guntingnya” Gumamnya sambil menaikan baju nya dan meraba raba perutnya.

“Hmm atau nini harus menusuknya ke bagian mata? Mata ini tidak berguna juga bukan? Nini tidak pernah melihat apapun seperti orang lain”

“Oh atau ke sini?” Gumamnya sambil mengarahkan guntingnya pada lengannya tepat di bagian nadi nya.

Gadis mungil itu mengangguk dan tersenyum, perlahan ia mengangkat guntingnya...

“Appa, eomma, dara eomma… ayo kita bertemu”

Tbc

HAPPINESS |JENLISA| GP!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang