bab 14✨

13 2 1
                                    

"Udah terserah kalian mau main apa aja, asal jangan di banting dan di rusak" ucap Zhen agar semuanya tidak memberantaki ruang gym nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Udah terserah kalian mau main apa aja, asal jangan di banting dan di rusak" ucap Zhen agar semuanya tidak memberantaki ruang gym nya. "Btw nama abg sendiri siapa? " tanya Delvin penasaran dengan nama Zhen siapa.

"Waduh jangan panggil bang, kita seumuran, masih pada kelas 1 sma kan? Ya gua baru kelas 2 so, jangan panggil abg panggil Zhen aja" jelas Zhen agar semuanya mengerti. "Oh, oke" jawab Aksa

Zhen dan teman teman laki-laki nya Shailyn pun sibuk dengan sendirinya karena sibuk berolahraga di ruangan masing-masing. "Gua ke bawah bentar ya, kalian lanjut aja gym nya" ucap Zhen yang mana ia ingin turun ke bawah entah apa yang ia ingin lakukan. "Iya" jawab Aksa.

"Ngapa turun lu? " tanya Shailyn yang melihat Zhen turun ke bawah. "Ga gua cuma mau ke bawah doang" jawab Zhen yang ternyata ia turun ke bawah tidak ada niat nya. "Udah sana hus hus" ucap Shailyn agar Zhen kembali masuk ke ruang gym nya. "Eh, Sha sepupu lu lumayan juga" ucap Kiva yang agak tertarik dengan Zhen. "Jangan jangan sama itu orang, bocah sinting disukain" ucap Shailyn agar Kiva tak menyukai Zhen.

"Lu suka ya sama sepupu lu?? " tanya Larissa curiga. "Ga, ngapain juga suka sama tuh orang kurang kerjaan aja" jawab Shailyn enteng yang membuat teman teman nya kaget. "Mata lu picek apa ya? Sepupu lu ganteng anjir" ucap Maeva yang juga mengakui bahwa sepupunya Shailyn itu ganteng.

"Ga tuh b aja, apaan orang di rumah aja mas-" ucap Shailyn yang ucapan nya yang terpotong karena mulut nya ditutup oleh Zhen yang ternyata sedari tadi mendengar percakapannya.

"Shuttt diem lu" ucap Zhen yang masih menutup mulut Shailyn. Shailyn menginjak kaki Zhen agar Zhen bisa melepaskan tangan nya dari mulut Shailyn. "Ga bisa nafas gua, lagian lu udah gede juga" ucap Shailyn yang semakin membuat penasaran teman temannya. "Tau lah males gua sama lu, gua bilangin bunda mampus lu" ancam Zhen yang ingin mengadu kepada Bunda nya Shailyn.

"Ngaduan lu, mama dulu ngidam apaan si bisa bisanya keluar anak modelan kaya lu" ucap Shailyn yang heran mengapa sepupunya itu menjadi sering mengadu kepada bunda nya Shailyn. "Mana gua tau, dah lah gua mau balik males gua sama lu" ucap Zhen yang ingin pulang karena sudah malas dengan Shailyn.

"Balik dah, paling nanti balik lagi" ucap Shailyn yang berfiling bahwa nantinya Zhen akan kembali lagi. "Eh kunci mobil gua kemana? " ucap Zhen dengan sangat pelan sambil merogoh saku celananya. "Nyari apa? Kunci mobil? " tanya Shailyn yang ternyata tahu dimana letak kunci mobilnya itu. "Iya, lu ya yang ngumpetin? " tanya Zhen yang langsung saja menunduh Shailyn bahwa Shailyn lah yang menyembunyikan kunci mobil nya.

"Nuduh lu, tuh kunci mobil lu" ucap Shailyn sambil menunjuk sebuah meja yang ternyata di atasnya ada kunci mobil. "Lah iya, siapa yang pindahin dah? " tanya Zhen yang tak ingat bahwa dirinya sendiri lah yang meletakkan kunci mobilnya di atas meja.

"Lu yang naro di situ ya, kenapa jadi salahin gua coba, udah sana pulang dicariin mama aja lu" ucap Shailyn agar Zhen cepat cepat pulang. "Yeh ngusir lu, ga ah ga jadi pulang gua, mau lanjut gym aja gua" ucap Zhen yang ternyata ia tak jadi pulang.

"Yaudah sana" ucap Shailyn, dan Zhen pun kembali naik ke atas untuk kembali melanjutkan gym nya. "Sha ini kita ngapain lagi? " tanya Deana.
"Terserah sih, gua mah ikut aja" ucap Shailyn yang tak tahu ingin berkegiatan apa lagi.

"Lu yang punya mansion anjir, masa ga tau mau ngapain" ucap Navera yang heran kepada Shailyn. "Manah mau ga? " tanya Shailyn memberi saran kepada teman temannya.

"Ayo lah, gua juga pengen coba" jawab Kiva yang ingin mencoba memanah. "Yaudah ayo ke sana" ucap Shailyn sambil menunjuk ke arah lapangan yang luas. "Itu lapangan nya? " tanya Sativa.

"Bukan sumpah bukan itu lapangan basket, ya iya lah, masih nanya aja lu" jawab Kiva yang geram dengan pertanyaan Sativa. "Ya gua kan ga tau va" jawab Sativa
"Udah udah kenapa pada berantem sih? " ucap Navera yang memisahkan kegaduhan antara Sativa dan Kiva.

"Iya iya" jawab Kiva yang langsung berjalan menuju lapangan. "Udah ayo jadi ga? " tanya Shailyn yang masih menunggu yang lainnya. "Iya ayo sel" jawab Deana yang merubah nama panggilan Shailyn menjadi  'Sel'.

"Sel? " Tanya Shailyn yang bingung mengapa Deana memanggilnya dengan sebutan Sel. "Iya, gua ganti nama panggilan lu jadi sel" jelas Deana agar Shailyn paham apa yang dimaksud nya.

"Oh, lanjut lanjut"ucap Shailyn. "Woy sha" panggil kiva yang sudah berada di dalam lapangan. "Apa? " tanya nya. "Ini di apain, ini manah kan? " tanya Sativa yang masih belum paham juga. "Perasaan yang manggil Kiva dah ngapa yang nanya lu Sa? " tanya Larissa yang ikut bingung juga.

"Tau tuh, yang manggil kan gua ngapa jadi lu yang nanya si" ucap Kiva. "Aelah gitu doang, baper amat lu va" ucap Sativa yang mulai kembali bertengkar dengan Kiva.

"Woy ngapa jadi pada berantem si anjir? Heran gua berantem mulu lu berdua" ucap Maeva yang sudah muak dengan kegaduhan yang ada. "Itu tuh si Kiva nya duluan, gua mah dari tadi diem" ucap Sativa yang mencoba membela diri.

"Yeh, gua lagi yang di salahin, lu duluan tuh yang bikin naik darah" ucap Kiva yang terus meladeni Sativa. "Woy udah napa, ga ada abis abisnya ini" ucap Naviera yang pusing mendengarkan kegaduhan mereka.

"Udah diem, Va diemin aja ga usah diladenin" ucap Nala yang menyuruh Kiva untuk tidak memperdulikan Sativa. "Gitu lu ya sekarang, oke fine" ucap Sativa yang memulai drama baru. "Astaghfirullah Ya Allah, ujian apa lagi ini" ucap Deana yang sudah cape melihat kelakuan temannya ini.

"Sa, gua bilangin Kiva ya bukan bilangin lu. " ucap Nala dengan nada sedikit tinggi. "Gitu doang ngegas, mau kemana si lu? " tanya Sativa yang membuat semua orang mendengar nya naik darah.

"Sel di rumah lu ada pa ustadz ga? " tanya Deana yang menanyakan ada pa ustadz atau tidak. "Buat apa? Kalo di masjid ada kayanya, tapi gatau juga" jelas Shailyn.
"Gua mau bawa Sativa ke pa ustadz biar di ruqiyah biar waras" jelas Deana sambil berbisik agar Sativa tak mendengar nya.

"Oke gua setuju bawa aja ke pa ustadz biar ga rewel" jawab Shailyn yang ternyata setuju dengan pendapat Deana yang ingin membawa Sativa ke pa ustadz.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Assassin ClassWhere stories live. Discover now