[ 10 ] 💖

11.4K 985 128
                                    

"mbang pulang ndak bilang bilang cama Anya?"ucapnya si mungil ketika Agasta mengoleskan minyak telon di sekitar perut putrinya.

Yang di maksud si mungil adalah Tio dan Devano, lebih tepatnya Agasta yang memulangkan ketempat asalnya, orang tua kedua bocah itu.

Agasta menghelanafas sejenak mengingat kelakuan keponakannya membuatnya pusing saja terutama Tio, di tinggal oleh sang kakak tak lain Devano sebentar malah mengajak putrinya bermain di kubangan air yang tak sengaja terbentuk oleh air hujan semalam.

Alhasil ia harus memandikan putrinya untuk kedua kali dan lihatlah sekarang untuk mengenakan pakaian saja putrinya tidak mau diam, hanya satu membuatnya anteng yang tidak bisa lepas dari susu di dalam dot.

Mendudukan putrinya yang baru saja menggunakan kaos dalam dan celana pendek selutut. Agasta lupa membawa bajunya yang mungkin masih berada di dalam lemari.

Agasta menurunkan putrinya terlebih dulu dari atas kasur di letakkan di karpet berbulu berniat mengambil baju di lemari dan si mungil hanya diam di bawa kemanapun olehnya asalkan ada dot susu di tangan gempalnya.

Mata bulat memperhatikan sang Ayah yang sibuk mendadani dirinya dengan telaten, Agasta menyadari tatapan lucu putrinya tersenyum" Sebentar ya sayang, Ayah lupa mengambil baju. Baby tunggu di sini sebentar"

Si mungil mengangguk dengan botol susu di mulutnya.

Agasta mengecup cepat kening putrinya yang hanya di balas kedipan oleh si mungil, Arggh sudahlah ia harus cepat mengambil baju jika sudah mengecup wajah putrinya rasanya begitu candu dan ingin terus menerus mengecupnya jadi sebisa mungkin Agasta menahan diri agar cepat selesai.

Agasta beranjak menuju lemari tangannya tak sengaja menyenggol bedak di atas kasur hingga jatuh tepat di samping si mungil.

Melihat Ayahnya yang pergi si mungil melepas dot di mulutnya tangan gempalnya meraih bedak yang terjatuh dengan tutup yang sudah terbuka, hingga tak sengaja berceceran.

Si mungil tertawa senang, ia ingin membantu sang ayah mengoleskannya pada seluruh wajahnya tak luput badannyapun ikut kena.

"Akkhh Anya utih!" senangnya menaburkan pada seluruh badannya.

Agasta yang mendengar suara tawa putrinya tak curiga sedikitpun, setelah menemukan baju pilihanya.

Meow Meow Meow

Suara kucing mengalihkan perhatian si mungil, mata bulatnya berbinar senang melihat kucing hitam yang tengah menjilati bulu bulunya di ambang pintu. Agasta melupakan pintu yang belum tertutup sempurna.

Si mungil berdiri dari duduknya lantas berlari dengan kaki pendeknya, ketika kucing itu pergi menghindarinya"Meowww!"semangat si mungil mengejar.

......

"Aidan, apa susahnya sih ajak si Kasandra masuk Group kita, malah di usir" Zaegar.

Saka membenarkan perkataan temannya itu "seenggaknya dia bisa bantu kita, udah cantik baik orangnya" memuji murid baru di kelasnya.

Aidan tak menanggapi perkataan temannya itu pintu lift tertutup, mereka memilih bungkam melihat aura temannya yang sedari pagi begitu suram, berbuat ulahpun tidak sehingga membuat seluruh temanya heran.

Tak biasanya Aidan hanya diam dengan tatapan dinginnya.

Xander tidak berkomentar ia lebih menyetujui temannya Aidan, ia tak suka berdekatan dengan perempuan baginya menggangu dan berisik.

Tepat pintu lift terbuka, Zaegar, Saka memilih mengalihkan perhatian mereka pada ponsel,sebelum sebuah suara mengalihkan kembali perhatian mereka.

"Buuuu!" ucap si mungil tepat pintu lift terbuka mendongak bertepatan manik mata coklatnya bertemu dengan manik Abu seseorang.

Family PossessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang