5. Quid Enim?

500 80 17
                                    

Cerita ini murni pemikiran saya, fantasi, dan (mungkin akan) mengandung beberapa hal tidak baik untuk di tiru. Bijak dalam membaca ya guys.

Don't forget for follow me. Comment and like.
.

Sorry for typo's.
.

Enjoy and Happy Reading.
_


‘; Sebenarnya Apa?

‘; Sebenarnya Apa?’

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Lividia.”

Gemericik dari suara percikan-percikan kecil api yang datang dari terbakarnya kayu itu membelah malam.

Marvio menatap Rendra yang menutup mulut bengongnya tadi.

“Wah, kok bisa Hel?” Suaranya berisi kekaguman, melontarkan pertanyaan yang ingin mereka semua tanyakan.

“Lividia. Lividia!” Canandra menirukan apa yang Helmy lakukan tadi, menjulurkan tangannya pada kayu yang ada di depannya, berharap juga berhasil seperti Helmy.

“Lividia!” Kayu kecil di depan Canandra menyala, membuat matanya membola, terkaget sebab dirinya juga bisa melakukan sihir seperti Helmy.

Tapi, bohong.

Jean menepukan tangan kanannya pada pipi Canandra, “Gue yang nyalain, jangan kaget gitu ah, ntar mata lo keluar.”

Canandra menoleh ke belakang, lalu memasang wajah cemberutnya, sejenak mampu membuat Jean terdiam.

Ia melihat sesuatu dalam wajah Canandra.

“Kalian mau melihat sesuatu, tidak?” Suara Helmy menarik kembali kesadaran Jean, memutuskan kontak mata legamnya dengan mata madu Canandra.

Naraka maju paling depan, mengangguk-anggukan kapalanya cepat, “Mau! Apa?! Kupu-kupu?”

“Kupu-kupu? Lagi?” Helmy bertanya dengan wajah menggemaskan.

“Iyaa.., Nggak boleh, ya?”

“Boleh! Minta Jean ya. Karena sudah malam, lebih cantik jika Jean yang mengundang mereka.” ujar Helmy.

“Mengundang siapa, Bang?” Jian bertanya.

“Kupu-kupu.”

Jean mendekat, “Nyusahin, lo.” ucapnya pada Naraka.

“Jean!” Helmy menegur.

“Hehe, becanda dekku sayang.” Jean langsung memasang wajah gemas dengan senyum bulan sabit pada Helmy.

Jean mengepalkan tangan kanannya, meletakan di udara dan memejamkan mata.

Vos guys vocavi.” mata hitam legam Jean terbuka dan berpendar, menyala dengan warna biru yang menenangkan.

ParamartaWhere stories live. Discover now