🦋 Butterfly 20 🦋

Start from the beginning
                                    

"Huh, untung saja dia tidak kenapa-napa." Geskana mengelus pelan penis Samudra. "Geska bobo di badan Mas Samudra lagi, tapi kali ini pelan-pelan nanti tertimpa milik Mas lagi."

Samudra menggelengkan kepalanya pelan, rasa sakit di bagian bawahnya menghilang begitu saja ketika melihat tingkah polos Geskana.

"Eumm ... Mas Samudra. Geska ingin mam mie dengan bawang jahat sama seperti di vidio yang sering lewat di ponsel Geska itu loh Mas Samudra. Dengan cabe hijau juga."

"Tidak, Geska tidak boleh memakan makanan seperti itu. Tidak sehat, sayang. Apalagi sekarang Geska sedang hamil." Samudra langsung menolak permintaan Geskana.

"Jahat sekali, padahal ini Adek bayi yang mau. Kasihan sekali Adek bayi mau mam tidak di turuti oleh Daddy nya." Geskana melengkungkan bibirnya ke bawah, bersiap untuk menangis.

"Oke, sekali ini saja. Tapi cabe nya jangan di makan," ucapnya pasrah. Ia tidak mau Geskana mendiamkannya hanya karena di larang memakan mie.

"Mas Samudra baik, Geska kiss banyak-banyak. Terima kasih Mas Samudra." Geskana mengecupi pipi dan bibir Samudra berkali-kali.

🦋🦋🦋

Geskana menatap penuh binar mie yang ada di depannya. "Geska bisa rasa-rasa mie dengan bawang jahat setelah sekian lama," ucapnya pelan, lalu mengambil sumpit yang ada di mangkok dan mulai memakan mie itu.

"Cabe nya jangan di makan, sayang. Itu mie nya sudah pedas. Setelah ini Geska tidak boleh makan mie lagi."

Geskana tidak menghiraukan ucapan Samudra, ia terus memakan mie nya dengan bawang merah mentah.

Setelah beberapa suapan, Geskana menaruh sumpitnya ke meja, kemudian mengambil susu yang memang sudah di buatkan oleh Samudra juga.

"Mas Samudra ... ini pedas sekali. Geska mau kiss." Geskana beranjak dari kursinya, kemudian menghampiri Samudra yang duduk sedikit jauh darinya.

Geskana memegang pundak Samudra, lalu duduk ke pangkuan sang kekasih. "Hiks ... ingin Kiss, Mas Samudra." Geskana terisak kecil, rasa pedas di lidahnya benar-benar menyiksa.

"Mau Mas kiss?" tanya Samudra, tapi malah mendapat pukulan dari Geskana. "Shh ... Geska kebiasaan tangannya pukul kepala Mas." Samudra meraih tangan Geskana, kemudian mencium tangan si manis.

"Bukan kiss seperti itu loh Mas Samudra. Geska ingin kiss permen agar pedasnya hilang." Geskana menatap Samudra dengan mata berair, pipi dan hidungnya terlihat sangat merah.

"Ya sudah, ayo kita beli permennya ke depan." Samudra beranjak dari duduknya dengan Geskana yang ia geng ala koala.

"Tapi bila ke depan lama Mas Samudra. Pasti nanti sudah tidak pedas lagi. Geska jadinya ingin es saja. Go kita ambil es di kulkas!"

"Permennya tidak jadi?" tanya Samudra dan Geskana mengangguk kecil. "Oke kita ambil air es saja." Samudra berjalan kearah kulkas.

Pria tampan itu menurunkan Geskana ketika berada di depan kulkas. Geskana langsung membuka kulkasnya dan mengambil beberapa es batu yang ada di dalam kulkasnya.

"Hihi ... es batu gemas sekali." Geskana berucap pelan. "Mas Samudra buatkan Geska air dengan es batu yang sisanya di dalam kulkas. Geska akan menunggu di luar."

Setelah mengucapkan itu, Geskana langsung berlari meninggalkan Samudra tanpa menunggu jawaban dari Samudra.

"Saya kira dia ingin mengambil air es, ternyata menyuruh saya membuat air dengan es batu." Samudra menggelengkan kepalanya pelan, kemudian mengambil es batu yang tersisa di dalam kulkas.

Behind the Butterflies 🔞Where stories live. Discover now