🦋 Butterfly: 2 🦋

7.2K 416 109
                                    

Suara bel rumah Geskana terus berbunyi, membuat si manis yang masih betah berada di bawah selimut terbangun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara bel rumah Geskana terus berbunyi, membuat si manis yang masih betah berada di bawah selimut terbangun. Geskana menutup wajahnya menggunakan bantal, berharap suara bel rumahnya tidak terdengar lagi.

"GESKA!" Genna berteriak kesal, ternyata Genna dari tadi juga ikut terganggu karena bel rumah Geskana terus berbunyi.

Genna tadi malam memang mau di ajak Geskana untuk menginap, tapi Genna mengajukkan persyaratan agar mereka tidur berdua. Genna sudah kapok tidur di kamar lain, karena dia pernah mengalami kejadian horor. Genna sudah menceritakan kejadian yang dia alami pada Geskana tapi Geskana tidak percaya.

"Geska...," ucapan Genna seketika menjadi sangat pelan. "Apa itu hantu yang pernah mengganggu ku, ya?" tanyanya, sambil mendekatkan badannya dengan Geskana.

"Apa sih! Aku bilang kan tidak ada hantu. Aku di sini sudah bertahun-tahun, tidak pernah ada kejadian aneh. Kamu jangan ngarang Genna!" Geskana menyingkap selimutnya, lalu beranjak dari kasur.

"Padahal aku sudah bercerita padamu, waktu aku ingin mengambil air ke dapur, aku membuka pin--"

"Membuka pintu kamar, setelah itu kamu mendengar benda terjatuh. Seperti itu, bukan?" Geskana langsung memotong ucapan Genna.

"Nah, itu kamu tau. Benar-benar benda terjatuh, suaranya dari luar. Kamu tidak mengalaminya sendiri, makanya tidak paham bagaimana perasaan ku." Genna menarik selimut sampai menutupi wajahnya.

"Astaga Genna, aku sudah pusing! Kamu diam saja di sini. Semoga penunggu rumah ku tidak mengganggu mu!" Geskana menghentakkan kakinya kesal, berjalan keluar dari kamarnya.

"GESKA! AWAS SAJA, AKU TIDAK AKAN MAU LAGI MENGINAP!" Genna langsung beranjak dari kasur, dan mengikuti Geskana.

"Geska...," panggil Genna, ketika Geskana ingin membuka pintu. Geskana berbalik badan, lalu mengangkat sebelah aslinya bertanya. "Ini baru jam lima pagi, siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini?" Genna mengusap lengannya, tiba-tiba sekujur tubuhnya meremang.

Geskana tidak menjawab, dan langsung membuka pintu rumahnya. Geskana terpaku, melihat siapa yang berada di depannya sekarang ini.

"Maaf, saya ingin menanyakan alamat." Ujar laki-laki yang di depannya. Geskana langsung tersadar, dan mengangguk pelan.

Si pria menunjukkan ponselnya, memberitahukan alamat yang dia cari pada Geskana. "Oh, alamat ini. Tidak jauh dari rumah saya kok, Mas. Hanya terhalang lima buah rumah saja," jelas Geskana.

Si pria mengangguk pelan. "Terima kasih, ya. Dan maaf mengganggu waktu paginya." Pria itu tersenyum, setelahnya dia langsung pergi begitu saja.

"Dasar, mengganggu orang tidur saja!" Genna mendengus kesal, membuat Geskana menggelengkan kepalanya pelan.

"Tapi dia tadi cukup manis tau." Geskana berucap tanpa sadar. "E-eh, maksud aku, it--"

"Jangan yang itu Geska! Kamu lihat dia masih kecil, palingan umurnya baru belasan tahun. Dan lebih jelasnya lagi, dia hanya menggunakan motor tadi. Nanti aku carikan Daddy Gula saja untuk mu." Genna menarik tangan Geskana, untuk kembali masuk ke dalam.

Behind the Butterflies 🔞Where stories live. Discover now