one

21 3 1
                                    

"Malem juga harus makan cantik" Azzy menggeleng dan menutup mulut rapat ditambah kedua telapak tangan.

"Gamau! Nanti gendut" Zerga menatap Azzy dari atas sampe bawah. Dibagian mananya perempuan ini gendut? Yang ada kaya manusia tengkorak.

"Kalau makan nanti aku beliin pena lucu-lucu yang kaya kamu mau"

Azzy sedikit tertarik "yang warna warni?" Tanya perempuan itu sedikit bersemangat.

"Iyaa cantikku! Makanya makan dulu, mau apalagi gunting? Atau alat tulis lainnya? Buku mau?"

"Mau!"

Meskipun hanya satu kata yang keluar dari mulut gadisnya, Zerga tau kalau perempuan itu sangat senang sekarang, terlihat dari matanya yang berbinar exited dibawah lampu taman dan bintang-bintang malam.

Sebenarnya Zerga mau membawa Azzy ke restoran atau cafe tapi perempuan itu pasti akan menolak karena tidak suka berisik.

"Aaaa" dengan patuh Azzy membuka mulut, menerima suapan dari Zerga, mulutnya kini penuh dengan martabak nanas kesukaannya.

"Tunggu sebentar ya cantikku!" Azzy mengangguk, sementara itu Zerga menuju motor lalu mengambil kotak p3k di jok motor, lalu kembali menghampiri Azzy "cantik, hari ini kok ga laporan?"

Alis Azzy melengkung, bingung. Laporan untuk apa? Dia rasa hari ini dia tidak melakukan kesalahan "ha?" Zerga kembali menyuapi gadisnya, ia menyelipkan anak rambut yang mengganggu pandangan Azzy.

"Cantikku ini gimana tangannya bisa luka gini?" Menarik tangan kanan Azzy, laki-laki itu mengambil kapas untuk membersihkan luka itu.

"Kegores aja" jawab Azzy datar, cewe itu tidak peduli pada Zerga yang bergelut dengan tangannya, sekarang dia fokus menghabiskan martabak manis rasa nanas ini agar nanti di beri hadiah oleh sang pacar.

"Kegores tapi lukanya ada lagi, ini gimana bisa?" Tanya Zerga khawatir, lalu membalut luka Azzy dengan beberapa plester luka karena lukanya cukup dalam dan panjang. Apanya yang kegores aja?

"Gatau"

Setelah tadi sore terluka Azzy mencucinya hingga darahnya berhenti dan saat mandipun tidak berdarah lagi, sepertinya di jalan dia menabrak sesuatu atau seseorang makanya berakhir seperti ini.

"Kamu tuh, aku khawatir tapi kamu jawabnya kaya gitu" Zerga menghela nafas lelah "kamu ga pernah sayang tubuh kamu, kamu luka, lebam atau kecapean tetap kerja. Aku ga larang ceweku buat kerja tapi ga gini Azz! Kamu harus sayang tubuh kamu"

"Ga, aku sayang kamu aja" jawaban singkat itu membuat Zerga ingin melahap perempuan di depannya ini sekarang.

Tentu saja Zerga salting, tapi bukan begitu jawaban yang Zerga mau.

"Azzy! Dengerin aku ya cantik, kalau kamu ga hati-hati kerjanya aku bakal bikin kios itu hancur, mau aku bakar?"

"Kamu berani?" Zerga menggeleng, dia hanya mengancam. Dia lupa kalau Azzy juga pintar mengancam balik.

"Yasudah, kalau kamu ga mau hati-hati aku bakal kirim makanan lebih sering dari yang sebelum-sebelumnya"

Ancaman ini lumayan ampuh, lihat saja Azzy sudah mematung sekarang. Otaknya itu pasti sudah memikirkan bagaimana caranya menghabiskan makanan dari Zerga, sementara dia tidak mau berbagi makanan dari sang pacar karena ya memang itu buatnya dan yang kedua dia tidak bisa membuang makanan karena itu prinsipnya. Pilihan yang sulit bukan?

"Gamau Zerga, nanti Azz makan apa kalau ga kerja?"

Ah lucunya saat Azzy berbicara memanggil namanya sendiri seperti ini.

"Tentu saja aku yang kasih makan"

"Gamau, aku kan belum nikah sama kamu, ga enak"

"Ayo menikah" Azzy menggeleng sementara Zerga tertawa saja Azzy memang ga pernah mau kalau di ajak menikah alasannya untuk saat ini belum siap "apalagi? Kamu pasti alasan tetep mau kerja karena masih bisa jalan, kamu mau aku buat gabisa jalan?"

"Kamu mau sama orang lumpuh?"

"Apapun kondisinya asal sama kamu, aku terima semua kondisi Azz" Zerga mencium pipi Azzy singkat membuat sudut bibir yang di poles liptint tipis itu tertarik. Azzy buru-buru memalingkan wajah, tapi belum sempat dua detik, Zerga menarik wajah Azzy agar menatapnya "kamu cantik banget" pujinya.

Sepersekian detik setelah itu bibir Zerga mengecup singkat bibir Azzy, perempuan itu mematung, tidak tahu harus melakukan apa, dia hanya diam membiarkan Zerga melancarkan aksinya. Zerga terkekeh dalam hati, lucunya ekspresi si cuek ini. Entah karena liptint atau selai nanas intinya bibir Azzy manis.

"Makasih udah ngejaga bibir kamu, aku tau aku yang pertama. Maaf aku ngambilnya kecepatan, harusnya aku ngambil itu pas malem pertama pernikahan kita, maaf cantik. Aku ga tahan, kenapa hari ini pakai baju lucu begini? Terus kamu beli parfum apa? Kenapa baunya manis begini? Kamu sengaja ya?" Azzy menggeleng.

Sama sekali tidak ada niat menggoda Zerga. Dia membeli baju berwarna pink ini karena memang suka.

"Sayang, ayo menikah. Aku gamau kamu buat orang lain, aku mau Azz cuma buat Zerga aja. Aku ga mau kamu diliat orang lain pake baju kaya gini lagi ya, kalau mau pake baju kaya gini bilang, biar nanti aku bawa mobil" Zerga melepas jaketnya mengikatkan pada pinggang Azzy yang lumayan terbuka. Pahanya juga lumayan terbuka, kenapa perempuan ini memakai pakaian yang tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun? Biasanya kemana-kemana memakai kaos apalagi kalau kerja pasti bajunya panjang-panjang.

"Terakhir, Azz ga bakal pake ini lagi Ga"

"No no, aku ga larang kamu cantikku. Aku suka kok, tapi pake ini pas sama aku aja ya?" Azzy mengangguk patuh, selalu seperti itu. Apapun itu jika membuat Zerga senang akan dia lakukan, kecuali tentang tubuhnya, kalau saat bekerja Azzy memang jarang memperhatikan.

"Nah bener, gini cantiknya aku. Cape ya kerjanya? Ayo peluk!" Tanpa mendengar jawaban dari Azzy, laki-laki itu sudah membawa Azzy ke pelukannya sambil mengusap penuh sayang punggung perempuan itu. Bebannya berat, perempuan sekecil ini banyak banget masalahnya, Zerga berjanji akan selalu berada di sisinya dan memperhatikan Azzy agar perempuan ini tidak merasa sendirian.

Sampai Azzy hidup bersamanya, sampai nanti-nanti.

Zerga akan selalu menunggu hari itu tiba, meskipun perempuan ini cueknya minta ampun, tapi demi apapun perempuan ini cintanya sangat tulus, Zerga tau itu dan Zerga tidak akan mengecewakan cinta Azzy.

"Mau pulang cantik?" Tidak ada jawaban, Azzy tertidur sekarang dipelukan Zerga. Dengan hati-hati Zerga mengambil ponsel di saku celana, mengubungi temannya untuk membawakan mobil dan menyuruh temannya membawakan motornya. Zerga tersenyum getir "menikah saja dengan aku, Azz! Aku ga sanggup liat kamu kecapean setiap hari seperti itu, aku saja yang bekerja, kamu cukup di rumah, lakukan hobimu. Kenapa selalu tidak mau ? Aku ga bakal bikin kamu kecapean"

Bicara langsung saja sesulit tadi apalagi pas Azzy tertidur seperti sekarang.

Sesusah itu sebenernya, Azzy tidak mau merepotkan Zerga yang padahal sama sekali tidak kerepotan. Justru Azzy yang seperti ini membuat Zerga sangat kesal, dia merasa gagal sebagai pasangan.

Pasangan mana yang tega melihat pasangannya kecapekan setiap hari?

cuek's love Where stories live. Discover now