30.Hari patah hati zia

5.5K 332 43
                                    

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

Sesuai janji 100 vote bab sebelumnya, aku up lagi bab ini😉

Happy reading
.
.
.
.

Selepas dari aula tadi Ayla terus menangis dalam dekapan gus rasya, dengan sabar gus rasya pun menenangkan Ayla.

"Udah yah nangis nya, cantik nya jadi ilang kalo nangis gini" ujar gus rasya

"Mas wallahi aku gak nyuri gelang umi, aku juga gak tau gelang umi ada di dalem lemari aku mas"

"Iya sayang, iya, mas percaya kok sama kamu, umi juga percaya sama kamu, jadi kamu jangan nangis lagi yah" ujar gus Rasya sembari mengusap air mata Ayla dengan jempol nya

"Mereka udah tau sama status aku, gimana kalau aku dikeluarin dari madrasah gara gara aku udah nikah mas" tanya aneh Ayla, gus rasya tertawa bisa bisa nya istrinya berpikir seperti itu.

"Siapa sih yang berani keluarin kamu dari madrasah, orang yang punya madrasah mertua kamu sendiri Ayla" gus rasya tertawa setelah mengatakan itu

"Udah udah jangan terlalu dipikirin masalah tadi, yang penting sekarang kita harus cari tau siapa yang udah naro gelang umi di dalam lemari kamu" ujar gus rasya

"Iya, kalo sampe aku tau siapa pelakunya, bakal aku cemplungin ke Empang" ujar ayla

"Iya, sekarang tidur dulu yah, biar masalah ini aku yang cari tau" ayla mengangguk ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur, dengan gus rasya yang memeluk nya erat, tak lupa mereka membaca doa sebelum tidur.

gus rasya mengamati setiap inci wajah Ayla, wajah Ayla nampak tenang saat tertidur pulas seperti ini.

"Terimakasih ya Allah telah memberikan saya seorang istri seperti Ayla, berikan hamba umur yang panjang supaya hamba bisa membuat ia bahagia terlebih dahulu ya Rabb" batin gus rasya, ia pun menyusul Ayla ke alam bawah sadar, tak lupa ia mengecup singkat kening ayla.

"Good night, Humairah" bisik nya di dekat telinga Ayla

****

Kini Zia sedang berjalan tergesa gesa ke arah ndalem, ia begitu mengkhawatirkan kondisi sahabat nya itu.

"Kak pulang aja yuk, udah malem, lagipula kak Ayla udah sama gus rasya, ayo kak kan kakak baru mendingan aku khawatir sama kakak" ucap aqila mencoba membujuk Zia

"Sebentar aja kok qil, aku cuman mau liat Ayla, lagipula aku udah mendingan kok" setelah mengatakan itu, kepala Zia terasa berat, hampir saja ia terjatuh karna kehilangan keseimbangan, untung saja tubuh nya di tahan oleh seseorang.

"U-ustadz yusuf?" dengan cepat Zia pun menjauhkan dirinya dari ustadz Yusuf

"Maaf saya tidak bermaksu-"

"Zia tau kok ustadz, makasih udah nahan tubuh Zia"

"Sama sama, kamu sakit?, wajah mu terlihat pucat?" Tanya ustadz Yusuf

"Iya ustadz, kak Zia sak-" ucapan Aqila terpotong Lantaran Zia menyela nya terlebih dahulu

"Nggak kok ustadz, Zia gapapa, kalau begitu Zia pamit dulu, assalamualaikum" Zia pun menarik tangan Aqila untuk kembali ke asrama

Cahaya CintaWhere stories live. Discover now