05 : perpustakaan istana

794 113 68
                                    

Sebuah ruangan yang dari lantai hingga langit-langit dipenuhi dengan buku-buku yg jauh lebih banyak dari yg pernah sunoo lihat, lebih banyak dari yang sunoo pikir ada. Buku-buku itu kuno dan tak ternilai. Namun, judul-judul dan halamannya tertulis dalam bahasa yg tidak sunoo mengerti, serangkaian simbol acak yang tak akan mungkin bisa sunoo pecahkan. Yg sama menariknya dengan buku-buku itu adalah serangkaian peta yang terpajang di sepanjang dinding, peta kerajaan dan negeri-negeri lain, tua dan baru. Manik biru laut itu melihat kesekitar terbingkai di tembok seberang, di balik panel kaca, sebuah peta luas penuh warna yg disatukan dari lembar-lembar kertas terpisah. Lembar peta itu setidaknya dua kali lipat tinggi badan sunoo dan mendominasi ruangan. Pudar dan koyak, peta itu merupakan simpul kusut garis-garis merah dan pesisir biru, sejumlah hutan hijau dan kota-kota kuning. Ini adalah dunia kuno, dunia masa sebelumnya, dengan nama-nama tua dan perbatasan lama yang tak lagi ada gunanya lagi. Sunoo melewati peta itu berjalan menuju kearah jake, itulah tujuannya kesini, ketika tadi pengawal menjemputnya mengatakan bahwa pangeran jake ingin menemuinya. Disinilah sunoo sekarang di perpustakaan istana, disana sunoo dapat melihat jake seperti tenggelam dalam tumpukan buku, kaca mata membingkai wajah tampan sang pangeran.

Jake mendongak mendengar suara langkah kaki, melihat sunoo yg ternyata sudah berdiri di depan majanya. Jake meregangkan tangannya. Melepaskan kacamata.
"Kemari...".

Sunoo mengerjap, maksudnya apa?,

"Tidak usah banyak berpikir, sekarang mendekat kemari". Jake menyandarkan badannya di sandaran kursi.

Kalimat itu terdengar seperti tidak menerima penolakan, maka sunoo melangkahkan kakinya mendekati sang pangeran. Ketika sudah dekat jake dengan mudah manarik tangannya lalu dalam sekejap dia sudah berada dalam pangkuan jake, lengan besar itu memeluk pinggangnya dengan erat. Sunoo menegang kaku ketika dengan mudah saja kini jake mengecupi tengkung belakang nya.
"Apa kalian semua seperti ini?"

"Apa?". Suara jake teredam tengkung sunoo. Ketika kini dia sibuk menghirup wangi sunoo

Sunoo menghela nafas.
"Melakukan apapun yg kalian inginkan tanpa perlu meminta izin".

"Hmm...". Jake bergumam dan memejamkan matanya, rasanya menenangkan.

Semudah itu jake mengiyakan, sekarang sunoo tahu mereka berenam sama saja.

"Bagaimana dengan makan siang mu?". Jake bertanya karena sunoo makan siang sendirian, mereka masih sibuk dengan urusan masing-masing. Heeseung seharian ini sibuk kesana kamari urusan kerajaan, sedangkan yg lainnya sibuk dengan kegiatan akademi.

"Semuanya baik". Sekarang sunoo dapat merasakan dagu jake di buhunya. Juga lengan itu yg memeluknya dengan erat.

"Lain kali kita akan makan sama-sama". Melihat sunoo mengangguk sebagai jawaban

"Turunkan, aku berat". Sunoo menepuk lengan sang pangeran

"Tidak, kamu tidak berat sama sekali, biarkan saja tetap seperti ini". Jake mengecup samping leher sunoo
"Ternyata memang benar penyumbang oksigen terbesar itu berasal dari laut".

"Maksudmu plankton?" Sunoo menyaut

"No. I mean that you. My oxygen 100%, sedangkan plankton hanya 80%".

"Ck, padahal kalian hari itu ingin membunuh ku, sekarang kenapa malah jadi begini".

"Inilah konsep yg menerangkan bagaimana kenyataan dapat terjungkir balik dengan drastis. Konsep ini bernama koevolusi," jake langsung menjawab.
"Koevolusi adalah terobosan baru dalam dunia biologi yg merekonstruksi konsep evolusi Darwin. Semakin banyak bukti yg menunjukkan bahwa perjuangan eksistensi sebuah spesies bukanlah hasil kompetisi, melainkan hasil bahu- membahu mutual antarspesies dalam ekosistem. Mereka yg bertahan adalah mereka yg belajar bekerja sama. Nah, apa yang terjadi dengan kita hari itu kurang lebih sama dengan apa yang terjadi di bumi dua miliar tahun lalu."

L'océan || Kim.SunooWhere stories live. Discover now