[05]

16 5 0
                                    

🌟🌟🌟

Aku tahu, berdamai masa lalu memang tidaklah mudah. Terlebih, bayang-bayang buruk itu terus menghantui. Bahkan, rasa bersalah terus ada pada ingatan. Namun, tak ada salahnya terus berusaha melakukan hal terbaik. Agar, semua kenangan buruk itu hilang tanpa meninggalkan jejak.

🌟🌟🌟

"Lo ngapain di sini? Udah malam lho, Nyu." Berlian menatap penuh tanya ke arah Banyu. Sahabatnya. Terlebih, hari memang sudah mulai larut.

"Gue cuma mau mastiin lo baik-baik aja, Ly. Soalnya, dari tadi chat gue belum lo balas." Banyu merasa lega, melihat Berlian dalam keadaan baik.

"Gue baik-baik aja, kok. Lagian, lo nggak perlu khawatirin gue sampai segitunya, Nyu. Dan, ada Kak Hasta juga." Berlian merasa yak enak hati mendapatkan perhatian yang berlebihan dari Banyu. Terlebih, cowok itu sekarang sudah memiliki kekasih. Tak hanya itu, ia juga ingin perlahan menghilangkan perasaannya kepada Banyu. Sehingga, ia memang sengaja mengurangi intensitas kebersamaan dengan Banyu. Sahabatnya.

"Sori... Bukan bermaksud apa-apa, Ly." Banyu merasa bersalah, sekaligus tak enak mungkin terlalu bersikap berlebihan pada Berlian. Akan tetapi, ia memang mengkhawatirkan sahabatnya itu. Karena, sedari dulu sudah terbiasa pergi bersama. Namun, akhir-akhir Berlian sepertinya lebih memilih berpergian sendiri.

"Gue cuma nggak mau ada yang salah paham sama kedekatan kita berdua, Nyu. Apalagi, lo sekarang udah punya pacar. Jadi, gue nggak mau kalo nanti Selena salah paham." Berlian menjelaskan kekhawatirannya. Bahkan, memang benar Selena tak nyaman dengan kedekatan Banyu bersama Berlian. Meskipun, Selena tidak mungkin menunjukan itu secara langsung kepada Banyu. Akan tetapi, Berlian sejak awal sudah sadar diri untuk mulai perlahan menjauh dari Banyu.

"Selena pasti bakalan ngertiin kedekatan kita, Ly. Karena, dia udah kenal kita cukup lama. Cuma, dia memang jarang ngobrol sama kita." Banyu merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan dari Selena. "Lagipula, gue selalu terbuka sama dia dalam masalah apapun. Jadi, gue rasa dia nggak bakalan cemburu sama lo. Dia percaya sama gue. Pun, sebaliknya gue percaya sama dia kalo nggak akan ada sebuah pengkhianatan diantara hubungan gue sama dia."

"Lo yakin, kalo Selena nggak mungkin selingkuh? Apalagi, dia kan seorang aktris. Pasti bakalan banyak yang suka dan pengin jadi pacar dia, Nyu." Kali ini, Hasta ikut berbicara mengingat apa yang dilihat tadi di mall.

Banyu tersenyum sembari mengangguk, "Gue percaya, nggak akan ada sebuah perselingkuhan dalam hubungan gue sama Selena. Mana mungkin, Selena yang kalem gitu selingkuh. Apalagi, selama ini dia jarang interaksi berlebihan sama lawan mainnya di tempat syuting."

Hasta menghela napas, tak habis pikir dengan cara pikir Banyu. Padahal, profesi publik figure terkadang lebih gampang tertarik satu sama lain. Karena, mereka setiap hari di lokasi syuting.

"Jangan terlalu percaya sama orang, Nyu. Sekalipun, itu pacar atau keluarga yang berprofesi sebagai publik figur. Soalnya, mereka jago akting. Terkadang, yang nggak mungkin bisa jadi mungkin terjadi." Hasta mengatakan hal itu kepada Banyu sebagai pengingat. Karena, sebelumnya sudah ada kasus yang membuat ketidakpercayaan pada publik figur. "Dan, tadi sebenarnya gue liat Sel--"

Perkataan Hasta terpotong, karena mendapat tatapan tajam dari Berlian. Berlian tahu, bila Kakaknya akan mengatakan tentang Selena kepada Banyu.

"Lo liat apa, Kak?" Banyu merasa penasaran, dengan apa yang akan dikatakan oleh Hasta. Karena, tiba-tiba terpotong begitu saja.

Love Syndrome [SELESAI]Where stories live. Discover now