Awal

141 17 2
                                    

Haii

Selamat datang di cerita baru aku yang keberapa ya ini?? Emm pokoknya yang kesekian lah yaa

Lagi-lagi aku berharap teman-teman bisa ambil sisi positif dari setiap kisah yang aku tulis, dan semoga teman-teman enjoy bacanya....

Sebelum masuk ke cerita, mari kita absen. Tuliskan benda yang berawal dari A ??

Seru-seruan aja ya gaiss hehehe

Jangan lupa vote dan komen

Follow ig
@nsall_
@wattpad.nsall

Selamat membaca ❤️

×××


Suara alarm yang terdengar nyaring, berhasil membangunkan Genna dari tidur yang terasa begitu menenangkan. Kelopak mata terbuka perlahan, menampakkan langit-langit kamar berwarna putih yang semakin lama terlihat memudar, dengan pencahayaan minim yang terpancar dari celah-celah jendela yang berbalut kain panjang bermotif bunga yang menutupi keseluruhan jendela.

Hari ini, entah mengapa, Genna enggan untuk melangkah ke luar, bahkan hanya sekedar bangkit dari tempat tidur saja rasanya begitu malas. Terlebih harus kembali pada rutinitas yang sudah menjadi keharusan, dengan awan yang terlihat muram seakan siap menumpahkan rintik-rintik air yang akan membasahi jalanan. Rasa malas semakin menguasainya, namun demi meraih pundi-pundi uang, Genna harus semangat untuk bekerja.

Kaki jenjangnya yang sama sekali tidak estetik ini, akhirnya turun dari kasur, menyentuh lantai yang begitu terasa dingin. Seketika Genna sudah bisa membayangkan dinginnya air di dalam bak mandi berwarna biru itu.

“Genna, kamu tidak kerja? Sudah siang ini, Gen.” teriakan Ibu terdengar jelas di pendengarannya. Pintu yang tertutup rapat saja masih bisa ditembus oleh teriakan-teriakan Ibu yang selalu terdengar di pagi.

Genna bangkit dengan kumpulan semangat yang sudah menyentuh angka empat puluh persen. Ya lumayan, daripada tidak ada semangat sama sekali, pikirnya. Genna mengambil satu stel pakaian, lengkap dengan pakaian dalam, lalu berjalan menuju kamar mandi yang terletak di luar kamar.

Dari kejauhan, Genna bisa melihat Ibu yang sibuk menata meja makan dengan Bapak yang menikmati segelas teh hangat dengan gorengan pisang di depan layar televisi yang menyala, menampilkan berita pagi. Setiap pagi Bapak memang hanya sarapan dengan dua menu itu, dengan alasan, Bapak tidak bisa makan terlalu banyak, apalagi nasi. Bapak takut kebelet buang air besar pas mengajar, ujar Bapak.

Selesai berpakaian Genna mengambil sling bag hitam berukuran sedang dengan desain yang sederhana yang tergantung bersebelahan dengan lukisan yang memperlihatkan wajahnya yang tersenyum manis dengan ukuran sedang. Lukisan yang dibuat langsung oleh Riga, saat hubungan keduanya baru menginjak satu tahun. Genna memasukkan, ponsel, charger laptop, headset, Apple MacBook Pro yang dipinjamkan dari perusahaan, dan beberapa barang lainnya.

“Mau makan apa Gen?” tanya Ibu, tangannya siap menyendokkan nasi.

“Sama apa aja deh Bu, semua terlihat enak,” Genna menatap lauk pauk yang berjejer di atas meja makan. Mulai dari lalapan, sambal, ikan goreng, sambal pete teri medan yang begitu menggiurkan. Kenapa juga Ibu harus memasak sambal pete, ketika dia harus bekerja. Genna membayangkan ketika mengobrol nanti bau pete semerbak keluar dari hembusan mulutnya.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: May 04 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

THE STRANGER I CALLED Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon