ramen

113 72 114
                                    

Pagi yang segar merambat pelan di antara bangunan-bangunan kota, menyapa haru di wajah-wajah yang masih terlelap. Matahari, dengan malu-malu, mengirimkan sinarnya yang pertama, menyinari jalanan yang masih lengang. Suara kicauan burung-burung kecil bergema di udara, menciptakan harmoni yang kontras dengan langkah-langkah cekatan anak-anak yang bersemangat menuju sekolah.

Di tengah kegiatan pagi itu, Yui melangkah dengan langkah yang mantap, membawa ranselnya dengan ringan di pundak. Hari ini, ada yang berbeda dalam penampilannya. Rambutnya yang sebelumnya panjang kini telah dipotong sebahu, sebuah keputusan yang diambilnya setelah mendengar saran dari Kei kemarin. Perubahan itu memberikan sentuhan segar, menciptakan aura baru yang menarik di sosok Yui.

Dengan langkahnya yang cepat, Yui menangkap sosok yang dikenalnya dengan baik. Kei, dengan rambut pirangnya yang melangkah sambil menikmati alunan musik dari headphone yang menghiasi telinganya. Tanpa ragu, Yui bergegas mengejar, hingga akhirnya ia berhasil menepuk lembut lengan Kei.

"Halo Kei!"

Kei melepaskan earphone-nya dan memalingkan pandangan ke belakang, mencari sumber sentuhan di lengannya. Alisnya sedikit terangkat ketika dia melihat Yui, menyapa dengan nada yang tenang dan acuh tak acuh.

"Oh. Hai," sapanya balik.

Yui merasakan kekesalan di dalam dirinya saat melihat reaksi cuek dari Kei. Tidakkah Kei sadar bahwa ada perubahan pada dirinya hari ini? Yui sempat membayangkan Kei akan memuji penampilannya yang baru dengan rambut pendeknya, namun kenyataannya berbeda.

Namun, Yui tidak mau menyerah begitu saja. Dengan tekad yang kuat, ia meraih lengan Kei dengan kedua tangannya, lalu memasang senyuman cerah di wajahnya. Dengan harapan yang tersembunyi di balik senyumnya, Yui menantikan reaksi dari Kei yang ia bayangkan sebelumnya.

"Kei~ kau tau ngga sesuatu yang berbeda hari ini?~"

"Tentu tidak tau, kau masih sama seperti biasanya."

Kei sebenarnya memperhatikan perubahan pada Yui. Meskipun ia bilang bahwa tidak ada yang berubah, dia jelas sadar apa yang beda dari Yui. Namun, Kei memilih untuk tidak mengungkapkan. Dia sadar bahwa Yui mencoba memancingnya untuk mengomentari rambut barunya, dan dia memutuskan untuk tidak memberikan reaksi yang diharapkan.

Yui merasa frustasi karena Kei tampaknya tidak menyadari perubahan pada rambutnya. Apa matanya semakin buram? Mengapa dia tidak sadar kalau rambutnya kini pendek? Pertanyaan-pertanyaan itu bergumul dalam pikiran Yui, membuat bibirnya tergerak maju beberapa inci, meskipun niatnya untuk mendapatkan pujian dari Kei masih kuat terpatri di hatinya.

"Aku memotong rambutku sebahu, lhoo" ucap Yui, sambil jari-jarinya memegang beberapa helai rambutnya dan memperlihatkannya pada Kei.

"Ohh...."

Dia mengatakan ini dengan nada malas saat memperhatikannya yang memainkan rambutnya. Kei dengan santai mengulurkan tangannya ke arah kepala Yui dan perlahan menyisir rambutnya dengan sikap acuh.

Dalam benak Kei, tentang potongan rambut baru Yui membuatnya terlihat lebih manis dari sebelumnya. Namun, dia tetap berusaha untuk tetap tenang dan mempertahankan sikap acuh tak acuh terhadap hal tersebut.

"Nee neee apa rambutku terlihat bagus?"

"Hm....biasa saja"

Kei akhirnya melihat ekspresi cemberut di wajah Yui, dan kali ini, itu benar-benar mengganggunya. Meskipun sebenarnya Yui terlihat cukup manis dengan wajah kesalnya, Kei merasa terganggu. Dia menghela nafas kecil dan akhirnya mengucapkan hal yang paling ingin didengar Yui darinya.

"Hah....terlihat bagus kok. Puas?" ucap Kei dengan nada agak kesal. Namun, kata-katanya berdampak besar bagi Yui, menunjukkan bahwa Kei akhirnya memberikan apresiasi yang diharapkan. Dengan sedikit kelegaan, Yui tersenyum dan merasa puas dengan reaksi dari Kei.

Melodi Kecil || Tsukishima Kei حيث تعيش القصص. اكتشف الآن