07 || Perubahan

133 33 13
                                    

"Ini pertama kalinya Kakak mengelus kepalaku ...."

Seolah waktu telah berhenti, Zayyan mematung di tempat dalam satu detik.

Apa?

Zayyan pun berusaha mencerna perkataan Leo yang masih terisak-isak. Sebenarnya, apa yang terjadi? Apakah Jay memperlakukan kedua adiknya dengan buruk? Seberapa buruk perlakuan Jay pada mereka hingga seperti ini?

Tak mendapat balasan dari sang kakak, Leo pun berpikir negatif—mengira bahwa Zayyan yang berada di tubuh Jay akan memarahinya karena menangis, seperti kejadian di masa lalu.

"M-maaf ... maaf karena aku menangis. Aku hanya—maaf sudah jadi anak cengeng, maaf ..." isak Leo terus meminta maaf, berusaha menghapus air matanya dengan menggosok-gosok kedua matanya hingga memerah dan berbekas.

Zayyan masih diam membeku. Perasaan aneh menghampiri diri Zayyan seolah membakar hatinya. Melihat anak kecil yang masih polos menangis hanya karena kepalanya dielus oleh sang kakak, itu membuat Zayyan diselimuti rasa marah yang sangat rumit hingga tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Perasaan iba pada Leo dan Sing yang kemungkinan besar mendapat banyak cobaan dan perlakuan buruk dari Jay selama bertahun-tahun di usia muda.

Marah pada Jay yang malah tidak mensyukuri kehadiran kedua adiknya di saat ada beberapa anak bungsu di luar sana—termasuk Zayyan yang sangat menginginkan seorang adik.

Kemarahan pada Jay yang memperlakukan kedua adik kandungnya—mungkin—sendiri dengan buruk dan semena-mena tanpa memikirkan konsekuensi ataupun akibat dari perbuatannya. Kalaupun Sing dan Leo bukanlah adik Jay, perbuatannya masih tak dapat dimaafkan karena memperlakukan anak kecil dengan seperti itu.

Sejenak, Zayyan pun langsung mengerti mengapa Jay yang masih muda, malah dipilih sebagai antagonis Novel Alone. Tadi, dia sempat bertanya-tanya, mungkinkah Jay menjadi antagonis—tokoh villain karena suatu hal di masa lalunya? Namun ... sekarang, Zayyan mengerti. Sejak awal, takdir Jay adalah menjadi villain, karena dia memang memiliki sifat-sifat buruk yang memasuki kriteria seorang villain.

Zayyan pun berandai-andai. Jika saja, Zayyan terlempar ke dunia ini lebih cepat ... jika saja Kucing memindahkan kesadarannya ke tubuh Jay lebih awal ... akankah semuanya akan berbeda?

Begitu banyak emosi yang dirasakan oleh Zayyan dalam satu waktu, tetapi, Zayyan tetap berusaha mengendalikan emosi serta ekspresi wajahnya karena khawatir akan disalahpahami oleh Leo dan Sing.

Zayyan melepas tangannya dari pipi Leo, lalu beralih ke kedua telapak tangan kecil Leo dan menggenggam—menyatukannya. Telapak tangan yang lebih kecil dari tangan Zayyan itu terlihat pucat, dan saat Zayyan menyentuhnya, itu sangat dingin.

"... Leo jangan meminta maaf. Leo tidak salah, yang salah adalah Kakak, jadi ... jangan meminta maaf seperti itu," ucap Zayyan dengan suara lirih yang terdengar sangat putus asa. Memberi tahu isi hatinya tanpa mengetahui seperti apa ekspresi yang dia buat sekarang.

Sejenak, perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri membuat Zayyan terngiang-ngiang. Apakah dia salah? Apakah dia salah jika berbohong seperti ini? Melihat respons Leo pada elusan Zayyan yang dia anggap Jay, itu membuat Zayyan merasakan dua perasaan yang bertolak belakang.

Leo menangis terharu karena elusan pertama yang dia dapatkan dari 'kakak'-nya. Jika Zayyan terus memperlakukan Leo dan Sing dengan baik, mungkin mereka bisa bahagia seperti anak-anak lainnya dengan perhatian dari sang kakak. Namun, Zayyan telah membohongi mereka. Dia memberikan kebahagiaan palsu untuk mereka.

Sing dan Leo, mungkin akan bahagia karena perlakuan baik dari kakak mereka, bukan karena perlakuan baik yang didapat dari orang asing seperti Zayyan yang tiba-tiba saja tersesat di tubuh Jay dalam semalam.

Helping the Prince || XODIACWhere stories live. Discover now