03 || Penculikan?

189 37 22
                                    

Maaf telat up! Baru sempet buka hape sekaranggTT
Sebagai gantinya, aku kasih 1700-an kata di bab ini! Dan terima kasih untuk para Readers yang berdedikasi, karena bantuan kalian, cerita ini bisa mencapai 100+ views! Love you all💞

Maaf kalau ada kata yang kurang dimengerti, atau alurnya kayak kecepetan(⁠˘⁠・⁠_⁠・⁠˘⁠)
Soalnya aku ngebut nyelesaiin chapter ini dengan sepenuh hati, jadi selamat membaca dan tolong beri dukungan! Semoga kalian suka~

.

.

.

Zayyan mengeluarkan ingusnya karena menangis tadi, lalu membersihkan kamarnya yang sudah berantakan karena camilan dan amukan Zayyan tadi sebagai bentuk protes terhadap ending Novel Alone. Baru setelah puas mengamuk dan menangis selama setengah jam tanpa suara, Zayyan kembali berbaring di ranjang dengan tubuh yang lemas karena lelah.

Author-nya benar-benar tidak berperasaan. Bagaimana bisa dia membuat tokohnya sendiri begitu menderita? Kupikir, Pangeran akan mendapat akhir yang bahagia setelah penderitaannya selama bertahun-tahun ... tapi ... apa-apaan ending itu?! Itu adalah ending terburuk dari yang terburuk!

Karena tenaga Zayyan sudah habis untuk mengamuk barusan, dia pun hanya memiliki sisa tenaga untuk memprotes di dalam hati. Zayyan diam di tempat tidurnya, memandang langit-langit kamar. Sebenarnya, mau Zayyan mengamuk, merusuh, membuat masalah karena marah ataupun menangis sejadi-jadinya hingga jatuh sakit pun, itu tidak akan mengubah apa pun, termasuk ending Novel Alone serta kehidupan mengenaskan sang Pangeran.

Jika Zayyan memiliki cara untuk menghubungi sang Penulis, mungkin itu lebih baik karena mereka dapat berkomunikasi dan Zayyan bisa memaksa Penulis untuk mengubah ending-nya, tetapi ... dia bahkan tidak mengetahui nama si Penulis, atau sekadar nama penanya.

Dipikirkan lagi, Zayyan tidak pernah mengetahui tentang Novel Alone. Bukankah seharusnya, novel seperti Alone akan memiliki masa-masa emasnya? Melihat penderitaan sang Pangeran, seharusnya Novel Alone masuk dalam daftar novel sedih yang direkomendasikan seseorang di media sosialnya. Namun, Zayyan bahkan tidak pernah mendengar tentang Novel Alone setelah bertahun-tahun menyelam di dunia buku dan novel.

Apakah itu karena si Penulis adalah seorang penulis baru yang tidak memiliki nama? Karena itu juga Novel Alone tidak dikenal banyak orang? Sebenarnya, dari tak ada kata pengantar hingga buku tanpa nama Penulis sudah aneh, tetapi ....

      
Karena memikirkan hal-hal aneh itu hanya akan menambah pusing di kepala Zayyan, akhirnya dia memutuskan untuk tidak peduli dan memilih untuk segera tidur.

***

Dingin. Udara di sekitar terasa sangat dingin hingga menusuk kulit. Ah, Zayyan lupa, tadi dia tidur dalam keadaan kipas menyala dengan kecepatan tinggi ... tetapi, seingat Zayyan, dia sudah menggunakan selimut? Apa itu terjatuh karena Zayyan berguling-guling dan tidak bisa diam saat tidur?

Tidak, bukan hanya itu. Kasur yang sedang ditempati Zayyan saat ini tidak begitu empuk dan lembut, ini seperti bukan kasurnya. Bahkan, pewangi seprai yang beraroma khas hingga Zayyan dapat mengenalinya dalam sekali hirup pun tidak tercium di hidung Zayyan.

Perlahan, Zayyan pun membuka mata dengan setengah sadar. Mata Zayyan sedikit terbuka hanya untuk memeriksa apakah perasaan dan penciumannya tidak salah. Namun, yang dilihat Zayyan pada pandangan pertamanya yang kabur bukanlah langit-langit kamar yang familier, ataupun lantai kayu kamarnya. Itu adalah langit-langit kayu.

Helping the Prince || XODIACWhere stories live. Discover now