06 || Dua Adik Antagonis

164 34 11
                                    

[ Semua hal dalam cerita hanyalah fiksi belaka 100% yang dibuat untuk hiburan yang dapat dibaca. Tidak untuk dibawa ke real life. Semoga semua hal buruk di cerita ini tidak akan terjadi di kehidupan nyata masing-masing. ]

• Mohon menjadi pembaca bijak, yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ambil yang positif (kalau ada), dan buang yang negatif!

• Semua perbuatan buruk di sini tidak untuk ditiru!

Selamat untuk 400+ views-nyaa🎉💐
Alhamdulillah, dan makasih banyak untuk kalian semuaaa, sayang banyak-banyak~ 🫂

Aku update sekitar jam dua, apa ada yang masih bangunn? (☆/>u</)

Happy Reading—

.

.

.

Jay, dia adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam menindas tokoh utama novel ini, Pangeran. Dengan kata lain, dia adalah ... salah satu antagonis yang akan dibunuh oleh Pangeran yang membalas dendam di masa depan pada pertengahan novel.

Peran Jay dalam novel? Menjadi pengasuh muda Pangeran. Dia bekerja sama dengan pengasuh wanita Pangeran untuk menindas dan melakukan kekerasan, bahkan menciptakan trauma dan ketakutan pada diri Pangeran agar selalu patuh kepada mereka berdua.

Suatu hari, saat Pangeran sudah berusia tiga belas tahun dan memiliki kekuatan sendiri untuk menyerang dan melindungi diri, Pangeran pun membunuh Jay dan Pengasuh Wanita dalam satu waktu yang telah mengasuhnya sejak tiga tahun lalu.

"Hahaha. Dibunuh? Mati? Antagonis? Pengasuh?" Bukan ini yang Zayyan inginkan. Dia hanya ingin berada di sisi Pangeran, menghibur, melindungi dan menemaninya, memberi tahu Pangeran bahwa dia tidak sendiri.

Apakah keinginanku terlalu mustahil, sehingga aku dipindahkan ke tubuh antagonis yang keberadaannya selalu membuatku ingin menyumpahinya? Hahaha ... ini tidak lucu. Zayyan hanya berniat baik, jadi kenapa niat baiknya justru dibalas dengan ini semua?!

"Hei, Kucing ... apa kamu memindahkanku ke tubuh ini karena namanya mirip dengan namaku?" tanya Zayyan, suaranya terdengar sangat lelah—wajahnya juga terlihat seolah-olah sisa energi Zayyan sudah terserap.

Kucing pun membalas, "Hei, aku memang berkata bahwa aku memindahkanmu ke sini bukan tanpa alasan, tapi bukan itu juga alasannya."

Zayyan kembali bertanya dengan wajah tak percaya dan penuh dendam. "Lalu, apa alasannya?" tanya Zayyan menuntut sebuah penjelasan.

Kucing terdiam sejenak seolah ragu-ragu dan merasa dipojokkan. "Itu ... aku akan memberi tahu alasannya di masa depan nanti."

"Hei—" Sebelum Zayyan berkomentar dengan berbagai protes, Kucing lebih dahulu mengalihkan pembicaraan.

"Omong-omong, kurasa, lebih baik kamu urus dua makhluk kecil di balik pintu lebih dulu." Ucapan Kucing barusan sukses membuat Zayyan mengalihkan perhatiannya, Zayyan langsung menoleh ke arah pintu.

Pintunya terbuka? Zayyan menyadari bahwa pintu kamar yang tadi sudah dia tutup sedikit terbuka. Zayyan pun bertanya pada Kucing. "Apakah ada seseorang?"

"Kedua adik Jay," jawab Kucing dengan singkat, tetapi Zayyan langsung mengerti. "Sepertinya mereka datang ke sini karena teriakanmu tadi."

Bukannya menghampiri mereka berdua atau memberi tahu bahwa dia sudah mengetahui keberadaan mereka, Zayyan justru mendekat pada si Kucing dan bertanya dengan berbisik, "Kamu bisa merasakan keberadaan mereka?"

Helping the Prince || XODIACTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon