VI. Tenang.

123 17 0
                                    

°

°
°

°
°
°

○○○


Markas. (03.15) | 28 Desember 2019, Sabtu.

"Buset, ngapain sendirian disini?" Tanya Narren saat mendapatkan Haekal kini tengah duduk di belakang markas. "Anjing? Lo udah ngudud berapa banyak?" Lanjutnya terkejut saat melihat asbak rokok yang terdapat beberapa puntung rokok di dalamnya.

"Duduk dulu, Nar." Balas Haekal datar. Dengan nurut, Narren kini terduduk tepat di samping Haekal dengan pertengahan diantara mereka adalah meja.

"Lo kenapa? Tumben tumbenan lo ngudud sebanyak ini?" Tanya Narren yang hanya mendapatkan tatapan Haekal yang datar tanpa balasan.

Narren kesal, dengan cepat dirinya merebut rokok yang sedang Haekal isap sekarang. "Kalau ada masalah bilang, anjing. Gausah rusakin diri lo, ga kasian sama bokap lo?" Kesal Narren kemudian mematikan rokok bekas Haekal itu ke asbak.

"Lo ga bakalan paham." Balas Haekal.

"Iya. Gua ga bakalan paham, kalau lo ga bilang, lo kenapa, brengsek." Narren semakin kesal.

"Gua lagi banyak pikiran, Nar. Pikiran gua lagi beradu, gua cemas, gua takut hal yang gua paling takutin bakalan terjadi."

Narren kebingungan. "Maksud lo? Lo mikir apaan? Lo takut apaan?"

"Gua takut Ryan tinggalin gua, Nar." Balas Haekal yang membuat Narren kini menatapnya dengan kesal namun juga terkejut.

"Maksud lo apa? Biar apa lo ngomong kayak gitu?" Kesalnya kini berdiri tepat di depan Haekal yang sedang terduduk dan menatapnya dengan raut wajah sendu. "Jelasin, anjing!" Teriak Narren dengan suara lengking nya.

"Lo berdua kenapa?" Pertanyaan tersebut bersumber dari Jerry yang kini berdiri tepat di pintu belakang markas dengan disertai Ryan di belakangnya.

Haekal menghela nafas kesal. "Apa gua bilang? Lo ga bakalan paham, bangsat." Ucapnya kemudian segera beranjak bangun dari duduknya kemudian masuk ke dalam markas dengan berlalu begitu saja pada ketiga temannya yang kini menatapnya penuh dengan kebingungan.

"Ada masalah apaan lo sama Haekal?" Tanya Jerry saat dirinya menghampiri Narren yang masih berdiri di tempat yang sama dengan raut wajah bingung namun juga kesal.

"Yang harusnya lo tanya itu, Haekal, bukan gua." Balasnya kesal.

"Lo berdua bahas apaan dulu?" Jerry bertanya lagi.

"Ryan." Balas Narren yang membuat Ryan yang masih berdiri di depan pintu belakang markas, sontak terkejut.

"Gua? Kenapa dengan gua?" Tanya Ryan.

Jerry yang sadar akan keanehan ini segera menutup mulut Narren yang hendak menjawab pertanyaan Ryan.

"Kita bahas berdua aja, Nar." Ucap Jerry.

"Maksud lo apaan, Jer?" Tanya Ryan yang kemudian dirinya menghela nafas kesal. "Anjing, gua bener bener ga paham sama orang orang di malam ini. Bangsat semua." Kesal Ryan kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jerry serta Narren yang masih berdiri di belakang markas.

"Anjing, lo kenapa ngomong kayak gitu? Ryan jadi salah paham." Ucap Narren saat Ryan telah pergi jauh dari pandangan mereka.

"Ga enak kalau bahas langsung sama orangnya." Ucap Jerry membuat Narren semakin kebingungan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Paper Plane.Where stories live. Discover now