15. Tolong, Raigan

259 33 9
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

*****

Tira benar-benar harus di beri pelajaran. Dia serius membawa Mentari sampai ke hadapan Lyony dan Raigan.

Ayo bersikap tenang, Mentari. Tenang.

Setibanya mereka di sana, Lyony menatap Mentari dengan berbinar, sementara Raigan diam tanpa ekspresi.

Dia juga pasti sedang dagdigdug sekarang.

"Salena?" Lyony yang pertama kali menyapa Mentari.

"Hah? Salena?" Tira cengo, kebingungan.

"Hai, Ly." Mentari balas menyapa.

"Kalian saling kenal?"

Mentari bungkam.

"Ya ampun, Tir. Salena ini temen kuliah yang suka gue ceritain dulu." jelas Lyony.

Tatapan Tira sudah mulai tidak bersahabat sekarang.

"Lo sama siapa, Tar? Cowok lo itu?"

"Nggak, Ly. Gue abis ketemu client tadi."

"Oh, berarti sekarang udah selesai? Gabung yuk!"

"Mm, Tira, Ly, sorry banget. Gue harus pamit duluan, masih ada perlu lain abis ini."

"Yah, Sal. Baru aja mau gue ajak gabung. Mumpung ada Raigan juga."

"Next time ya, Ly. Sekali lagi sorry."

Mentari berlalu pergi, meninggalkan tiga orang yang telah membuat ketenangan hidupnya selama bertahun-tahun terusik.

****

"Sorry lama,"

Aditya baru bisa melepaskan diri dari Lyony dan Tira setelah membuat alasan yang cukup rinci. Dia sempat khawatir Mentari akan pulang duluan, tapi untungnya Mentari masih ada di parkiran, bersandar pada mobil Aditya.

Mau mengabari pun tidak bisa karena ponselnya dia titipkan pada Mentari.

"Gue baru mau pesen taksi online."

"Batalin. Ayo, gue anter lo pulang." Aditya membukakan pintu untuk Mentari, sekalian menjaga bagian atas pintunya untuk menghindari kepala Mentari terbentur.

"Rai,"

Aditya melirik Mentari sekilas, sambil tetap berusaha memfokuskan pandangannya ke jalanan.

"Kenapa?"

"Lo sekarang tau kan, kenapa gue gak mau sering-sering interaksi sama lo? Ini baru kali pertama kita pergi bareng, tapi gue udah ngerasa jadi penjahat, Rai."

"Tadi kan kebetulan, belum tentu nanti kita ketemu lagi Lyony."

"Justru karena tadi kebetulan, Rai. Akan ada banyak kebetulan lain ke depannya."

Aditya menghela nafas. Dia bisa menebak kemana arah pembicaraan Mentari sekarang.

"Terus mau lo apa?"

"Gue sama sekali gak keberatan soal ajakan lo buat kita berteman lagi. Tapi untuk sementara, gue rasa jangan dulu, Rai."

"Sampai kapan?"

"Sampai status itu udah gak ada."

Aditya diam. Dugaan nya sama sekali tidak meleset.

Kalau di ajak berdebat, pasti akan memperpanjang masalah. Belum lagi nanti Mentari bisa saja menjauh kembali.

Mungkin, ada baiknya Aditya mengikuti keinginan Mentari untuk saat ini.

"Oke. Tapi tolong lo inget, gue harus tetep tau apapun yang lo lakuin."

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan MentariDonde viven las historias. Descúbrelo ahora