11. Hadiahkah?

168 32 24
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

*****

Mentari berjalan cukup tergesa menuju ruang meeting dengan client VIP yang di sebutkan oleh Bu Vera tadi pagi. Dia sudah menunda 5 menit karena harus menerima panggilan dari Pak Ronan, salah satu client nya yang lain. Semoga hal ini tidak mengganggu mood client barunya.

"Selamat siang, maaf saya ter--" ucapan Mentari tertahan, begitu melihat siapa yang ada di ruangan itu sekarang.

Raigan, dan juga Lyony.

Bagaimana bisa mereka ada di sini?

Mereka, bukan akan mempersiapkan pernikahan kan?

Bodoh. Jelas itu adalah satu-satunya jawaban. Memang Mentari mengharapkan alasan apa?

"Salena?" Lyony bangkit dari duduknya, menghampiri Mentari yang masih mematung di pintu.

Ayo, Tari. Sembunyikan perasaan bersalah dan kecewa itu. Sembunyikan semuanya. Bersikaplah biasa, sebagai teman lama yang baru bertemu kembali.

Mentari tersenyum, "Hai, Ly."

Lyony menggenggam tangan Mentari, "Ya ampun, Sal! Lo kemana aja? Kenapa lo ninggalin gue dulu? Sebenernya lo nganggep gue temen lo gak sih?!"

Deretan pertanyaan yang Mentari yakini akan dia dapatkan suatu hari nanti. Tapi dia tidak pernah menyangka, dalam situasi seperti ini.

Satu lagi, kenapa Raigan tidak menanyakan hal itu saat pertama mereka bertemu kembali?

Mentari balas menggenggam tanga Lyony dengan satu tangannya yang masih bebas. "Gue ada kok. Maaf buat yang dulu. Tapi, berhubung sekarang kita ketemu di jam kerja gue, boleh kita tunda dulu pembahasan soal itu? Gue yakin urusan lo sama Raigan ke sini itu lebih penting."

Entah apa yang ada di pikiran Lyony, senyum di wajahnya langsung menghilang begitu Mentari menyebut nama Raigan.

"Sal, soal gue sama Raigan--" Oh, Mentari paham.

"Gak, Ly. Gak perlu jelasin apapun. Gue gak masalah kok. Yuk, duduk?"

Meski terlihat enggan, Lyony tetap mengikuti Mentari dan kembali duduk di tempatnya semula. Samping Raigan.

Tenang, Mentari.

"Hai, Raigan." sapa Mentari dengan nada senetral mungkin.

Raigan hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Setelahnya dia kembali menoleh pada Lyony, merangkul dan mengusap lengannya lembut. Seolah mengisyaratkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Iya, semuanya baik-baik saja. Mentari cukup menyimpan kata-kata itu di dalam pikirannya sendiri, tanpa perlu dikuatkan oleh siapapun.

Perbincangan pun berlanjut. Walaupun awalnya Lyony sempat ingin membatalkan rencana mereka, pada akhirnya Mentari berhasil membujuk dan meyakinkan bahwa dia betul-betul tidak apa-apa.

Setidaknya Mentari jadi tahu, Lyony dan Raigan akan menikah satu tahun lagi.

*****

"Sal, kapan-kapan kita hangout bareng, mau kan?" tanya Lyony.

Perbincangan mereka mengenai rencana pernikahan telah selesai. Semua yang di inginkan Lyony dapat di pahami dengan mudah oleh Mentari. Sementara Raigan tidak banyak bicara.

Mentari mengangguk, "Lo udah save nomor gue kan? Kabarin aja."

"Sekali lagi maaf, Sal."

"Sstt.. udah, Ly. Udah ya? Lagi pula, hidup gue berjalan baik kok sejauh ini."

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan MentariWhere stories live. Discover now