Chapter 3

12 2 2
                                    

**Kepercayaan yang Dibangun**

Di tengah keramaian kota yang terus bergerak, Axxa dan Liana berjalan kembali ke arah pusat kota. Meskipun ada kecurigaan di mata Liana, dia memutuskan untuk membiarkan apa yang Axxa sembunyikan.

"Maaf jika aku terlalu menekanmu tadi," ujar Liana dengan suara lembut, memulai pembicaraan.

Axxa menatap Liana, merasa terharu dengan kebijaksanaan wanita di sampingnya. "Tidak apa-apa, Liana. Terima kasih atas pengertianmu," jawab Axxa dengan suara yang rendah.

Liana tersenyum lembut. "Kau tahu, Axxa, kadang kita semua memiliki rahasia yang kita ingin simpan. Tidak ada yang salah dengan itu."

Axxa merasa terkejut dengan kata-kata Liana. Dia merasa seperti ada beban yang sedikit terangkat dari bahunya. "Terima kasih, Liana. Aku menghargai kepercayaanmu."

Mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan suasana hati yang lebih ringan. Liana membawa Axxa ke sebuah taman kecil di tengah kota, tempat yang tenang di mana mereka bisa duduk dan beristirahat sejenak.

Di taman tersebut, mereka duduk di bangku kayu yang nyaman di bawah pohon yang rindang. Suasana taman yang damai dan hijau membuat Axxa merasa lebih rileks.

Liana memulai pembicaraan lagi. "Apa yang sebenarnya kau cari di dunia sihir, Axxa? Apakah ada sesuatu yang membuatmu tertarik?"

Axxa memikirkan pertanyaan tersebut sejenak sebelum menjawab. "Aku ingin belajar lebih banyak tentang kekuatan yang kumiliki dan cara menggunakan kekuatan tersebut dengan baik," kata Axxa dengan tulus.

Liana mengangguk mengerti. "Itu hal yang baik. Kekuatan itu dapat digunakan untuk melindungi dan membantu orang lain, asalkan digunakan dengan benar."

Keduanya duduk di taman tersebut, berbagi cerita dan pengalaman mereka. Liana menceritakan tentang kehidupannya, tentang bagaimana dia memulai perjalanan sihirnya, dan tentang orang-orang yang dia temui di sepanjang jalan. Axxa, meskipun awalnya ragu, akhirnya mulai membuka diri dan berbagi tentang mimpi dan tujuan hidupnya.

Mereka berdua menyadari bahwa mereka memiliki banyak kesamaan, meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Mereka berbicara tentang impian, harapan, dan tantangan yang mereka hadapi.

Waktu berlalu dengan cepat, dan matahari mulai terbenam. Liana berdiri dan menatap Axxa dengan senyum yang hangat. "Aku senang kita bisa bertemu, Axxa. Aku berharap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti."

Axxa merasa sedikit sedih dengan perpisahan ini, tetapi dia juga merasa berterima kasih telah menemukan seorang teman yang bisa dia percaya. "Aku juga, Liana. Terima kasih atas segalanya."

Mereka berdua berpelukan sejenak sebelum berpisah, masing-masing dengan kenangan yang indah tentang pertemuan tak terduga mereka di kota yang ramai ini.

Di hati Axxa, dia merasa lega dan bahagia. Dia menyadari bahwa dia tidak sendiri dalam perjalanannya, dan bahwa dia telah menemukan seseorang yang bisa dia percayai dan bagi cerita. Meskipun masih banyak misteri yang belum terpecahkan, dia merasa lebih siap menghadapi masa depan dengan kepercayaan diri dan harapan yang baru ditemukannya.

---
Maaf buat reader di chapter ini pendek banget hehe, tenang aja kedepannya bakal di buat lebih panjang ko, tetep nikmatin dan tunggu kelanjutannya ya, jangan lupa di pencet tombol favorit nya ^-^

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku Lebih Kuat Daripada Sang Pahlawan, Jadi Aku Menyembunyikan Kekuatkanku! Where stories live. Discover now