It's better to be quiet

62 8 2
                                    

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading

Sejak keluar dari rumah sakit, Rara berusaha tidak bersikap manja pada kakaknya lagi. Ia bahkan tidak lagi menyinggung sedikit pun tentang orangtuanya.

"Aku berangkat sekolah dulu Kak." Rara mencium tangan kakaknya.

"Gak mau aku anterin?" tanya Kun.

Rara menggeleng. "Aku berangkat sama Aura kok. Bye!"

Kun mengangguk. "Hati-hati ya."

Sampai di halte bus yang dekat dengan rumah. Rara melambaikan tangan pada Aura yang ternyata sudah menunggu di tempat duduk. Gadis cantik nan manis dengan rambut yang di cepol dua serta mata hazel yang berbinar itu tersenyum ceria menyambut Rara.

"Pagi sahabatku," sapa Aura.

Ekspresi nya sangat manis kira-kira seperti ini.

"Pagi juga sahabatku yang unyu," balas Rara sambil mencubit kedua pipi Aura dengan gemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pagi juga sahabatku yang unyu," balas Rara sambil mencubit kedua pipi Aura dengan gemas.

"Udah nunggu berapa lama?" tanya Rara.

"Kira-kira 30 menit, aku langsung berangkat. Soalnya Kak Ten masih ngorok."

Mereka berdua tergelak bersama. Mengobrol random satu sama lain sampai bis akhirnya tiba.

Sesampainya di sekolah, Rara dan Aura jalan berdampingan. Bergandengan tangan layaknya sahabat kentel. Sampai memasuki lorong kelas, mereka berpapasan dengan dua cowok yang sudah tidak asing lagi.

"Morning Aura," sapa Mark. Hal itu membuat Aura tersenyum manis. "Morning," balasnya malu-malu seakan mereka tidak pernah bertemu.

Berbeda dengan pemuda yang berjalan disebelah Mark. Ia langsung berdiri dan mencegah Rara yang sedari tadi menatap lurus jalanan.

Mr Confident || Lucas 🦁Where stories live. Discover now