Why don't they care about me?

85 7 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Pukul 03.00 seorang pemuda masih berkutat dengan banyaknya dokumen yang berisi proposal acara satu tahun mendatang yang akan di gelar oleh organisasi di kampus. Sebagai ketua BEM, Kun memang sangat aktif. Ia juga ketua yang sangat bertanggungjawab terhadap apa yang diselenggarakannya. Jadi maklum jika ia sering lembur di kampus untuk membenahi proposal yang telah di musyawarahkan dan disusun oleh sekretaris organisasinya.

Tapi kini fokus Kun tidak lagi pada proposal. Tapi pada adiknya yang sekarang di rumah sakit. Kun tidak menyangka bahwa penyakit lama adiknya akan kambuh lagi. Ia merogoh ponselnya di saku. Menelepon nomor yang sedari kemarin sibuk.

Hallo? Kenapa Kun?

Ayah, apa bisa pulang besok?

Memangnya kenapa Kun? Ini ayah sedang sibuk. Perusahaan cabang China agak bermasalah.

Gak bisa kah, ayah dan ibu ada waktu luang sebentar aja?

Kun, jangan jadi anak manja. Kamu ini sudah bukan anak kecil lagi ya.

PTSD Rara kambuh, Ayah.

Astaga, kok bisa sih? Apa dia gak hati-hati?

Ayah, plisss. Rara selalu tanya kapan ayah dan ibu pulang. Dia kangen banget Yah, apalagi kemarin dia barusan masuk rumah sakit. Sekarang juga masih di rumah sakit.

Kun, tolong. Titip adikmu dulu. Ayah dan Ibu belum bisa pulang. Tolong pahamkan dia ya, kalau dia nangis di tenangin. Nanti juga bakalan membaik lagi.

Tapi Yah-

Tut!

Kun mengacak rambutnya, ia sudah tidak tahu bagaimana cara membujuk orangtuanya itu. Tidak masalah jika pulang satu tahun sekali, tapi orangtuanya ini bahkan 3 tahun lebih sudah tidak pernah pulang lagi. Mereka hanya terus mentransfer uang. Kedua anaknya memang tidak pernah kekurangan harta sedikitpun, tapi kedekatan dengan orangtua? Mungkin sama sekali tidak pernah.

Terlahir menjadi anak laki-laki, wajar jika Kun harus mandiri. Juga tidak masalah jika ia jarang bertemu orangtuanya bahkan tidak pernah lagi. Ia sangat tahu betapa ayah dan ibu workaholic. Tapi ini beda konteksnya jika di hadapkan dengan adiknya. Rara itu childishnya luar biasa. Mungkin dulu sewaktu gadis itu masih kecil sampai usia SMP, ayah dan ibunya biasa memanjakan dia sebagai anak perempuan mana terakhir pula. Tapi semakin kesini, sejak Rara sudah tumbuh menjadi remaja SMA. Ayah dan Ibunya membangun cabang perusahaan di banyak negara lain. Sudah jelas keduanya akan sangat jarang menyentuh tanah korea yang menjadi kampung halaman sejak kecil mereka. Ibu mereka asli korea sedangkan ayahnya asli orang china. Tapi keduanya sama sama sebatang kara karena yatim piatu. Keduanya bertemu di sebuah perusahaan besar yang ada di korea setelah lulus kuliah dan bekerja. Dan saat itulah benih-benih cinta tumbuh. Karena bukan orang yang bodoh, maka keduanya sepakat membangun usaha bersama sampai akhirnya menikah dan memiliki anak.

Mr Confident || Lucas 🦁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang