🌿01

6 1 1
                                    

"Hanin, dipanggil ke ruang manager sekarang"

Hanin yang sedari dua jam yang lalu sibuk dengan komputer di depannya, mengalihkan pandangan pada Eriska yang menginterupsi nya itu.

"Gue?"

"ck, ya iya Hanindita Rahayu, kebanyakan lembur lo ampe budeg"

"Oh, ok" Eriska yang melihat respon Hanin yang sudah seperti raga tanpa nyawa itu, beringsut sebal melihat sahabatnya yang sudah seperti robot rusak, ntah apa saja yang Hanin pikirkan selalu begitu, banyak melamun.

"Gaya lo, udah kayak punya masalah segunung fuji, buruan gih, ke ruang manager, gue cari makan dulu, sekalian lo mau nitip apa?"

"Kopi gula aren aja ri"

Eriska mengacungkan jempolnya, dan berlalu.

Hanin berdiri menuju ruang manager.

"Permisi pak, bapak manggil saya?"

"Oh, iya Hanin karyawan baru yang kemarin saya ceritakan sama kamu dan Eriska, dia masuk mulai hari ini, jadwal yang saya kasi jam 10, dan yang mendampingi kamu yah"

"Tolong bantu dia beradaptasi, dan untuk beberapa bulan ke depan dia yang jadi partner kamu"

Tugas baru lagi, Hanin tahu akan ada karyawan pak Gibran memang memberitahu nya kemarin, tapi ia tak sempat melihat portofolio calon karyawan itu, tapi ia menyanggupi

"Baik pak, terimakasih atas kepercayaannya, masih ada lagi pak?"

"Untuk sementara itu saja Hanin"

"Baik pak, saya permisi"

Hanin berjalan menuju meja kerja nya, sudah ada Eriska disana dengan satu cup minuman di tangannya, tentu saja itu pesanan Hanin.

"Pak Gibran bilang apa?" Tanya Erika kepo

"Itu, karyawan baru yang masuk hari ini, dan beberapa bulan ke depan dia partner gue"

Eriska mengangguk paham " oh iya ini pesanan lo, gue lanjut masih ada kerjaan"

"Oke, thanks yah Ri"
Dibalas isyarat tangan ok, oleh gadis itu yang sejak dua tahun lalu, menjadi teman akrab Hanin di kantor ini, tidak buruk menjadi sahabat seorang Eriska wildaniah, cewek dengan rambut bergelombang kecoklatan itu memang sedikit berisik, tapi dia selalu bisa diandalkan oleh Hanin.

Hanin sendiri selama di kota ini dia ngekost, selama dua tahun terakhir hidup nya berubah drastis, ia harus jauh dari rumah tapi tak bisa setenang dulu, sebelum masalah datang menimpa keluarga nya secara tiba-tiba.

Hanin bersyukur setidaknya dengan masalah yang ada, membuat dia lebih banyak belajar untuk mandiri.

"Huftt" Hanin menghela nafas, dilirik nya jam yang melingkar di tangannya, pukul 09:48 menit.

Tandanya sebentar lagi, calon karyawan baru itu akan datang, Hanin mulai mempersiapkan keperluan yang setidaknya akan Ia butuhkan nanti.

"Mbak Hanin, dipanggil ke ruangan pak Gibran" ujar Sabda, diangguki oleh Hanin kemudian berjalan menuju ruang manager.

"Permisi pak" Hanin memutar kenop pintu ruangan perlahan, menemukan Pak manager juga seorang lelaki, mengenakan kemeja putih dengan celana hitam, sudah dipastikan itu si calon karyawan baru yang akan menjadi tanggung jawab nya untuk sebulan kedepan.

Rasanya gugup, sebenarnya ini bukan pertama kali nya Hanin dipercayakan menjadi pendamping karyawan baru, dari mulai masa adaptasi, sampai ke fasilitas yang karyawan baru akan dapat setelah resmi menjadi karyawan di Aditama Group, tapi tetap saja menurut gadis itu menjadi supervisor adalah tanggung jawab yang besar, membuat calon karyawan bisa merasa nyaman untuk berada di lingkungan kantor.

Aditama Group sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik  Hanin banyak mengenal dunia luar dari perusahaan ini, entah berkeliling keluar kota untuk keperluan kantor, mengurusi kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan ataupun sosial.

"Oh iya, mari Hanin saya ingin memperkenalkan anda dengan, pak Akbar" pak Gibran berdiri hendak memperkenalkan Hanin, dan lelaki bernama Akbar itu.

Hanin tersenyum ramah kemudian mengulurkan tangan pada lelaki bernama Akbar itu.

"Perkenalkan saya Hanin." Dibalas dengan uluran tangan juga oleh lelaki itu, kemudian mereka saling berjabat.

"Saya Akbar"

Lelaki itu Muhammad Akbar, tinggi, hidung mancung, alis tebal, tubuh Hanin yang mungil membuat Hanin harus mendongak menatap wajah lelaki itu, manis dengan senyuman ramah yang terpancar di wajahnya.

"Oh iya, selama satu bulan kedepan Hanin yang akan membantu anda untuk beradaptasi dengan lingkungan kantor, juga yang akan membantu anda agar lebih mudah memahami tugas-tugas yang akan diberikan pada anda nanti nya".
Mendengar itu Akbar mengangguk mengerti.

"Nih, orang irit bener ngomong, sariawan kali yah" Hanin bergumam dalam hati.

Dilihat dari tampangnya Akbar ini memang tipe cowok cool, cuek, tapi gak kaku juga, ah sudahlah.

Hanin tak banyak berpikir  tentang lelaki itu, kita lihat bagaimana nanti ia menjadi partner kerja Hanin, semoga saja bisa diajak kerja sama, atau paling tidak sedikit membantu nya agar tidak stress.

"Silahkan Hanin, bantu Akbar untuk beradaptasi dengan yang lain" Hanin mengangguk

"Baik pak, kami permisi" menoleh sebentar pada Akbar mengisyaratkan lelaki itu untuk ikut bersama nya.

.
.
.
.
.
.

Yuhuuu Readers
Kembali bersua setelah 5 tahun vakum di dunia orange hihi...

Sering banget buat cerita tapi stuck gitu2 aja, ini akun Baru author semoga aja gue gak magerannn dan semoga cerita ini masuk diakal pembaca hehe,,,, tau gak gue pengen juga bisa meluk cerita sendiri dalam bentuk novel, paling gak whilist tahun ini bisa bikin satu cerita ampe tamat.

Mohon kritik dan saranynya readers❣️

TIRAKAT CINTAWhere stories live. Discover now