30. Rencana Berkunjung

1.2K 194 10
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

Keadaan ramai di kediaman Seo, banyak dari warga sekolah Derlangsa datang. Entah siapa yang menyebarkan informasi lebih dulu soal Jeongin, kini Haechan hanya bisa menerima semua tamu dari sekolahnya. Berbagai kebohongan Haechan sampaikan bahwasannya Jeongin pergi karena sakit. Dan sepertinya hal itu bisa diterima oleh warga sekolah.

Haechan menghampiri kepala sekolah dan beberapa guru-guru di ruang tamunya. Bibirnya sedikit tersenyum, menyambut para guru itu.

"Kami mohon maaf atas apa yang terjadi soal Jeongin. Kami kurang perhatian sampai tak tahu kalau Jeongin sakit." Penuturan dari pak Suho dan disambut oleh Johnny dan Ten dengan senyuman.

"Ternyata kamu kakak Jeongin ya, pantes ibu ngerasa kalian mirip dibeberapa hal." Bu Seulgi walikelas Haechan berkata.

"Saya yakin adik kamu di tempat terbaik Chan. Dia anak yang baik." Bu Jennie juga berujar membuat Haechan terharu. Sekali lagi ia membenarkan, di Derlangsa memang ada orang-orang yang baik.

Haechan memohon izin pamit pada para gurunya, ia menyusul Han, Seungmin, dan Felix yang tampak berbincang.

Banyak orang yang datang, kecuali keluarga Nakamoto dan Jung. Mungkin terlalu sibuk mengingat kedatangan warga Derlangsa ini tanpa rencana, tapi ada perwakilan Mark dan Renjun di rumahnya. Ia tak melihat keberadaan Jaemin dan Jeno, lagipula Haechan tak mengharapkan mereka hadir.

"Chan, lo okay?" tanya Felix.

"Gue nggak papa."

"Maaf semuanya jadi kebongkar, apa kita perlu cari tahu siapa yang nyebarin?" tawar Seungmin. Haechan menggeleng, sebaiknya ia tak perlu menutupi fakta bahwa adiknya benar-benar telah pergi. Haechan hanya perlu menutupi fakta, bahwa kepergian adiknya karena kasus pembullyan. Haechan tak ingin sekolah ikut campur, ia akan membalas orang-orang itu dengan tangannya sendiri.

"Jun, lo aman kan? Kaya zombie gitu." Renjun yang menghampiri mereka sempat diledek Han. Benar, Renjun tampak kacau, wajahnya kusam, matanya bengkak seperti habis menangis.

"Chan gue minta maaf." Kening Haechan berkerut bingung, bahkan ketika Renjun memeluknya. Keempat orang itu saling pandang, sedangkan Haechan masih berusaha menenangkannya yang kini terisak.

"Bukan salah lo, ini kalau si Guanlin liat dikira kita ngapa-ngapain lo," tutur Haechan.

"Maafin gue Haechan, gue minta maaf."

"Okay, gue maafin lo. Sekarang tenang dulu ya."

Akhirnya Renjun berhasil ditenangkan, mereka tak ingin bertanya lebih lanjut pada Renjun. Pemuda itu terlihat benar-benar kacau. Entah masalah apa yang baru ia hadapi, tetapi sepertinya sangat berat.

"Pak Suho kayanya udah mau pamit," ujar Han melihat kepala sekolahnya itu sudah salaman dengan orang tua Haechan.

"Kami juga mau pamit ya Chan, gue yakin adik lo punya tempat terbaik di sisi-Nya. Dan kalau lo perlu bantuan buat ngatasin semuanya, lo bisa minta bantuan kami." Senyum Haechan mengembang, ia bersyukur dipertemukan orang-orang yang baik disini.

"Jangan sedih-sedih terus ya. Kalau lo pengen nangis hubungin kita, nanti kita nangis bareng," tutur Felix.

"Trus yang nenangin siapa markonah?" cibir Han.

"Tinggal telpon pacar masing-masing!" tukas Seungmin.

"Gue nggak punya pacar tolong."

"Eh lupa masih ada yang belum sold out," ledek Han. Haechan cemberut dan tiga orang temannya tertawa pelan. Renjun yang menyaksikan hanya bisa terdiam. Bukankah mereka kejam merenggut senyuman yang harusnya bisa terulas lebih ikhlas itu?

Puzzle Piece | MarkhyuckWhere stories live. Discover now