03 Tetangga

1.6K 168 2
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.


Selain kantin, ada satu destinasi tempat yang akan ramai saat jam istirahat yakni lapangan basket. Tentu bukan karena lapangan yang menarik, melainkan anggota tim basket yang diketuai oleh Mark Jung si pangeran sekolah.

Tribun ramai untuk mendukung Mark dan juga anggotanya dalam latihan. Haechan juga mendadak menarik Felix ke sini, karena ingin menonton pertandingan Mark.

Bisa Haechan lihat ada Jaemin di bangku penonton yang tengah berteriak mendukung Mark di tengah lapangan. Haechan tertarik, lalu bergerak turun ke arah pinggir lapangan. Tepat saat itu bola basket terlempar ke arahnya. Dengan sigap Haechan menangkap.

Sedikit memberikan pertunjukan drible, Haechan memberikan tembakan ke arah ring dan berhasil mencetak skor. Sorakan terdengar kagum melihat aksi dadakan Haechan. Tapi Mark menatapnya tak suka, pemuda itu menghampiri Haechan meminjam bola dan mendadak caper ke arah timnya.

"Mau ngapain lo?" tanya Mark tajam.

"Wow santai dong. Lo punya dendam apa sih sama gue? Perasaan gue murid baru deh," balas Haechan. Ia berusaha mengabaikan segala gejolak dalam hatinya. Sungguh menatap wajah Mark membuat hatinya terluka karena berbagai dugaan buruk terhadap adiknya tiba-tiba muncul.

"Mau lo apa?" tanya Mark.

"Mau jadi pacar lo," balas Haechan menyengir.

"Gila. Gue nggak mau." Balas Mark dan hendak merebut bola di tangan Haechan. Tapi Haechan sontak menghindarinya.

"Kalau gitu kita buat kesepakatan," balas Haechan.

"Kenapa gue harus setuju?" balas Mark sinis.

"Takut ya kalau lo bakal suka sama gue?" ledek Haechan.

"Najis! Sini bolanya," umpat Mark.

"Kalau gitu ayo bikin kesepakatan sama gue." Mark mulai jengkel, terlebih orang-orang kini tengah memperhatikan mereka berdua. Yang menjadi perhatian Mark hanya Jaemin, takut pemuda manis itu salah paham jika Mark lama-lama berhadapan dengan Haechan.

"Oke, apa?" balas Mark.

"By one, basket sama gue. Kalau gue menang lo nggak boleh nembak Jaemin dan jangan tolak afeksi gue." Mark melotot, apa-apaan murid baru ini?

"Maksud lo ap--"

"Lo takut kalah berarti?" provokator Haechan.

Mark tersenyum sinis. "Kalah? Lo kali, oke. Kalau gue menang berhenti ganggu gue dan jauh-jauh dari gue," balas Mark.

"Deal!" Mereka bersalaman mendadak penonton di tribun heboh. Masalahnya tak ada yang bisa mendengar ucapan Mark dan Haechan.

Haechan mendadak mendapat tarikan dari Felix. Pemuda berambut blonde itu mendadak khawatir dengan Haechan. Yang ditantang Haechan itu Mark Jung loh, kapten basket SMA Derlangsa yang membawa nama sekolah di turnamen nasional.

"Chan, mending lo tarik ucapan lo Chan," bujuk Felix.

"Bener woi, apapun yang lo janjiin sama Mark mending berhenti Chan." Han tiba-tiba muncul bersama Seungmin setelah mendapat pesan dari Felix.

"Kalian tenang aja okay?" Haechan terlihat santai, padahal dalam hatinya deg-degan. Ia memang sering bermain basket dulu bersama sepupunya, Hendery, tapi tak sampai ahli pertandingan juga.

"Chan, lo yakin bakal baik-baik aja?" Seungmin juga ikut khawatir.

"Tenang ya para manisku, gue bakal kalahin si Mark Jung itu." Haechan mulai melangkah ke tengah lapangan yang sudah ditunggu oleh Mark. Keduanya hanya perlu menghitung siapa yang paling banyak mencetak skor dalam waktu yang ditentukan.

Puzzle Piece | MarkhyuckWhere stories live. Discover now