BAB 1: Awal Mula Pertemuan

257 44 2
                                    

Hallo! Selamat datang di cerita baruku, semoga kalian bisa enjoy sama ceritanya, ya!

Happy Reading

***

Rutinitas yang selalu Agna lakukan setiap pagi, yaitu bangun dari tidur, membersihkan diri, sarapan bersama kedua orang tuanya, lalu berangkat sekolah. Rutinitas yang selalu dilakukan oleh pelajar pada umumnya.

Sama seperti pagi ini, setelah selesai mandi sosok remaja berusia 17 tahun itu berjalan menuju ruang makan untuk melakukan sarapan seperti biasanya. Tak lupa ia membawa sebuah ransel berisi peralatan sekolah yang sangat lengkap.

"Selamat pagi, Sayang," sapa seorang wanita cantik yang sedang menyiapkan sarapan.

Agna tidak menjawab, tetapi ia tetap tersenyum kecil untuk menyambut sapaan sang ibu. Lalu, Agna duduk di salah satu bangku yang kosong di meja makan tersebut. Di bangku paling ujung sudah terdapat sang ayah yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Kalau Bundamu menyapa, sapa balik dong, bukannya senyum doang," ucap sang ayah dengan nada lembut meski wajahnya terlihat datar.

Agna menghela napas sejenak. "Selamat pagi juga, Bunda," ucap Agna dengan malas.

Elena terkekeh mendengar nada suara sang anak yang terdengar sangat terpaksa. Sementara Brama berdecih sambil melirik sinis.

"Berangkat sendiri atau sama Ayah?" tanya Brama setelah ia berhasil menelan sarapan yang dikunyahnya.

Agna tidak langsung menjawab, ia terlihat berpikir sejenak. "Sendiri aja," jawabnya.

Setelah mendengar jawaban dari putra tunggalnya itu, Brama pun segera menghabiskan sarapannya dan segera pergi karena hari ini banyak sekali pekerjaan yang harus ia kerjakan di kantornya. Pria berusia 38 tahun itu pun sudah hilang dari radar Agna lengkap dengan tas kerjanya.

Namun, tak lama dari kepergian sang ayah, Agna pun ikut pamit untuk berangkat ke sekolah. Agana ini termasuk siswa yang teladan, ia tidak pernah terlambat untuk datang ke sekolah, bahkan jika sakit pun Agna akan tetap berangkat ke sekolah, kecuali jika dirinya benar-benar tumbang.

Dengan sepeda motor matic yang dibelikan ayah sebagai kado ulang tahunnya yang ke 17 tahun, Agna menyusuri jalan dengan kecepatan sedang.

Sambil menikmati udara pagi yang tentu saja sudah terkontaminasi dari asap kendaraan, Agna fokus melihat ke arah depan sampai akhirnya tiba-tiba ada sebuah sepeda motor lain yang keluar dari sebuah gang.

Agna yang tidak sempat mengerem motornya pun menabrak motor tersebut, beruntung laju motor Agna tidak terlalu kencang, sehingga tak terjadi kecelakaan yang parah.

"GIMANA SIH KAMU BAWA MOTORNYA?!" seorang wanita yang tidak sengaja ditabrak oleh Agna pun bangkit dari jatuhnya dan langsung memarahi Agna yang masih terdampar di atas aspal akibat kakinya terjepit oleh motor.

"MAKANYA BAWA MOTOR ITU JANGAN NGEBUT-NGEBUT! ANAK SEKOLAH MACAM KAMU ITU SUKA SOK-SOKAN!" Si wanita masih marah-marah.

Beberapa warga membantu Agna untuk bangkit dari jatuhnya, beberapa mencoba menenangkan si ibu yang marah-marah padahal banyak saksi mata jika yang salah tentu si ibu karena keluar dari sebuah gang tanpa melirik ke arah kanan.

Layaknya SenjaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt