Lumière | 13. Acquaintance

3.8K 429 25
                                    

Selamat membaca dan Semoga suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Zloic memberikan harga yang lebih tinggi dari nominal yang sudah di tetapkan oleh Remi. Bocah itu hanya tercengang menatap setumpukan uang di tangannya. Zloic memberitahukan Remi agar tidak mengatakan pada Eulalie jika dia telah membeli lukisannya. Lukisan ini nantinya akan dia pajang di kamarnya. Andai saja lukisannya lebih besar. "Dengar! Kirim lukisan ini ke alamat ku nanti ya. Aku tidak membawanya sekarang! Kalau kau bisa membuatnya yang lebih besar lagi aku akan membayarnya tiga kali lipat dari ini!"

Remi terkejut dengan mulut yang terbuka. "Ya! Ya! Tentu saja!"

"Remi apa lukisannya sudah selesai?" Tanya Eulalie.

"Ya Lily!" Remi memasukan sejumlah uang itu ke dalam kantungnya.

"Boleh aku membelinya?" Tanya Eulalie.

Remi bingung menjawabnya dengan apa. Bocah itu menatap Zloic dan Eulalie bergantian. Ia sudah terlanjur menjualnya pada Zloic dan pria itu meminta agar tidak memberitahukan Eulalie soal ini. "Lily ... Itu ..."

"Tidak boleh ya?"

"Ti--tidak! Bukannya tidak boleh. Tapi ..." Remi tidak ingin berbohong. Posisinya sangat sulit saat ini.

"Lukisannya buruk! Tidak terbentuk! Kau mau membuang-buang uang demi lukisan jelek itu? Dia harus banyak belajar lagi. Wajah mu sangat jelek di lukisannya!"

Kata-kata Zloic sangat menyakitkan. Tapi karena uang Remi hanya tersenyum saja. Tidak masalah di hina seperti apapun yang terpenting dia sudah mendapatkan uangnya.

"Wajah ku jelek di lukisannya?"

Zloic berjalan menghampirinya. "Ya! Sangat jelek!"

"Bagaimana dengan yang aslinya?"

Manik mata Zloic tak luput dari wajahnya. Pria itu memandanginya dengan lembut. "Yang aslinya?"

Remi menatap Zloic yang memandangi Eulalie cukup lama. Seperti ada sihir di wajah Eulalie. "Wajah anda merah kakak!"

"Hei! Diam!" Tegas Zloic. Anak kecil itu membuatnya malu. "Yang aslinya tidak buruk!"

Eulalie tertawa kecil mendengarnya. "Begitu ya. Untung saja!"

"Remi!" Seorang pria dari dalam toko hewan berdiri bersama seorang wanita di sebelahnya. Pria itu berjalan menuju mereka. "Remi!"

"Paman! Perkenalkan! Ini Lily! Mereka kakak ini yang menolong ku saat aku terjatuh dari sepeda! Lily ini pamanku!" Remi memperkenalkan Lily pada pamannya dengan semangat.

"Terimakasih nona Lily. Mari! Kita makan cemilan bersama!"

"Ah terimakasih! Tidak perlu repot-repot!" Eulalie menolaknya karena takut menyusahkan.

LUMIÈREWhere stories live. Discover now