10 | Surat Tuan R

26 3 0
                                    

Keributan itu masih berlangsung di dalam restoran itu. Untungnya, pada saat itu Hyin mengenakan sebuah jubah yang cukup menutupi wajahnya, jadi tidak banyak orang yang mengenali dirinya.

Jika adapun jumlahnya hanya sedikit.

Hyin menatap Gadis itu tanpa ekspresi takut. "Omong kosong! Apa kau tahu akibat melawan seorang bangsawan?"

"Omong kosong apa? Aku hanya memberitahu dirimu untuk meninggalkan restoran ini, lihat waktu!" Hyin menunjuk ke arah jam.

"Restoran ini sudah waktu jam tutup, Meninggalkan itu wajar." Alasan, namun sesungguhnya Hyin itu selalu benar.

"Kau menyuruhku mengenyahkan diri sialan!" Maki Gadis itu.

"Ah, sudahlah! Berbicara dengan mahluk rendahan sepertinya hanya akan membuatku bodoh. Coral, Ayo pergi." Akhirnya, Gadis itu berjalan pergi.

Sejujurnya, ia terbawa emosi karena diganggu saat makan. Ia tidak bermaksud untuk membuat musuh seorang bangsawan.

Lupakan saja, Hyin tidak bersalah, tidak akan ada hasilnya jika ia meminta maaf kepadanya. Gadis itu terlihat terlalu keras kepala untuk menerima atau meminta maaf sekalipun.

Hyin menoleh ke arah Ibu dan Anak itu. "Apa kalian tidak apa-apa?" Gadis berambut biru terang itu mengangguk.

"Maaf merepotkan..." Ucap Gadis itu.

Ibu dari Gadis itu juga ikut berbicara. "Terima kasih banyak. Kami tidak akan melupakan balas budimu Nyonya..."

"Tidak apa-apa, Lupakan saja tentang itu." Ucap Hyin.

"Oh iya, Aku ingin membayar makananku." Tambahnya.

"Ah itu gratis, kau telah membantu kami. Jika tidak, mungkin Ibuku tadi sudah dipukul habis-habisan olehnya..."

"Tidak, Aku akan tetap membayar." Kedua Ibu dan Anak itu menoleh, lalu mengangguk kepada sesama sembari tersenyum.

"Baiklah, mohon tunggu." Sembari menunggu, Wanita itu menceritakkan tentang beberapa restoran dipinggiran kota yang tutup.

Katanya, penyebabnya adalah beberapa bangsawan yang datang dan menyebarkan beberapa rumor yang tidak senonoh.

Membuat beberapa restoran akhirnya bangkrut karena tidak adanya pengunjung.

Apa perkataan seorang Bangsawan sepengaruh itu? Sejujurnya, Ia baru tahu.

Namun, Apa alasan mereka melakukan itu? Kesenangan? Atau Bangsawan yang mempercayai orang biasa adalah mahluk rendahan?

'Mungkin ada cerita lebih panjang dibaliknya? Tunggu, kenapa Aku memikirkan ini?'

Beberapa waktu kemudian, Hyin membayar makanan dan minuman yang ia pesan.

Lalu pergi meninggalkan restoran itu, sebelum ia kembali memasuki restoran itu kembali.

"Sebenarnya, Apakah kalian mengetahui sebuah tempat?"

Akhirnya, Ia kembali pulang ke Rumah Neneknya! Berkat Gadis berambut biru terang yang ia belum sempat menanyakan namanya.
_____

"Selamat Pagi." Sapa Hyin kepada Nenek dan Kakaknya yang sedang duduk dimeja makan.

"Pagi." Neneknya Menjawab. "Kau duduk disini." Ia menepuk bangku di sebelahnya, tentu saja Hyin menurutinya.

Hyin dan Keluarganya berbicara tentang Tes Akademi yang akan berlangsung beberapa hari lagi.

"Apa kau sudah memikirkan tentang itu Hyin?" Tanyanya.

"Oh, Iya. Semalam Aku memikirkannya saat berjalan-jalan saat malam hari. Karena begitu fokus berpikir, Aku tersesat di jalan." Jelas Hyin.

Light Of Eun [REVISI]Where stories live. Discover now