4 | Desa Corak

37 5 0
                                    

"Kesempatan tidak akan datang dua kali. Oleh karena itu, jika bisa melakukannya sekarang, mengapa harus nanti?"

_______

Desa Artedioxe, desa yang berada di wilayah Nevious Utara itu adalah desa yang cukup terkenal dengan karya-karya kain bercorak mereka.

Desa Artedioxe sendiri adalah nama kuno dari desa yang bernama Desa Corak. Oleh karena itu, mayoritas penduduk desa maupun turis yang mengunjungi tempat tersebut, lebih memilih memanggil nama desa tersebut sebagai Desa Corak.

Desa Corak memiliki satu cerita rakyat yang cukup terkenal di daerah utara kerajaan Nevious, yaitu cerita yang berjudul "Gua, Pintu Perak dan Jebakkannya." Cerita tersebut sudah menjadi turun-temurun untuk mereka.

Sebagai orang yang menyukai hal yang berkaitan dengan membaca, Hyin menemukan beberapa cerita rakyat ataupun legenda yang cukup berkesan untuknya.

Apalagi jika cerita tersebut adalah sesuatu yang nyata, walaupun terkadang banyak dari mereka hanyalah sekedar sebuah mitos.

Tetapi, jika mempunyai satu bukti yang kuat saja, ada kemungkinan kau bisa menemukan apa yang di ceritakan dalam cerita rakyat tersebut dengan menemukan beberapa petunjuk.

Oleh karena itu, Gua, Pintu Perak dan Jebakkannya adalah salah satu tempat dari banyaknya cerita rakyat yang ingin Hyin kunjungi.

Waktu malam di Desa Corak sangatlah berbeda dengan Hyin yang sedang berdiam diri di kamar penginapan miliknya tersebut.

Karena hanya beberapa jam yang lalu, ia sampai di desa ini dengan keadaan yang tidak biasa, itu semua semenjak mimpinya tersebut.

Dan karena itulah, kini ia bingung untuk melakukan apa.

Hyin seketika menghela nafasnya.

Agar tidak mati kebosanan, ia harus sesekali mencoba mencari udara segar dengan berjalan mengelilingi desa tersebut.

"Aegis, ayo kita berjalan sebentar saja." Ajak Hyin yang lalu beranjak pergi dari duduknya.

Tentu saja, Aegis yang tidak ingin di tinggalkan sendiri di kamar Hyin terpaksa mengikuti dirinya.

Beberapa menit kemudian, Hyin akhirnya telah sampai di tengah permukiman desa tersebut, yang anehnya begitu ramai dengan warga yang bergotong royong.

"Aku dengar akan ada festival tradisional di desa corak besok, jadi itu benar ya." Ucapnya, berbicara kepada diri sendiri, sebelum seseorang tiba-tiba menjawab ucapannya itu.

"Iya."

Hyin seketika terdiam. Apakah itu hantu?

Ia menoleh ke arah belakangnya, sebelum ia sadar siapa orang yang telah menjawab dirinya itu.

Lain tidak lain, ialah kakaknya Heilan.

"Aku kira ada hantu yang mengikutiku, ternyata hanyalah kau." Ucap Hyin dengan malas.

"Mengapa? Kau berekspetasi ada hantu yang ingin mengikutimu? Melihat wajahmu saja mereka sudah ingin melarikan diri." Cetus Heilan.

"Ck. Jahat!" Ujar Hyin. Sebelum ia terdiam kembali ketika Heilan menyodorkannya sebuah kertas yang dipenuhi oleh tulisan.

"Apa ini?"

"Kertas."

"Untuk apa?"

"Dibaca."

Sungguh pernyataan yang sangat jelas, Hyin tidak terbantu sama sekali.

Hyin dengan malas mulai meneliti kertas tersebut, ia bisa menyimpulkan setidaknya bahwa ini adalah sebuah surat yang dikirim oleh seseorang.

Light Of Eun [REVISI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt