Sepuluh

41 32 4
                                    

Disclaimers:
● Cerita ini adalah FIKSI. Mohon kebijakan pembaca untuk tidak membawa karakter dalam cerita ini ke dalam kehidupan nyata visual yang bersangkutan;
● Jika ada kesamaan nama, tempat, atau alur, itu murni ketidaksengajaan;
● Jika ada typo, mohon dimaklumi dan boleh ditegur agar bisa direvisi nanti;
Last but not least, jangan lupa meninggalkan like dan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap cerita ini. Makin antusias kalian, makin bagus.



"Panti Sosial Pelita Adiwarna merupakan lembaga sosial yang menampung dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu, dan terlantar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Panti Sosial Pelita Adiwarna merupakan lembaga sosial yang menampung dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu, dan terlantar."

Irish menatap bangunan dan suasana sekitar dari salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang tampak terlihat tidak terurus di matanya. Selain cat bangunan dan pagar yang mulai memudar dan mengelupas dimakan oleh usia, pepohonan menjulang tinggi dan tumbuhan liar yang merambat lebat di sekitar, membuat suasana terlihat begitu teduh, tetapi juga terlihat remang-remang secara bersamaan walau sekarang sudah menuju waktu siang hari.

"Apa kau yakin bahwa tempat ini adalah bangunan panti sosial untuk anak-anak?" tanya Irish, tampak tidak yakin dengan apa yang dilihat dengan mata kepalanya sendiri.

Untuk kesekian kalinya, Jaiveer menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Irish yang selalu diulang hampir setiap hari ketika keduanya berkunjung ke tempat ini dengan kendaraan roda empat mewah yang berbeda-beda pula.

"Ketimbang panti sosial, tempat ini terlihat seperti sarang rumah hantu bagiku. Lihat saja sekarang, panas matahari begitu terik, tetapi di halaman sana terlihat redup seolah-olah matahari enggan untuk memancarkan sinarnya di sana. Aku pun juga tidak bisa menjamin bangunan ini masih bisa berdiri kokoh ketika angin kencang menerpanya. Aku pun juga tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi orang-orang di dalam bangunan yang terlihat tidak layak untuk tinggal itu ketika cuaca sedang begitu dingin. Dilihat dari atap-atapnya yang ditambal, sepertinya juga akan mengalami kebocoran ketika hujan deras datang," ucap Irish, berceloteh panjang lebar yang diakhiri dengan helaan napas panjang. Sekon ke depan, atensinya menatap Jaiveer yang duduk manis di kursi kemudi. "Tempat ini adalah lembaga sosial, harusnya mendapatkan perhatian dan bantuan dari negara, tetapi mengapa mereka terlihat tidak layak seperti ini?"

Jaish yang sedari tadi diam saja di kursi penumpang belakang, tiba-tiba beranjak maju dan memposisikan tubuhnya berada di antara Irish dan Jaiveer sembari mengarahkan jari telunjuk kanannya ke spanduk berukuran sedang yang terpasang di salah satu sisi pagar bangunan tersebut.

"Panti Sosial Pelita Adiwarna sudah tidak lagi terdaftar dan diawasi oleh badan pemerintah sejak dua belas tahun lalu karena adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh salah satu anak pengurus di tempat ini," jelas Jaish.

Mendengar itu membuat Irish refleks terkejut. "Siapa orang gila itu?"

Jaish menggeleng singkat. "Tidak disebutkan siapa namanya, pengurus tempat ini meminta kepada media untuk tidak menyebutkan siapa nama anak mereka yang berbuat keji itu. Cuman yang jelas, oknum tidak bertanggung jawab ini menggunakan anak-anak dijadikan sebagai senjata untuk memelas kepada publik. Segala uang berupa donatur digunakan untuk kepentingan pribadi. Alhasil, panti asuhan ini tidak lagi terdaftar di negara dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengurus untuk merawat anak-anak tersisa dengan dana pribadi mereka sampai saat ini."

Avenoir  |  Jung JaehyunWhere stories live. Discover now