MTB 01

515 15 1
                                    

MTB 01

Gua Gabriel, gua adalah seorang mahasiswa dengan jurusan dokter gigi, awalnya gua gak terlalu tertarik untuk kuliah karena gua adalah tipe orang yang sangat malas belajar, tetapi ketika gua melihat seseorang di salah satu rumah sakit dan itu menarik perhatian dan juga hati gua.

Awalnya gua tidak terlalu memperdulikan perasaan gua, tetapi setelah sampai dirumah dan hari hari berlalu, gua tak henti hentinya kepikiran tentang seseorang yang gua lihat di rumah sakit itu dan karena gua melihat seragam yang dikenakan oleh seseorang itu yang kebetulan gua juga tahu universitas tersebut, tanpa berpikir panjang gua langsung mendaftar ke universitas tersebut dan gua mendaftar jurusan yang gua yakin jika gua akan sering bertemu dengan seseorang tersebut.

Ya, seperti yang dikatakan diawal, gua mengambil jurusan dokter gigi, bukan tanpa alasan, gua mengambil jurusan dokter gigi adalah karena seseorang yang gua lihat dirumah sakit itu dia tengah datang untuk berobat gigi, gua mendengar samar samar ibunya berkata jika anaknya itu sangat sering sekali memakan makanan manis dan mengakibatkan anaknya terus menerus sakit gigi.

Tetapi setelah gua masuk ke Universitas tersebut dan mulai menjalankan pembelajaran gua sebagai dokter gigi selama beberapa bulan tetap gua sama sekali belum bertemu dengan seseorang yang gua lihat dirumah sakit itu. Tetapi bukan Gabriel namanya jika tidak ambisius, gua terus mencari sosok yang pernah gua lihat di beberapa bulan lalu, gua selalu menanyakan ke teman teman gua dan juga banyak lagi, namun sampai detik ini gua tak kunjung menemukannya dan bahkan belum mengetahui nama asli ataupun nama panggilannya.

...

Kini waktu menunjukkan pukul dua belas siang, Gabriel baru saja selesai kelas, karena dia masuk pagi hari ini dan kini dia tengah berada di kantin bersama beberapa temannya yang satu jurusan.

"El, lu belum juga nemuin orang itu?." Tanya Kai

Gabriel menggelengkan kepalanya, "Belum." Jawab Gabriel seraya mengunyah makanannya.

"Mau sampai kapan lu nyari orang gak jelas itu?." Tanya Kai lagi.

"Sampai gua tahu dia di jurusan mana, tahu namanya dan tahu jadwal kelasnya." Jawab Gabriel lagi.

"Sinting." Saut Max.

"Dih, kulkas gak usah ikut campur." Ketus Gabriel.

"Ciri cirinya gimana, siapa tahu gua kenal." Ucap Kai.

"Dia tinggi, rahangnya lumayan tajam, terus manis, pokonya cakep pol." Jelas Gabriel seraya tersenyum salah tingkah.

"Pake seragam kaya gimana?."

"Apa ya, lupa. Tapi yang jelas pendek." Jawab Gabriel.

"Teknik paling, iya gak sih Max?." Tanya Kai kepada Max.

"Di Universitas kita cuma ada teknik yang seragamnnya nya pendek." Jelas Max dan di angguki oleh Kai.

"Bener tuh El, pasti anak Teknik, nanti lu lihat saja kesana." Ucap Kain mengusulkan.

"Gak perlu nanti, sekarang juga gua kesana." Ucap Gabriel seraya berjalan meninggalkan Max dan Kai.
Max dan Kai saling bertukar pandang kemudian mengangkat bahunya acuh.

Gabriel berlari ke gedung teknik dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk menemui seseorang itu, sekitar hampir sepuluh menit Gabriel berlari akhirnya dia tiba di gedung Teknik.

Gabriel mendudukan badannya disalah satu kursi, Gabriel terengah engah karena dia berlari cukup jauh. Gabriel mengedarkan pandangannya keseluruh gedung teknik, tetapi dia tak mendapatkan sosok yang tengah dia cari.

"Dimana ya dia?." Gumam Gabriel seraya matanya terus melihat lihat keseluruh tempat.

Gabriel bangkit dari duduknya kemudian dia bertekad untuk masuk kedalam gedung teknik. Gabriel masuk kedalam gedung teknik seraya matanya terus mencari seseorang yang tengah dia cari.

Gabriel terus berjalan dan terus mencari keseluruh lorong dan ruangan dan kini pandangannya tertuju kepada seseorang yang berada di taman belakang gedung fakultas teknik, Gabriel diam diam memotretnya kemudian mengunggahnya di akun Twitter miliknya, "Gua bakal melakukan apapun demi dapatkan lu." Gumam Gabriel, setelah itu Gabriel memutuskan untuk pulang karena tidak ada urusan lagi di kampus.

Kini waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, Gabriel baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya dan kini dia membaringkan badannya diatas kasur kemudian membuka ponselnya yang dia matikan sejak pulang kuliah. Sudah menjadi kebiasaan bagi Gabriel jika dia belajar, dia akan mematikan ponselnya agar dia bisa fokus kepada pembelajarannya.

Baru saja Gabriel menyalakan kembali ponselnya, fokusnya teralihkan kepada notifikasi komentar di akun Twitternya dan dengan cepat dia mengetuk notifikasi tersebut dan betapa bahagianya Gabriel ketika dia mendapat info tentang seseorang yang dia cari selama ini.

"Semoga setelah ini gua bisa dapatin dia." Ucap Gabriel dengan bahagia.

Tidak susah bagi Gabriel untuk mendapatkan nomor ponsel seseorang yang tengah dia cari dan kini Gabriel mendapatkan nomor ponselnya, tahu namanya dan juga tahu akun Twitternya.

"AAAAAAA!!." Teriak Gabriel kegirangan seraya berlari mengelilingi isi kamarnya.

"BUNDA! AKU AKHIRNYA MENEMUKAN DIA!." Teriak Gabriel yang masih kegirangan.

Gabriel menenangkannya dirinya, kemudia dia menatap profil akun WhatsApp seseorang yang dia cari selama ini, Gabriel mengelus foto tersebut seraya terus tersenyum bahagia.

"Lambat laun, lu bakal jadi milik gua Dava." Gumam Gabriel.

Gabriel menangkan gambar layar profil WhatsApp Dava kemudian dia menjadikannya sebagai wallpaper WhatsApp dan juga layar kunci ponselnya, setelah selesai memasang wallpaper ponselnya, Gabriel kembali ke menu WhatsApp kemudin dia memberanikan dirinya untuk mengirimkan pesan kepada Dava dan setelah itu Gabriel langsung membalikkan ponselnya agar tidak bisa melihat isi pesan dari Dava, jika nanti Dava membalas pesannya.

"Ah, deg degan." Ucap Gabriel seraya menggigiti kukunya karena gugup.

Tak lama Gabriel menunggu, dia kini mendapatkan balasan pesan dari Dava dan dengan cepat Gabriel membukanya, namun detik berikutnya Gabriel memanyunkan bibirnya.

"Kok gini sih jawabannya." Keluh Gabriel sedih.

"Ah, ini pasti karena awal aja, mungkin dia belum kenal gua." Ucapnya lagi yang mencoba berpikir positif.

Cukup lama mereka berdua bertukar pesan dan kini Gabriel melemparkan ponselnya ke sembarang arah dengan kesal.

"Muka doang ganteng, sikapnya gak ganteng sedikitpun!." Kesal Gabriel.

"TAPI AKU SUKA!, AAAAAAAKKKKKK!." Teriak Gabriel.

"GABRIEL!, JANGAN TERIAK TERIAK SUDAH MALAM!." Teriak ibunya dari kamarnya yang berada disamping kamar Gabriel.

"IYA BU, MAAF!." Teriak Gabriel lagi.

"Hihi, gak sabar untuk besok!." Ucap Gabriel bersemangat.

"Sekarang tidur ah, biar cepat pagi dan biar cepat bertemu dengan Dava sayang yang ganteng, hihi." Girang Gabriel.

LINK POV/ ROOM CHAT NYA THOR TARO DI KOME YA, SILAHKAN DIBACA DAN DI LIKEEE, BIAR THOR SEMANGAT UPDATE, THNAK UUU💗

MY TECHNIC BOYFRIEND [BL]Where stories live. Discover now