3. Masa Lalu

122 12 0
                                    

Tatapan Sherena kosong melihat jadwalnya begitu padat di depan matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan Sherena kosong melihat jadwalnya begitu padat di depan matanya. Tahun ini jadwal solonya sebagai penyanyi tidak terlalu padat karena hanya merilis mini album tapi jadwal syutingnya justru luar biasa padat.

"Sepadat ini, Jing?"

"Heem," Jingga merapikan semua tas milik Sherena begitu telaten. Tak lupa ia mencabut charger yang mengisi baterai ponsel Sherena. "Untuk saat ini, lo jangan buka sosmed."

"Why? You worried about hate comment?"

"Hate comment-nya sekarang mostly tertuju sama Jolana," Jingga mengedikkan bahu. "Mereka bandingin Mas Theo sama cowok baru Jolana. Tapi sintingnya ada ngatain Mas Theo jelek, nying!"

"Emang cowok Jolana lebih cakep dari Kak Theo?"

"Beuh! Mukanya datar betul! He's not cool and not type handsome man. Dia emang pengusaha tapi semua itu warisan dari keluarganya. Ibaratnya dia punya nama bukan hasil dari keringatnya sendiri."

"Tapi Kak Theo juga pewaris utama di keluarganya."

"Yah setidaknya Mas Theo punya nama sendiri karena kariernya sebagai penyanyi dan aktor. Maksud ucapan gue soal punya nama tuh tentang dari mana sumber penghasilannya selama ini dan karena apa dia dikenal oleh orang-orang."

Seminggu yang lalu Sherena mendengar berita soal Jolana Septiani kini memiliki kekasih baru bernama Raditya Priyandra. Berita kencan mereka menghebohkan publik dan tetap menyenggol nama Sherena dan Theo dalam setiap beritanya.

"Oh iya, gue dapat info baru soal proyek lo selanjutnya. Terserah lo mau terima atau enggak,"

Sherena menutup kotak make-up miliknya lalu menatap manajernya dengan serius. "Proyek apa?"

"Lo tau novel Mocha Love?"

"Tau. Novel yang udah terjual hampir lima ratus ribu cetak itu kan?"

"Sekarang novel itu mau diangkat ke layar lebar."

"And then?"

"Awalnya pemeran utamanya si Jolana tapi sutradara ngedepak dia dari list pemainnya dan sekarang ngincer lu buat jadi pengganti Jolana."

"What the—" Ini sudah gila. Dari mimik wajah Jingga, Sherena tau manajernya mengodenya untuk menolak proyek ini. "Lo tau kan efek kalau gue nerima ini?"

"Tau. Makanya gue saranin buat nolak tawaran ini." Jawab Jingga. "After all of this, Jolana pasti punya penyakit dendam akut sama lo. Cukup dua proyek kemarin lo terima, yang ini jangan lo terima."

"Terus gue harus gimana?"

"Akan lebih baik lo bicara baik-baik sama dia. It's okay if you apologize first, the important thing is that there is no hostility between you with her. Kalau lo bertindak mengalah di depan dia, gue yakin dia juga bakal luluh. Dan soal Mas Theo, seems like dia udah merelakan Theo tapi dia masih gak terima Theo malah jatuh dalam pelukan lo. Belum lagi hampir semua hujatan tertuju sama dia."

Wild FlowerWhere stories live. Discover now