Seorang anak yang di benci oleh keluarganya dan di bully oleh teman sekolahnya.
"𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘤𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯"~ 𝘟𝘢𝘷𝘦𝘳𝘪𝘢 𝘎𝘩𝘢𝘯𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘡𝘢𝘩𝘳𝘢 𝘈𝘻𝘢𝘭𝘪𝘢.
...
"Bugh" Sean memukul wajah ara yang masih terdapat luka yang ia berina kemarin.
"Dasar anak gak bisa di untung" Ucap Sean sambil memukuli ara.
"Bugh"
"Bugh"
"Bugh"
Sean memukuli ara habis habisan.
"BUKANNYA BELAJAR DISEKOLAH MALAH KELUYURAN ENTAH KEMANA" Ucap Sean sambil memukuli ara.
Sean memukul tepat di perut ara, ara menahan semua pukulan yang di berikan oleh ayah kandungnya sendiri, sangat berbeda dengan om aldo yang memberi kasih sayang pada ara, walau mereka baru pertama kali bertemu, namun tante lia dan om aldo sudah menganggap ara sebagai anak kandungnya sendiri.
"Bugh" Kali ini Sean menendang ara dengan cukup keras hingga Kepala ara terbentur di dinding.
"Ssst" Ringis ara saat kepalanya terbentur di lantai.
"UDAH UNTUNG DI SEKOLAIN EH MALAH KELUYURAN" Ucap Sean sambil menjambak rambut ara.
"DASAR ANAK GAK TAU TERIMAKASIH" Ucap Sean sambil mengambil vas bunga yang berada di meja.
"Byar" Sean melemparkan vas itu tepat di samping ara, hingga membuat serpihan kaca menggores dan ada juga yang masuk ke kulit ara.
Cukup banyak darah ara yang keluar, belum sampai di sini saat ara sudah terbaring lemas Sean menarik ara ke kamar mandi lalu membanting ara ke lantai kamar mandi.
Ara sudah terbaring lemas di lantai kamar mandi, Sean mentiram ara dengan air.
"Ssst" Ringis ara saat air yang dingin mengenai luka lukanya.
Setelah merasa cukup puas Sean kembali ke kamarnya, meninggal kan ara sendirian di kamar mandi yang sudah terbaring lemas.
Kali ini ara benar benar sudah terbaring lemas, darahnya sudah berada di seluruh lantai kamar mandi. Ara hanya bisa berharap bahwa akan ada orang yang datang ke kamar mandi.
Sudah hampir 1jam ara terbaring di kamar mandi, akhirnya ada seseorang yang menolong nya.
"Astaga non, sini saya bantu" Ucap sumini yang kaget melihat ke adaan ara sekarang.
Ara hanya mampu memberikan senyuman yang sangat tipis, jujur saja ara sudah sangat lelah.
Sumini membantu ara menuju kamar bahkan ia membantu membersihkan dan mengobati luka ara.
Setelah selesai sumini berpamitan pada ara.
"Non, saya keluar dulu ya" Pamit sumini pada ara.
"Iya bik" Balas ara.
"Sekali lagi makasih ya bik" Ucap ara.
"Iya sama sama Non ara" Balas sumini.
Tak lama banyak notif dari ponsel ara.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.