BAB 16 BUKA MULUT! AAAA~

5.2K 724 23
                                    

YEAAAHHH!!!! TUGAS GUA DAH KELARR!!

...Ehem! Btw, maap molor beberapa hari. Oke, selamat membaca~

Vote, comment, follow!

Typo tandai!

.

.

Tok tok.

"Tuan Muda, ini saya, James. Boleh saya masuk?"

"!!!"

Semua orang membeku. Elfreda dan Gilbert mengalihkan pandangannya dari pintu. Mereka menatap manusia serigala, Yushe yang juga balik menatap mereka.

Selang beberapa detik-

"Bagaimana ini?!" –Gilbert.

"Sembunyikan! Sembunyikaaannnn!" –Elfreda.

"Tidak ada tempat untuk sembunyi di sini, nona!" –Gilbert.

Ya. Dua sosok itu berteriak tertahan sambil uring-uringan memikirkan cara untuk menyembunyikan Yushe. Namun itulah yang membuat Casius bingung.

"Kenapa kalian panik?"

Satu pertanyaan itu membuat Elfreda dan Gilbert menatap Casius. Elfreda yang duduk di samping pemuda itu bahkan sampai mencengkram kedua bahu kakaknya. Ekspresinya mengatakan seolah dia sangat serius sekarang.

"Kakak... Bukankah kakak tidak ingin identitas Yushe diketahui secepat ini?"

Casius mengangguk. Itulah mengapa ia ingin meminta Yushe kembali ke wujud serigalanya. Dan tampaknya Elfreda juga menyadari pikiran kakaknya itu.

Gadis kecil itu menatap Casius lebih tegas lagi. "Kakak..."

Casius mengangkat sebelah alisnya.

"Bayi werewolf tidak bisa kembali ke bentuk serigalanya setelah 'menjadi' manusia."

Casius mengedipkan matanya,

"Hah?"

Elfreda: "... (mengangguk)"

Casius: "?!!!!"

'Mampus lo, Cakra!'

***

Sementara orang-orang di dalam mengalami perang batin yang serius, beberapa pihak yang sejak tadi berdiri di luar kamar kebingungan karena tak ada balasan dari dalam.

James mengerutkan alisnya samar, namun ekspresi itu segera kembali karena profesionalitasnya. Menunggu dan menunggu, akhirnya James berinisiatif mengetuk pintu sekali lagi.

Tok tok.

"Tuan muda?"

Belum ada jawaban. Hingga beberapa saat kemudian, pintu tiba-tiba terbuka. Terpampanglah wajah prajurit muda yang kaku di sana.

"... Masuklah!" pinta Casius dari dalam.

"..."

Walau masih dalam keadaan bingung, James masih ingat dengan tugasnya. Pelayan itu mendorong troli yang penuh dengan makanan masuk ke kamar. Dua orang lagi mengikutinya dari belakang. Satu seorang pria tua dengan pakaian putih khas tabib, satu lagi seorang gadis muda dengan mata tertutup. 'Buta?' Ada bekas sayatan vertikal di masing-masing mata gadis itu.

"Saya membawakan makanan untuk Anda-"

Brakkk!

"?!"

James dan dua orang yang mengikutinya terperanjat ketika Gilbert menutup pintu dengan kasar. Tak hanya itu, Elfreda juga menutup gorden di kamar itu, menghalangi pandangan orang dari luar kamar.

Putra Bajingan Duke Adalah Seorang PsikologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang