DTYT-Commencer une relation

4.2K 911 296
                                    

Commencer une relation.

Starting a relationship.













"Sekarang kamu lihat sendiri, 'kan? Ini yang kamu mau? Dari awal, kamu memang cuma mau liat aku menderita aja! Kamu nggak benar-benar peduli sama aku! Kamu cuma kasihan! Kamu ternyata bisa sebegini teganya sama aku, ya? Aku beneran nggak nyangka!"

Melihat wanita di hadapannya menangis histeris, pria yang wajahnya tampak kuyu itu cuma bisa menghela napas panjangnya. Dia menyerah ketika tangannya dihempaskan begitu saja di sela tangis keras di derasnya hujan malam ini.

"Aku sama sekali nggak bermaksud buat menyakiti kamu!"

"Terus? INI APA? Kebohongan ini... Kamu, 'kan, yang memulai? Kamu yang ngebuat aku begini dan kamu bilang kalau kamu nggak berniat menyakiti aku? Omong kosong macam apa itu?"

Upih melipat bibirnya, berusaha menahan isaknya di sela tangis Sasmita, Henna, Resya, dan Ambar yang terdengar lumayan keras. Ia menoleh ke samping, ke arah tisu yang baru saja diberikan Handjoko yang kembali bergabung di ruang tengah kediaman orang tuanya setelah pamit sebentar untuk mengangkat teleponnya.

Tangan Upih dengan cepat menyambar tisu pemberian Handjoko itu dan menyekanya ke arah bawah mata, "Terima kasih, Mas," ucapnya pelan, sambil terisak.

Handjoko mengangguk, dia lalu memilih untuk duduk di sebelah Prambudi—Ayahnya—yang juga tampak serius menatap ke arah televisi di mana film yang dibintangi Upih dimainkan di sana.

Setelah acara makan siang, semua keluarga Handjoko—termasuk beberapa sepupu dan keponakannya—memutuskan untuk mengobrol dengan Upih yang hari ini khusus diundang Prambudi ke kediaman rumah orang tua pria itu untuk makan siang bersama sebelum dia harus kembali ke Jakarta sore nanti.

Upih yang menemukan kalau ini kesempatan yang baik untuk bisa dekat dengan keluarga Handjoko tentu tidak akan menyia-nyiakan undangan itu begitu saja. Wanita itu sempat menghubungi kedua orang tuanya, mengatakan kalau dia akan berkunjung ke rumah orang tua Handjoko untuk meminta izin juga.

Selain bersemangat, Upih juga merasa luar biasa gugup. Bukan cuma ini menjadi pengalaman pertama kalinya mengunjungi rumah orang tua Handjoko, Upih juga sudah berpikir macam-macam sampai tidak bisa tidur semalaman. Karena first impressionnya tidak bisa dibilang baik, Upih khawatir kalau keluarga Handjoko akan mengatakan hal macam-macam seperti menyuruhnya untuk menjauhi anak mereka, atau hal-hal buruk lainnya yang nyatanya tidak terbukti sama sekali.

Setelah menikmati makan siang dengan makanan khas Daher Reu yang ternyata begitu cocok dengan lidah Upih karena tidak jauh berbeda dengan makanan khas Indonesia yang kaya akan rempah, Upih disambut ramah oleh seluruh keluarga Handjoko. Dia bahkan diajak mengelilingi kediaman orang tua Handjoko yang besarnya mungkin 5 kali lipat dari rumah orang tuanya yang sering diolok Upih karena terlalu besar untuk ditinggali 2 orang saja.

Mereka sempat mengobrol di taman belakang, Upih juga dikenalkan dengan beberapa sepupu dan keponakan Handjoko yang memang diundang juga untuk makan siang di kediaman orang tua pria itu sampai akhirnya mereka berakhir di ruang tengah sambil menonton salah satu film Upih bersama-sama berkat rekomendasi dari Ambar ketika mereka kehabisan ide untuk menghabiskan waktu siang ini.

"I love you..."

"Nggak... Semuanya udah terlambat, Di... Aku nggak bisa percaya lagi..."

Tangis Upih dan para wanita lain semakin terdengar keras, meski tertahan. Semua fokus mengarah ke adegan di mana Cinta—peran yang dimainkan Upih—menolak pernyataan cinta dari suaminya yang ternyata selama ini membohonginya karena merasa bertanggung jawab akibat dialah yang dulu pernah mencelakai Cinta dan membuat wanita itu harus mengalami waktu-waktu sulit sendirian.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang